Daftar isi
Pupuk kandang sangat diperlukan atau dibutuhkan sekali oleh tanaman agar ia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Seperti namanya, pupuk kandang ini terbuat dari bahan dasar yaitu kotoran binatang.
Pupuk kandang biasanya digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Tanaman yang diberi pupuk kandang ini nantinya akan menghasilkan panen yang alami dan bagus.
Pengertian Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang digunakan untuk menyuburkan tanaman karena di dalamnya tersedia unsur hara dan berasal dari kotoran binatang. Pupuk kandang berguna untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi dari tanah.
Penggunaan pupuk kandang bagi tanaman mendukung terciptanya sistem pertanian yang organik dan dapat menghasilkan produk produk yang alami dan lebih sehat.
Manfaat Pupuk Kandang
Penggunaan pupuk kandang bagi pertanian memberikan beberapa manfaat yaitu ketersediaan unsur hara makro dan mikro dan daya ikat ion tinggi yang berada dalam tanah.
Selain itu juga unsur dalam tanah dapat dengan mudah diperbaiki dengan penggunaan pupuk kandang.
Manfaat yang lainnya yaitu mudah untuk ditembus akar tanaman dan juga mengandung sejumlah mikroba yang berfungsi untuk dekomposisi bahan organik.
Kelebihan Pupuk Kandang
Kelebihan dari menggunakan pupuk kandang dalam pertanian yaitu dapat merangsang aktivitas biologi pada tanah dan juga meningkatkan daya dalam menahan air dan memperbaiki struktur pada tanah.
Kelebihan yang lainnya yaitu pupuk kandang mendukung kehidupan mikroorganisme yang ada di dalam tanah agar semakin berkembang. Karena mikroorganisme memiliki peran yang penting dalam mengubah sisa dari tanaman menjadi humus.
Kekurangan Pupuk Kandang
Kekurangan dari menggunakan pupuk kandang yaitu pupuk kandang merupakan pupuk organik yang tidak dapat memberikan hasil yang cepat atau instan.
Jika pada pupuk kimia biasanya akan lebih cepat, dikarenakan kadar dari pupuk kandang masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan pupuk kimia.
Untuk hasil yang maksimal juga diperlukan banyak pupuk kandang bila ingin menyamai kinerja dari pupuk kimia.
Jenis-Jenis Pupuk Kandang
Pupuk kandang dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya, yaitu:
- Kotoran Sapi
Pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi ini memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat dari kotoran sapi merupakan senyawa rantai karbon yang nantinya mengalami proses dekomposisi lebih lanjut.
Dalam proses dekomposisi memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran sapi tersebut. Maka harusnya tidak menggunakan kotoran sapi yang masih segar, namun perlu dalam pematangan atau pengomposan terlebih dahulu.
Para petani sering menyebut pupuk kandang dari sapi ini sebagai pupuk dingin dikarenakan kotoran sapi memiliki kadar air yang tinggi.
Kotoran sapi yang dikomposkan dengan sempurna jika warnanya sudah hitam gelap, bertekstur gembur, tidak berbau dan juga tidak lengket.
- Kotoran Kambing
Kotoran kambing pada umumnya memiliki bentuk butiran bulat. Kotoran kambing juga harus dikompos terlebih dahulu sebelum digunakan. Ciri ciri kotoran kambing yang sudah matang yaitu kering, tidak berbau dan juga memiliki suhu yang dingin.
Di dalam kotoran kambing terdapat kandungan K yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk lainnya. Pupuk ini cocok untuk diterapkan pada pemupukan kedua yaitu untuk merangsang tumbuhnya buah dan juga bunga.
- Kotoran Ayam
Biasanya kotoran ayam ini diminati oleh petani sayuran daun dikarenakan reaksinya yang begitu cepat dan cocok dengan karakter sayuran daun. Pada kotoran ayam terdapat kandungan unsur hara N yang tinggi dibandingkan dengan kotoran hewan lainnya.
Unsur N pada kotoran ayam juga bisa diserap tanaman secara langsung dan tidak perlu melalui proses pengomposan. Disamping beberapa kelebihan dari kotoran ayam, ia juga rentan membawa bibit penyakit.
Oleh karena hal tersebut, pemanfaatan dari kotoran ayam ini harus hati hati dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
- Air Kencing
Selain kotoran beberapa hewan yang digunakan untuk bahan dasar dari pupuk kandang, air kencing juga bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Di dalam urine atau air kencing mengandung nitrogen yang tinggi.
Selain nitrogen, urin juga mengandung sulfur dan juga pospat. Urine yang populer dan sering digunakan yaitu urine dari kelinci dikarenakan mengandung unsur hara N yang tinggi, mencapai 2,72%.
Cara penggunaan dari urine kelinci ini juga cukup mudah, yaitu mengencerkan 1 liter urine ke dalam 20 liter air bersih. Campuran air dan urine kelinci tersebut disemprotkan pada tanaman dan sebagai pupu daun.
Pupuk kandang dari urine juga bisa dicampurkan dengan pupuk kandang lainnya yang berbentuk padat.
Pengomposan Pupuk Kandang
Pengomposan pupuk kandang memberikan beberapa manfaat, diantaranya menguraikan bahan bahan organik yang berada di dalam kotoran. Sehingga nantinya akan menjadi sumber sumber hara yang stabil dan bisa diserap oleh tanaman yang diberikan pupuk kandang tersebut.
Pada proses pengomposan pupuk kandang nantinya menghasilkan energi panas, energi panas tersebut bermanfaat untuk membunuh bibit penyakit dan juga mematikan biji-bijian gulma.
Biasanya pupuk kandang yang sudah melalui proses pengomposan akan lebih aman dari beberapa penyakit dan juga hama tanaman.
Pengomposan pupuk kandang akan lebih efektif jika ditambahkan dengan inokulan yaitu EM3 dan dibolak balikkan setiap harinya.
Pengaplikasian Pupuk Kandang
Pengaplikasian dari pupuk kandang berbeda beda baik di lahan kering maupun persawahan. Penggunaan pupuk kandang di lahan kering diberikan dengan cara yaitu ditebarkan di atas tanah, dicampur pada saat melakukan pengolahan tanah dan bisa juga diberikan di lubang tanam.
Para petani sayuran biasanya memberikan pupuk kandang dalam jumlah yang besar, yaitu dengan dosis 20-70 ton per ha. Sedangkan untuk tanaman seperti jagung dan kacang dosisnya lebih sedikit.
Pemberian pupuk kandang tidak langsung efektif saat musim tanam pertama, namun hasilnya akan diberikan setelah musim tanam kedua dan juga selanjutnya. Biasanya jenis kotoran dari hewan unggas lebih memberikan hasil yang cepat dibandingkan dengan kotoran hewan lainnya.
Penggunaan pupuk kandang di lahan sawah lebih sedikit dibandingkan dengan lahan yang kering. Petani biasanya menggunakan tambahan dari pupuk kimia untuk di lahan sawah dengan dosis yaitu kuran dari 2 ton per ha.