Sejarah

6 Perang Paling Berdarah di Dunia Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbagai peristiwa bersejarah terjadi silih berganti. Salah satunya adalah perang yang terjadi akibat konflik karena kekuasaan maupun tindakan lainnya yang memicu menyulut terjadinya perang. Akan tetapi beberapa perang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar karena lingkup perang yang sangat luas ataupun durasi peperangan yang relatif lama.

Dalam sejarah, tercatat banyak perang dengan kerugian besar, tidak hanya secara fisik, seperti kehancuran atau kerugian secara material, tetapi juga menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa sehingga disebut dengan perang yang ‘berdarah’. Berikut adalah 6 perang paling berdarah di dunia.

1. Perang Dunia Ke-II

Perang Dunia II merupakan perang yang terjadi antara Kubu Poros yang terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang dengan Kubu Sekutu yang terdiri atas Inggris, Prancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Perang ini terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945.

Perang yang berlangsung di benua Eropa, Asia, dan beberapa wilayah lainnya ini salah satunya ditandai dengan invasi Jepang ke Amerika Serikat melalui penyerangan Pearl Harbor, Hawaii. Selain itu, terdapat pula invasi yang dilakukan Italia dan Jerman sebelumnya sehingga dianggap sebagai tanda dimulainya peperangan.

Naasnya, perang ini justru menjadi perang paling berdarah nomor satu di dunia sebab jumlah korban jiwa yang sangat banyak. Dari pihak Uni Soviet saja diketahui terdapat 20 ribu tentara sudah pergi. Sedangkan dari Amerika korbannya sekitar 500 ribu jiwa.

2. Perang Sino-Jepang II

Perang Sino-Jepang II adalah perang yang terjadi antara Tentara Revolusioner Nasional Republik Cina dan Tentara Kekaisaran Jepang pada tahun 1937 dan 1945. Banyak yang meyakini bahwa perang ini diawali oleh insiden jembatan Marco Polo yang kemudian menjadi sebuah perang besar.

Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa perang ini bermula dari pengeboman Pearl Harbor yang merupakan pangkalan milik AS pada tahun 1941. Oleh sebab itu, Amerika Serikat memberikan bantuannya pada Tiongkok yang memang sudah memiliki selisih dengan Jepang sehingga pertempuran tentu tidak dapat dihindari.

Perang ini berakhir bersamaan dengan akhir perang pasifik ketika jatuhnya bom atom di Jepang pada tahun 1945. Diketahui sekitar 25 juta penduduk sipil meninggal dunia dan lebih dari 4 juta tentara militer Cina dan Jepang juga meninggal dunia.

3. Penaklukan Dinasti Ming oleh Dinasti Qing

Transisi antara pemerintahan Dinasti Ming ke Dinasti Qing sangat penuh dengan keributan. Terjadi sebuah pemberontakan yang berlangsung sejak tahun 1618 sampai tahun 1644 atau sekitar 40 tahun lamanya. Salah satu peristiwa yang membuat pemberontakan semakin menyebar ketika Hong Taiji, pemimpin Dinasti Qing memahkotai dirinya sendiri.

Perang yang awalnya hanya terjadi di lingkungan kerajaan, lambat laun justru menjadi salah satu pemberontakan yang disebut juga sebagai salah satu konflik berdarah terburuk di Cina sebab korban jiwa dari proses penaklukan ini mencapai sekitar 25 juta orang walau pada akhirnya Dinasti Qing berhasil menjadi rezim yang baru.

4. Pemberontakan Taiping

Tidak hanya pemberontakan sebelumnya, di Cina juga terdapat salah satu perang paling berdarah lainnya, yakni pemberontakan Taiping. Pemberontakan tersebut terjadi pada tahun 1850 sampai 1864 antara Dinasti Qing dengan gerakan millenarian Kristen dari Kerajaan Surgawi Taiping.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Hong Xiuquan ini cukup berhasil di Tiongkok, bahkan mereka dapat menguasai kota utama Nanjing selama 10 tahun dan lama kelamaan kelompoknya memiliki persenjataan yang terorganisir. 

Sayangnya, ketika mereka ingin melaksanakan pengepungan di Nanjing sebagai perjuangan tertingginya, pasukan Qing justru bekerja sama dengan Eropa. Hal tersebut menyebabkan pemberontakan tersebut gagal. Meskipun tidak diketahui angka pastinya, tetapi diperkirakan pemberontakan ini mengakibatkan kematian 20-30 juta orang.

5. Perang Dunia Ke-I

Perang Dunia I menjadi perang antara terjadi pada tahun 1914 hingga 1918. Penyebab dari perang ini salah satunya adalah terbunuhnya putra mahkota kekaisaran Austria-Hongaria bernama Franz Ferdinand oleh orang Serbia, yaitu Gavrilo Princip sehingga menimbulkan peperangan di kedua negara tersebut. Akan tetapi, dalam peperangan ini beberapa negara Eropa ikut campur sehingga menjadi cikal bakal PD I.

Perang ini terjadi antara kelompok poros, yakni Jerman, Austria-Hongaria, Kekaisaran Ottoman dan Bulgaria melawan pihak sekutu, yakni Rusia, Prancis, dan Inggris hingga akhirnya Amerika Serikat bergabung karena Jerman menenggelamkan kapal mereka. Akhirnya, perang ini dimenangkan oleh sekutu, tetapi setidaknya 18 juta orang termasuk 7 juta di antaranya adalah warga sipil meninggal dunia.

6. Pemberontakan An Lushan

Pemberontakan An Lushan dilakukan kepada Dinasti Tang di Cina. Pemberontakan ini terjadi antara tahun 755 dan 763 atau pada era China kuno. Penyebabnya adalah keinginan An Lushan untuk merebut kekuasaan Dinasti Tang, bahkan ia sudah menyebut dirinya sendiri sebagai kaisar Dinasti Yang dan mendirikan dinasti tersebut di utara China.

Akan tetapi, An Lushan justru dibunuh oleh anaknya yang bernama An Qing Xu sebelum ia dapat benar-benar menguasai wilayah Dinasti Tang. Meskipun cukup sulit untuk mendapatkan data yang akurat, terdapat sensus yang dilakukan beberapa tahun setelahnya yang menunjukkan bahwa sekitar 36 juta orang atau setidaknya 2/3 dari populasi China meninggal dunia.

Demikianlah 6 perang paling berdarah di dunia. Kesimpulannya, perang merupakan bagian dari sejarah yang terjadi akibat konflik, baik karena perebutan kekuasaan maupun peristiwa penyulut lainnya. Beberapa perang terjadi dalam lingkup yang sangat besar sehingga tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga korban jiwa.

Beberapa perang yang menimbulkan korban jiwa sangat besar sehingga disebut perang paling berdarrah, yaitu Perang Dunia Ke-II, Perang Sino-Jepang II, Penaklukan Dinasti Ming oleh Dinasti Qing, Pemberontakan Taiping, Perang Dunia Ke-I, Pemberontakan An Lushan.