Daftar isi
Perang Napoleon adalah salah satu perang terbesar dan bersejarah yang terjadi di dunia. Perang ini melibatkan berbagai negara di benua Eropa. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut ini penjelasan selengkapnya.
Perang Napoleon merupakan perang besar yang terjadi antara Kerajaan Perancis bersama sekutunya melawan Eropa yang dibentuk menjadi berbagai koalisi. Perang ini dipimpin oleh Napoleon I. Perang Napoleon ini menghasilkan periode dominasi Perancis terhadap sebagian besar benua Eropa.
Perang ini terjadi pada tahun 1803 hingga 1815. Selain itu, Perang Napoleon juga sering dikelompokkan menjadi lima konflik yakni koalisi ketiga pada 1805, koalisi keempat pada 1806 – 1807, koalisi kelima pada 1809, keenam pada 1813 – 1814 hingga koalisi ketujuh pada 1815.
Terjadinya Perang Napoleon ini disebabkan oleh adanya Revolusi Perancis. Adapun alasan mengapa Revolusi Perancis ini menjadi penyebab terjadinya Perang Napoleon antara lain:
Koalisi Pertama (1792-1797)
Usaha pertama untuk menghancurkan Perancis dimulai pada tahun 1792, saat beberapa kerajaan seperti Austria, Sardinia, Napoli, Prusia, Spanyol dan Britania Raya membentuk koalisi pertama. Tidak hanya itu, adanya undang-undang Perancis yang baru termasuk wajib militer secara serentak, pembaharuan sistem militer serta perang secara total telah memberikan kontribusi bagi kemenangan negara tersebut.
Kemudian peang berakhir saat Austria dituntut oleh Napoleon untuk menerima syarat-syarat dalam perjanjian Campo Formio. Sehingga kerajaan Britania Raya menjadi satu-satunya kerajaan yang tersisa di koalisi pertama ini.
Koalisi Kedua (1798-1800)
Peperangan yang terjadi di koalisi kedua dengan adanya pembentukan kerajaan-kerajaan seperti Austria, Britania, Napoli, Kesultanan Usmaniyah, Negara Gereja, Rusia dan juga Portugal. Pada 23 Agustus 1799, Napoleon kembali ke Perancis dan mengambil alih pemerintahan.
Ia menata ulang kembali sistem militer dan membuat pasukan cadangan untuk aksi militer di wilayah Rhine dan Italia. Hampir di semua pertempuran, Perancis lebih unggul. Napoleon berhasil memenangkan pertempuran dengan Austria di Italia pada 1800.
Dengan kemenangan tersebut, akhirnya koalisi kedua hancur. Namun lagi-lagi Britania Raya tetap kuat dan memberikan pengaruh besar kepada negara lainnya untuk mengalahkan Perancis.
Koalisi Ketiga (1805)
Perang Napoleon dimulai pada koalisi ketiga. Saat Napoleon ingin menyerang Inggris dan menyusun sekitar 180.000 tentara di Boulogne. Akan tetapi untuk rencananya tersebut, ia memerlukan keunggulan laut atau bisa memukul mundur Britania Raya dari Selat Inggris.
Namun sayangnya Napoleon tidak akan pernah memperoleh kesempatan untuk menantang Britania Raya di laut. Akhirnya, ia membatalkan seluruh rencananya untuk menyerang kerajaan tersebut serta membalikan perhatiannya ke musuhnya di Benua Eropa sekali lagi. Setelah itu, tentara Perancis meninggalkan Boulogne dan bergerak ke Austria.
Pada 2 Desember 1805, Napoleon menyerbu gabungan tentara dua negara yakni Austria dan Rusia yang berada di Moravia, Austerlitz. Inilah yang menjadi kemenangan terbesar Napoleon. Hal ini dibuktikan dengan jumlah korban jiwa, di mana Napoleon hanya kehilangan 7000 tentara, sedangkan tentara gabungan sebanyak 25.000 jiwa,
Akhirnya, Austria menandatangani kesepakatan Pressburg dan keluar dari koalisi pad 26 Desember 1805. Perjanjian ini berisi bahwa Austria menyerahkan Venesia kepada pemerintahan Perancis yang mencakup Italia dan Tyrol hingga Bayern.
Koalisi Keempat (1806-1807)
Koalisi keempat ini dibentuk oleh beberapa negara seperti Rusia, Saxon, Swedia, Prusia dan juga Inggris. Sedangkan, Napoleon membentuk konfederasi Rhein untuk menyatukan negara-negara yang ada di Jerman pada Juli 1806.
Atas desakan Napoleon dan perpecahan kerajaan Jerman, akhirnya Kaisar Franz II dari Austria menyatakan Kerajaan Romawi Suci bubar. Namun, karena tidak bisa menerima akhirnya Frederich Wilhelm III dari Prusia membuat keputusan berani dengan menyatakan perang secara terpisah untuk melawan Perancis dan negara koalisi.
Sekitar 14 Oktober 1806, Napoleon mengalahkan tentara Prusia di Jena. Hampir sebanyak 160.000 tentara Perancis menyerang Prusia dengan strategi jitu dan pergerakan yang cepat. Akhirnya, ia berhasil menghancurkan sekitar sepertempat juta tentara Prusia, dengan jumlah korban 25.000 orang, tahanan 150.000 orang, 4.000 sitaan artileri, dan juga lebih dari 100.000 musket.
Berbagai bantuan diberikan kepada Prusia dan Rusia. Namun Perancis berhasil memaksa Rusia untuk mundur ke utara leih jauh lagi. Akhirnya, pemimpin Tsar Alexander terpaksa membuat perdamaian dengan Napoleon di Tilsit pada 7 Juli 1807.
Koalisi Kelima (1809)
Koalisi kelima ini terdiri dari Britania Raya dan Austria yang dibentuk untuk melawan Prancis di daratan. Sedangkan di laut, Inggris kembali berperang sendirian melawan sekutu-sekutu dari Napoleon. Dari segala bentuk peperangan yang terjadi, akhirnya perang koalisi kelima ini berakhir dengan dibentuknya kesepakatan Schonbrun pada 14 Oktober 1809.
Kerajaan Perancis mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1810 dengan wilayah kekuasan yang semakin luas. Sedangkan Inggris dan Portugal tetap menjaga wilayahnya di sekitar Lisbon.
Akhirnya Napoleon menikah dengan seorang putri dari Austria bernama Marie Louise dengan tujuan untuk mempererat aliansi Perancis dengan Austria serta mendapatkan keturunan untuk menjadi putra mahkota baru.
Koalisi Keenam (1812-1814)
Koalisi keenam ini terdiri dari Prusia, Swedia, Austria dan beberapa negara kecil di Jerman untuk ikut dalam peperangan kembali. Peperangan pun segera terjadi di Lutzen dan Bautzen yang menimbulkan kerugian besar di pihak koalisi yakni sejumlah 40.000 jiwa. Bahkan tercatat lebih dari 250.000 tentara yang terlibat dalam dua peperangan ini.
Kesuksesan Napoleon dalam dua peperangan melawan koalisi keenam tentunya membawa pengaruh besar terhadap kekuatan angkatan perangnya. Ketika itu, jumlah angkatan perangnya meningkat menjadi 650.000 tentara.
Pada 9 Maret 1814, terdapat perjanjian yang menyatakan bahwa koalisi tetap dipertahankan hingga pasukan Napoleon dapat dikalahkan seluruhnya. Meskipun sudah diambang kekalahan, Napoleon tetap memutuskan untuk berperang. Akhirnya, Napoleon kalah dan turun tahta pada 6 April 1814. Pihak koalisi kemudian memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke Pulau Elba dan mengembalikan Perancis menjadi kerajaan dan juga mengangkat Louis XVIII menjadi raja.
Koalisi Ketujuh (1815)
Kekalahan Napoleon ternyata tidak menghentikan perang tersebut. Koalisi ketujuh ini dibentuk kembali oleh beberapa negara seperti Britania Raya, Prusia, Rusia, Swedia, Austria dan juga Belanda di Jerman pada 1815 setelah larinya Napoleon dari Pulau Elba.
Napoleon mengumpulkan tentara yang masih setia kepadanya dan menurunkan jabatan raja Louis XVIII. Sekitar 280.000 tentara yang Napoleon kumpulkan dengan dipecah menjadi beberapa kesatuan. Namun setelah melalui banyak peperangan dengan koalisi ketujuh ini, akhirnya karena adanya perlawanan rakyat yang menolak, para politisi memaksa Napoleon untuk turun jabatan pada 22 Juni 1815.
Meskipun demikian, perang sopradis masih terus berlanjut di sepanjang perbatasan timur dan juga di luar kota Paris. Hingga akhirnya disepakati gencatan senjata pada 4 Juli. Kemudian Napoleon menyerahkan dirinya ke Skuadron Inggris pada 15 Juli yang selanjutnya membuangnya lagi ke pulau Saint Helena. Di pulau inilah merupakan tempat dirinya meninggal pada 5 Mei 1821.
Adapun beberapa dampak dari terjadinya Perang Napoleon sebagai berikut:
Adapun beberapa fakta dari Perang Napoleon sebagai berikut:
Perang Napoleon merupakan perang yang terjadi antara Kerajaan Perancis dengan kekuatan Eropa yang dibentuk melalui koalisi. Perang ini telah melahirkan banyak koalisi yang terdiri dari negara-negara di Eropa.
Perang ini terbagi menjadi lima konflik penting yakni koalisi ketiga pada 1805, koalisi keempat pada 1806 – 1807, koalisi kelima pada 1809, keenam pada 1813 – 1814 hingga koalisi ketujuh pada 1815.
Perang ini berakhir setelah Napoleon I kalah dalam peperangan dengan menyerah kepada skuardon Inggris.