3 Pergolakan Akibat Konflik Kepentingan yang Pernah Terjadi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Adanya perbedaan pendapat merupakan sebuah hal yang lazim terjadi di kalangan masyarakat apalagi pada saat berdiskusi. Terciptanya perbedaan pendapat tersebut tak lain dan tak bukan karena adanya perbedaan kepentingan antar masyarakat.

Kepentingan masyarakat yang satu dengan lainnya tidaklah dapat disamakan, sebab mereka memiliki latar belakang pemikiran yang berbeda beda.

Adanya perbedaan kepentingan, apabila terjadi secara luas dapat menjadi sebuah ancaman tersendiri terhadap integrasi bangsa. Berikut merupakan pergolakan pergolakan yang terjadi di Indonesia yang disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan.

1. Pemberontakan APRA

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA didasari dengan adanya kepercayaan masyarakat mengenai datangnya seorang ratu adil yang sebelumnya telah dituliskan dalam ramalan jayabaya.

Ratu adil sendiri merupakan sebuah konsep mesianistis yang sudah sejak lama muncul dan dipercayai oleh masyarakat terdahulu di Nusantara (khususnya di Jawa).

Ratu Adil tersebut sebagai wujud kerinduan terhadap sosok atau kekuatan, yang bisa melepaskan diri dari segala penderitaan yang ada.

Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil ini dimotori oleh Kapten Raymond Westerling yang berada di Bandung, Jawa Barat.

Kapten Raymond Westerling merupakan seorang prajurit militer Belanda yang dikirim ke Indonesia guna membantu koordinasi tawanan sekutu yang tengah disandera.

Dalam upaya pengoordinasian tersebut Kapten Westerling selalu berupaya dalam mempengaruhi masyarakat untuk mendukung penerapan bentuk negara federal Indonesia.

2. Pemberontakan Andi Aziz

Andi aziz merupakan seseorang yang berasal dari suku bugis dan memiliki nama yang cukup dikenal dikalangan militer RIS. Seperti yang kita ketahui Andi Aziz merupakan salah satu perwira koninklijke nederlands indische leger atau akrab dengan sapaan KNIL.

Selain jabatan perwiranya tersebut,Andi Aziz pernah menjadi komandan kompi pada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Pada tanggal 30 Maret 1950 Andi aziz beserta dengan pasukan pasukannya memutuskan untuk bergabung dengan APRIS. Tidak lama kemudian tepatnya pada tanggal 5 April berhembus kabar bahwa pemerintah Republik Indonesia Serikat berencana untuk mengirimkan pasukannya sebanyak sembilan ratus orang TNI untuk dapat bergabung dengan APRIS yang berada di Makassar.

Kedatangan APRIS ini sendiri bukan malah mendapat sambutan dari masyarakat, akan tetapi justru memicu kecurigaan Andi Aziz dan mantan anggota KNIL lainnya.

Kecurigaan tersebut hadir sebab mereka akan merasa dikesampingkan keberadaannya apabila APRIS ditugaskan ditempat yang sama.

Berada di bawah komando Andi Aziz, para mantan anggota KNIL menolak secara keras akan kehadiran pasukan para pasukan APRIS. Penolakan tersebut lama kelamaan menjadi sebuah gerakan pemberontakan yang menentang eksistensi dari kepemerintahan RIS.

Sebelumnya, sebelum pasukan TNI ini datang, nyatanya pasukan pimpinan Andi Aziz ini telah melancarkan segala pemberontakkannya terhadap pemerintahan dengan melakukan penangkapan serta penahanan terhadap sejumlah anggota APRIS yang ditempatkan di Makassar.

Orang yang menjadi tawanan pasukan Andi Aziz ini salah satunya adalah Letkol Mokoginta. Selain melakukan penahanan mereka juga mulai merebut dan menguasai tempat tempat strategis yang berada di Makasaar. Andi Aziz mengerahkan semua pasukan artileri dan memaksa kapal kapal pasukan APRIS untuk meninggalkan pelabuhan.

Namun,atas semua yang telah dilakukan oleh Andi Aziz dan pasukannya, mereka juga menyatakan bahwa semua gerakan yang mereka lakukan tersebut merupakan bentuk upaya untuk mempertahankan negara Indonesia Timur (NIT).

3. Pemberontakan RMS

Pemberontakan ini berawal dari pembentukkan sebuah negara bagian yang dilakukan oleh Belanda. Negara bagian tersebut adalah Republik Maluku Selatan (RMS).

Adanya pemberontakan tersebut berawal dari dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang ingin membubarkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan memilih untuk menyatuka kembali semua negara bagian ke dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberontakan ini dipelopori oleh Christian Robert Steven Soumokil yang merupakan mantan jaksa agung negara Indonesia bagian Timur (NIT).

Pemberotakan tersebut tidak hanya menentang adanya rencana pembbubaran negara Indonesia bagian timur namun juga menghendaki Republik Maluku selatan untuk menjadi negara yang bediri sendiri atau dalam artian merdeka.

Dalam melancarkan segala bentuk pemberontakannya, RMS berusaha untuk menghimpun berbagai kekuatan yang berasal dari masyarakat berada di Maluku bagian Tengah.

Tidak hanya itu RMS juga berhasil mengumpulkan para mantan anggota pasukan KNIL untuk bergabung dalam gerakannya. Setelah dirasa memiliki kekuatan yang cukup besar, amggota RMS mulai berani untuk memproklamasikan berdirinya negara bentukan mereka yaitu Republik Maluku Selatan tepatnya pada tanggal 25 April 1950.

Dalam susunan kenegaraannya J.H Manuhutu dan Albert Wairisal diangkat sebagai sebagai presiden dan perdana menteri.Tak cukup hanya dengan menghimpun dukungan dari masyarakat dan para nmantan anggota KNIL, RMS juga masih berupaya untuk mendapat dukungan dari masyarakat internasional.

Hal tersebut dapat dilihat dengan ditunjukan Dr. J.P Nikijuluw yang berasal dari Belanda untuk menjadi wakil presiden RMS. Dengan terjalinnya hubungan tersebut membuat RMS memiliki kantor yang berkedudukan di Den Hag.

fbWhatsappTwitterLinkedIn