5 Penyebab Tanah Tandus dan Cara Menyuburkannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
tanah tandus
Tanah tandus

Tanah adalah media yang paling umum digunakan untuk bercocok tanam. Namun sayangnya ada beberapa tanah yang tidak baik untuk menanam karena tidak subur.

Ada juga tanah yang awalnya subur namun berubah menjadi tandus atau kering karena beberapa hal. Berikut ini faktor yang dapat menyebabkan tanah menjadi tandus dan cara mengatasinya.

Tanah yang tandus adalah musuh utama bagi para petani karena hasil panennya tidak akan maksimal atau bahkan tanamannya tidak dapat tumbuh. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab tanah menjadi tandus atau kering. 

1. Minim Kandungan Clay

Clay adalah tanah yang mengandung lempung atau sering disebut juga dengan tanah liat atau tanah lempung. Clay ini bermanfaat untuk menjaga kandungan nutrisi dalam tanah.

Hal tersebut karena di dalam clay terdapat muatan yang akan berhubungan dengan material organik dan juga nutrisi yang dibutuhkan tanah. Oleh sebab itu jika kandungan clay dalam tanah sedikit maka tanah akan kekurangan nutrisi dan menjadi tidak subur. 

2. Minimnya Unsur Hara dalam Tanah

Unsur hara menjadi salah satu komponen penting dalam tanah karena mengandung kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan kandungan lainnya. Kandungan-kandungan tersebut sangat dibutuhkan tanaman untuk berkembang.

Zat hara ini bisa hilang karena beberapa hal seperti kebakaran hutan ataupun banjir sehingga menghanyutkan unsur tersebut. Selain itu tanah yang digunakan berkali-kali setelah panen juga mengalami penurunan kandungan hara. 

3. Curah Hujan 

Intensitas hujan atau tingkat curah hujan juga turut menjadi penyebab ketidaksuburan tanah. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat berpengaruh terhadap sifat kimia tanah. 

Di dalam tanah terdapat unsur kation basa yang mudah tercuci.  Terlebih jika curah hujan tinggi maka kation basa tersebut akan semakin sering tercuci dan hilang. Akibatnya tanah akan bersifat asam sehingga tidak cocok lagi untuk ditanami.

Namun  curah hujan yang sedikit juga akan menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Hal tersebut karena jika tanah tidak mengandung banyak air maka tidak bisa menjadi tempat tinggal bagi makhluk organisme lain dan menghambat pembentukan materi organik tanah. 

4. Penggunaan Pupuk Kimia Berlebihan 

Pupuk adalah salah satu bahan yang digunakan oleh petani guna mempercepat percepat pertumbuhan tanaman. Namun penggunaan pupuk terlebih yang anorganik atau kimia secara sembarangan akan merusak tanah. 

Penggunaan pupuk secara berlebihan akan menyebabkan tanah kehilangan zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah. Apabila hal tersebut terjadi maka tanah akan kehilangan daya ketahanannya dan menjadi tandus. 

5. Banyak Mengandung Kapur dan Gypsum

Tanah memiliki banyak jenis dan macam dengan karakteristik yang berbeda-beda. Salah satu jenis tanah adalah tanah yang banyak mengandung zat kapur atau dikenal sebagai tanah kapur.

Tanah jenis ini dikenal tidak cocok untuk menanam karena tanah ini tidak memiliki humus sehingga tidak subur. Begitu juga dengan tanah yang terlalu banyak mengandung gypsum akan menjadi tandus dan kering. 

Cara Menyuburkan Tanah yang Tandus 

Tanah yang tandus, kering dan tidak subur bukan berarti harus ditinggalkan begitu saja. Tanah ini dapat subur kembali apabila ditangani dengan tepat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyuburkan kembali tanah yang tandus. 

1. Pemberian Pupuk Ramah Lingkungan

Tidak semua pupuk akan merusak tanah dan lingkungannya. Pemberian pupuk ramah lingkungan justru akan membantu tanah menjadi subur lagi. Pupuk yang digunakan adalah jenis kompos yang berasal dari sisa tanaman dan hewan.

Selain pupuk kompos juga bisa menggunakan pupuk kandang yakni pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Pupuk tersebut dapat membantu tanah untuk menguraikan materi organik lebih cepat. 

2. Mengontrol Ph Tanah

Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki kandungan netral yakni tidak basa dan juga tidak kering. Jika menemui tanah basa ataupun asam maka bisa mengontrolnya dengan menambahkan bahan atau zat tertentu sesuai kebutuhan.

Apabila tanah terlalu asam maka bisa menambahkan kapur atau pupuk Phospat secara intensif. Sedangkan jika kandungan Ph tanah terlalu tinggi atau basa maka dapat menambahkan sulfur atau belerang. 

3. Mengontrol Salinitas 

Selain Ph tanah, tingkat salinitas dalam tanah juga harus tetap terjaga. Salinitas adalah kandungan garam yang terlarut di dalam tanah. Apabila salinitas yang terkandung dalam tanah terlalu tinggi maka harus dikurangi sebab nanti tanaman tidak dapat tumbuh.

Cara mengurangi kadar salinitas tanah yaitu dengan memberikan asam humat. Cara lain agar kadar salinitasi tetap terjaga bisa dengan menggunakan sistem irigasi. Hal tersebut karena air secara alami sudah mengandung garam sehingga sedikit demi sedikit akan terkumpul dan disimpan oleh tanah. 

4. Membajak Sawah

Kegiatan membajak sawah tentunya sudah sangat sering dilakukan oleh para petani setelah masa panen. Tanah yang rutin dibajak akan membalikkan tanah sehingga bisa menjadikan tanah menjadi gembur dan subur. Membajak sawah dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan mesin seperti traktor.

5. Menjaga Organisme Penyubur tanah

Ekosistem di dalam tanah seperti cacing dan konsorsium mikroba tanah dapat menjaga kesuburan tanah. Cacing mampu menyuburkan tanah karena mineral yang dicernanya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu kotoran cacing juga kaya akan kandungan hara yang sangat dibutuhkan tanah agar tidak kering dan tandus. 

6. Menggunakan Penutup Mulsa

Mulsa adalah bahan material guna menutup tanaman agar tanah tidak terkena matahari secara langsung sehingga kelembabannya terjaga. Selain itu penggunaan mulsa dapat mencegah pertumbuhan rumput yang dapat mengganggu tanaman budidaya. 

Mulsa terdiri dari dua jenis yakni mulsa organik dan mulsa anorganik. Mulsa organik contohnya adalah  jerami, kulit buah, kertas atau kulit kacang sedangkan mulsa anorganik contohnya plastik dan batu. Beberapa tanaman seperti semanggi, ubi jalar dan kacang-kacangan juga dapat dimanfaatkan sebagai mulsa. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn