Dari waktu ke waktu, lingkungan terus menerus mengalami perubahan secara fisik. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Baik faktor yang disebabkan oleh alam atau diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Perubahan lingkungan ini dapat memberi dampak positif atau negatif bagi manusia serta makhluk lainnya. Namun untuk dampak yang ditimbulkan oleh alam, umumnya akan menyebabkan kerugian bagi manusia dan makhluk lainnya.
Lantas, apa sajakah faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi lingkungan secara fisik? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Hujan
Dalam kuota yang normal, hujan sangatlah bermanfaat bagi semua mahkluk, terutama petani yang harus mengairi sawah dan menyirami tanaman di lahan pertaniannya. Namun jika curuh hujan terlalu tinggi, bencana yang akan terjadi.
Di wilayah perkotaan yang padat oleh bangunan dan tak memiliki sistem drainase yang baik, hujan dengan intensitas tingga dapat menyebabkan banjir melanda. Sementara di daerah pegunungan atau perbukitan yang gundul, hujan dapat memicu tanah longsor.
Akibat dari banjir dan tanah longsor inilah lingkungan dapat berubah secara fisik. Sebab material yang dibawa oleh air saat longsor terjadi mengikis permukaan tanah, hingga bentuk fisiknya pun akan mengalami perubahan.
2. Angin
Saat angin sepoi-sepoi menghembus wajah dan tubuh kala berkeringat memanglah sangat menyenangkan. Nyaman. Angin semacam ini pun membantu berbagai mana tumbuhan untuk berkembang biak dengan menyebarkan serbuk bunga.
Namun bagaimana bila bukan angin sepoi-sepoi yang berembus, namun angin kencang? Apakah angin masih menyenangkan?
Tentu saja tidak.
Angin yang terlampau kencang malah akan membawa kehancuran. Terutama bila angin itu membentuk pusaran yang biasa disebut angin puting beliung atau badai topan.
Daerah yang dilalui oleh badai ini, sudah barang tentu akan porak poranda. Bahkan badai yang terjadi di padang pasir dapat menyebabkan berubahan bentuk bentuk gurun. Sehingga merubah bentuk lingkungan secara fisik.
3. Gelombang Air Laut
Gelombang air atau yang secara sederhana disebut ombak, biasanya menjadi salah satu daya tarik dari sebuah pantai. Gulungan airnya yang menambrak sisi daratan atau tepian karang tampak lembut tak membahayakan.
Namun tahukah kamu, benturan lembut ombak itu dapat mengikis daratan, bahkan karang yang begitu kerasnya.
Landainya tepi pantai berpasir putih yang sering kita temui itu sebetulnya merupakan batu karang yang habis dikikis ombak secara terus menerus, hingga menjadi butiran pasir yang halus. Karang-karang terjal, gua-gua di tepi pantai pun terbentuk oleh ombak yang mengikisnya selama berabad-abad.
Pada objek tertentu, dapat dari pengikisan ini elok dipandang. Namun jika pengikisan ini terjadi pada daratan (disebut abrasi) secara terus menerus, permukaan bumi dapat berubah. Atau secara ekstrem, abrasi dapat tenggelam pulau kecil di sekitas pantai.
Kerena kekhawatiran akan abrasi inilah, daerah di tepi pantai seringkali ditanami pohon-pohon bakau yang berfungsi untuk menahan gelombang air yang dapat menyebabkan abrasi parah.
4. Gempa Bumi
Gempa bumi yang berskala tinggi dapat membuat permukaan bumi terbelah, bahkan menghancurkan gedung-gedung dan perumahan. Yang barang tentu menyebabkan perubahan permukaan Bumi secara fisik.
Gempa bumi sendiri terbagi atas dua jenis, yakni gempa vulkanik dan tektonik. Di mana gempa vulkanik terjadi sebagai akibat dari aktivitas gunung berapi. Sementara gempa tektonik terjadi akibat dari pergeseran lempeng bumi.
5. Gunung Meletus
Ketika sebuah gunung meletus, magma, pasir, batu, serta abu vulkanis akan menyembur keluar. Menimbun area pertanian, perkebunan, hingga pemukiman penduduk. Menyebabkan perubahan bentuk lingkungan secara fisik.
Kendati begitu banyaknya dampak buruk dari meletusnya gunung berapi, tetap ada keuntungan yang kemudia dapat di manfaatkan. Selain material alam seperti batu-batu, tanah yang diselimuti menguntungkan abu vulkanik akan menjadi lebih subur.