Banyak sekali strategi yang digunakan oleh calon aparatur negara guna mendapatkan suara terbanyak. Mulai dari kampanye, sosialisasi kebijakan, bahkan uang kaget pun tidak luput menjadi salah satu strategi yang digunakan.
Kekuasaan tertinggi menjadi faktor terbesar seseorang rela untuk melakukan apa saja demi mendapatkan suara terbanyak.
Hal yang sangat berdampak buruk apabila dilakukan sebagai wadah mendapatkan suara terbanyak adalah penyelenggaraan politik identitas.
Pengertian Secara Umum
Politik identitas merupakan salah satu strategi mendapatkan suara terbanyak dengan menyalahgunakan persamaan. Baik persamaan kelompok, ras, agama, dan juga daerah asal.
Berbagai persamaan tersebut seringkali disalahgunakan oleh calon aparatur negara yang tidak bertanggung jawab untuk membangun berbagai kekuatan.
Yang tentunya kekuatan itu dimaksudkan untuk mendulang popularitas. Popularitas itu yang nantinya akan menjadi nilai plus atau sumber daya tarik masyarakat terhadap calon aparatur negara.
Tidak hanya sebatas itu saja, dalam pelaksanaan politik identitas ini, para calon aparatur negara juga memberikan iming iming hak dan kekuasaan yang tidak kalah tingginya.
Para calon ini menyiapkan beberapa kursi yang akan ditempati oleh para partisipan dalam pemilihannya, dan berbagai keuntungan lainnya. Tentunya politik identitas ini dapat memicu berbagai konflik yang sifatnya vertikal antar masyarakat.
Pengertian Politik Identitas Menurut Para Ahli
Untuk menambah pengetahuan kita mengenai makna dari politik identitas. Berikut ada beberapa pemaparan para ahli dan sumber terpercaya lainnya mengenai pengertian dari politik identitas.
Adapun beberapa karakteristik khusus yang menggambarkan politik identitas secara mendetail. Berbagai karakteristik ini mempermudah kita untuk mengklasifikasian berbagai kejadian yang erat hubungannya dengan pelaksanaan politik identitas.
Berikut merupakan ciri ciri dari politik identitas:
Adapun beberapa contoh mengenai pelaksanaan praktik politik identitas ini.
Politik identitas yang mana pelaksanaannya lebih didasarkan karena adanya persamaan etnis atau budaya. Sehingga nantinya, ia lebih condong menggunakan kesamaan etnis untuk menghimpun kekuatan politiknya. Tentunya dengan tujuan untuk mendulang kemenangan mutlak atas lawannya.
Dalam politik identitas ini, para paslon lebih menekankan untuk menjalin hubungan dengan lembaga agama tertentu. Yang nantinya jalinan kerja sama itu diharapkan mampu untuk menarik perhatian dari masyarakat.
Hal ini dapat dilihat ketika, PAN dan PKB yang merupakan partai politik besar hendak mencalonkan diri pada sistem pemilihan umum.
Untuk mendapatkan suara terbanyak kedua partai politik ini saling berlomba lomba untuk menjalin kerja sama dengan organisasi keagamaan. PAN dengan Muhammadiyah, sedangkan PKB dengan Nahdlatul Ulama.
Untuk dapat mendapatkan suara terbanyak, para paslon memberikan iming iming kuota kekuasaan khusus bagi para wanita.
Yang mana para paslon itu akan berjanji untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para wanita untuk berkiprah dalam dunia perpolitikan atau pemerintahan.
Hal ini dilakukan untuk mendulang suara terbanyak dari para wanita. Yang tidak lain tidak bukan didedikasikan untuk kemenangan paslon.