Perbedaan E-commerce, Marketplace dan Online Shop yang Perlu dipahami

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seiring berkembangnya teknologi, segala hal dapat dilakukan secara online, termasuk dengan urusan berbelanja. Sebagian besar dari kita mungkin sudah sering melakukannya, berbelanja dari rumah hanya dengan bermodalkan gadget di tangan. Tentunya, kita juga sering mendengar tentang istilah e-commerce, markerplace, dan online shop baik itu di iklan televisi, handphone, atau dalam percakapan sehari-hari. Istilah-istilah tersebut pasti tidak asing dan sering diperbincangkan dalam perkembangan dunia yang modern saat ini.

Meskipun demikian, bisa saja kita tidak memahami betul makna dan perbedaan dari e-commerce, markerplace, dan online shop. Untuk menerapkan penggunaan istilah-istilah tersebut dengan tepat, kita akan mempelajari dan melihat perbedaan ketiganya.

E-commerce

E-commerce adalah website yang secara khusus dibuat hanya untuk menjual produk dari suatu brand tertentu. Jadi, tidak ada produk dari brand lain yang dijual di website tersebut. Biasanya, brand toko online yang sudah besar atau profesional mempunyai website sebagai tempat menjual seluruh produk mereka.

Di website tersebut, segala proses pembelian dilakukan, seperti memasukkan produk keranjang pembelian dan juga alur pembayaran yang sudah terkoneksi dengan pilihan sistem pembayaran lewat berbagai bank. Itulah yang disebut dengan e-commerce. Contoh e-commerce adalah Nappa Milano (https://nappamilano.id/), Brodo (https://bro.do/), dan masih banyak lainnya.

Marketplace

Sementara itu, marketplace dapat dikatakan sebagai pasar, wadah, atau lapak tempat jualan para penjual online atau online shop. Sama seperti bentukan katanya, market berarti pasar dan place berarti tempat. Marketplace dapat berupa situs web maupun aplikasi yang mengumpulkan berbagai penjual dan toko online dari mana saja. Mereka menjual berbagai macam produk dan mengikuti aturan yang berlaku di marketplace tersebut.

Terlebih lagi, marketplace sangat ramah untuk siapa saja yang ingin berjualan karena gratis. Siapa saja dapat mendaftar dan menjadi bagian dari marketplace tersebut, apakah itu penjual yang memiliki toko fisik, penjual tanpa toko dan hanya menjual secara online, maupun penjual yang hanya sekadar sambilan.

Termasuk juga brand yang sudah besar sekalipun, mereka juga menggunakan platform ini dengan toko atau akun resmi untuk memperluas pemasaran produk mereka. Contoh marketplace yang tentunya tidak asing lagi adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, marketplace dan grup jual beli di Facebook, dan sebagainya.

Online Shop

Online shop adalah yang paling sering disalahartikan untuk menyebut baik e-commerce ataupun marketplace. Itu terjadi karena orang-orang memahami belanja secara online pasti di toko online yang bahasa Inggrisnya adalah online shop. Penyebutan ini dapat dikatakan tidak sepenuhnya salah, tetapi sebenarnya kurang tepat.

Pada dasarnya, online shop adalah siapa saja yang merupakan pihak penjual, yang menjual barang dagangannya secara online. Online shop tidak harus memiliki website sendiri ataupun mempunyai akun di marketplace. Online shop juga dapat terdiri dari penjual kecil dan besar. Mereka dapat menjual barang produksinya sendiri, barang resell (jual lagi), barang pre order (pesan dulu), maupun yang sekarang ini sedang populer yaitu menjual barang-barang preloved (barang pribadi layak pakai).

Penjual dapat menjual dagangannya di jejaring sosial lain seperti Instagram ataupun Whatsapp pribadinya. Setiap waktu mereka dapat mem-posting barang dagangan mereka agar menarik pembeli dengan menyesuaikan fitur di platform yang mereka gunakan. Persamaan online shop dengan e-commerce dan marketplace tentunya metode pemesanan dan pembayarannya yang dilakukan secara online. Namun, terkadang ada online shop yang melayani pembayaran di tempat (Cash on Delivery/COD) sama halnya dengan fitur yang biasa tersedia di e-commerce dan marketplace.

fbWhatsappTwitterLinkedIn