Seringkali manusia merasa senang ketika perbuatan baiknya disanjung oleh orang lain dan akan merasa kecewa ketika tidak ada yang memujinya, orang tersebut tidak akan melakukan perbuatan baik karena merasa tidak ada orang yang akan melihatnya. Hal tersebut merupakan penyakit hati yang dapat merugikan diri sendiri yaitu akan menghapus amal ibadahnya. Agar kita terhindar dari hal tersebut mari kita belajar beberapa penyakit hati yang dapat merusak amal perbuatan.
1. Hasad
Hasad memiliki makna iri, dengki. Iri diartikan sebagai perasaan kurang senang ketika melihat orang lain mendapat suatu kesenangan. Iri merupakan salah satu bentuk gangguan mental dan penyakit hati, karena semakin dia iri maka semakin dia merasa gelisah.
Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadist mengenai larangan bersikap hasad yang artinya “Jagalah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar.” (H.R. Abu Dawud). Berdasarkan hadist tersebut perilaku hasad dapat mempengaruhi amal kebaikan yang sudah dilakukan.
Akibat dari sifat hasad menyebabkan tidak sempurnanya iman seseorang. Orang yang memiliki sifat hasad akan selalu memikirkan suatu cara agar bisa mendapatkan nikmat yang didapatkan orang lain, orang tersebut juga akan merasa iri dengan orang lain sehingga ia tidak akan pernah rela melihat orang lain merasakan kenikmatan. Apabila sifat hasad sudah tertanam dalam jiwa seseorang maka akan sangat sulit sembuh.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat hasad diantaranya berusaha ridha degan segala takdir dan ketetapan dari Allah, mengendalikan pikiran dan tindakan yang positif, serta menjadikan ridha Allah sebagai cita-cita tertinggi.
2. Ujub
Ujub menurut ulama’ memiliki arti rasa senang atau gembira terhadap diri sendiri dan segala seuatu yang ada pada dirinya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Ujub termasuk salah satu dosa besar, Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 31 yang artinya “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan jangnlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” Sebagian ulama mengkategorikan ujub sebagai bagian dari syirik yang dapat menghapus amal baik.
Akibat dari sifat ujub dapat menutupi kebaikan seseorang, mendapat kekalahan, menimbulkan kebencian, menghapus amal baik, menjauhkan manusia dari jalan Allah, mendekatkan manusia kepada perilaku setan, membentuk kepribadian yang buruk, serta mendapatkan murka dari Allah.
Suatu hal yang bisa kita lakukan agar terhindar dari sifat ujub yaitu; tidak memandang rendah sesama manusia, senantiasa ingat bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah baik itu jabatan, ilmu, harta semua hanya titipan dari Allah. Harta yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti, oleh karena itu kita harus bisa menggunakan titipan dari Allah untuk sesuai yang baik.
3. Riya’
Riya’ memiliki arti mencari simpati kepada orang lain dengan memperlihatkan hal kebajikan, orang yang berbuat riya’ adalah orang yang beribadah dengan memperlihatkan ibadahnya kepada orang lain. Riya’ dapat diartikan dengan memperlihatkan diri kepada orang lain supaya diketahui perbuatannya baik melalui ucapan, tindakan, atau sikap. tujuan dari riya’ adalah untuk mendapat pujian dan perrhatian dari orang lain. Riya’ merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah. Dijelaskan dalam surat al-Ma’un ayat 4-6 yang artinya “Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya’.“
Ciri-ciri orang yang berperilaku riya’ diantaranya yaitu malas jika tidak ada orang lain yang melihatnya, rajin jika ada orang lain yang melihatnya, jika dipuji dia akan menambah amalnya jika tidak maka akan dikurangi. Orang yang memiliki sifat riya’ akan muncul akibat negatif dalam tindakannya seperti tidak pernah ikhlas dalam beramal, tidak jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, suka pamer, selalu ingin dipuji dari orang lain, amal perbuatan yang disertai dengan riya’ tidak bernilai pahala dan Allah akan murka.
Agar kita selalu mendapat ridha Allah maka kita harus bisa menghindar dari sifat riya’ dengan cara mengerjakan salat bersedekah atau amal perbuatan yang lain dengan niat semata-mata karena ingin mencari ridha Allah. Allah memuji orang-orang yang bisa merahasiakan perbuatannya.
Beberapa hikmah menghindari sifat riya’ diantaranya melatih diri untuk selalu ikhlas ketika melakukan suatu amal ibadah semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah, melatih diri agar selalu berbuat jujur, terhindar dari sikap suka pamer. Orang yang menghindari riya’ akan mendapatkan pahala dari Allah.