Kali ini kita akan membahas mengenai polusi bau, berikut pembahasannya.
Bau adalah sensasi karena adanya stimulus kimia dari reseptor di epitelium olfaktori hidung. Olfaktori hidung terletak pada rongga hidung manusia tepat di bawah dan diantara kedua mata.
Bau berasal dari senyawa kimia yang berwujud gas dalam kondisi normal, baik yang berasal dari uap cairan atau hasil dari sublimasi padatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup KEP-50/MENLH/11 tahun 1996, pengertian kebauan adalah:
“Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.”
“Baku tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan yang tidak mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.”
Bahan kimia yang bisa menstimulus bau ke hidung disebut ODORAN.
Satuan dan Alat Ukur Bau
Konsentrasi bau dinyatakan dalam satuan ppm (part per million) atau mg/m3 ataupun OU (Odour Unit).
1 ppm bau artinya dalam satu juta satuan volume udara terdapat satu satuan volume senyawa bau.
1 mg/m3 bau artinya ada satu miligram senyawa bau dalam 1 meter kubik udara.
OU (Odour Unit) adalah satuan yang menggambarkan jumlah udara segar yang diperlukan untuk mengencerkan zat bau, sehingga bau masih dapat dideteksi oleh indra penciuman manusia.
Apabila di udara terukur 500 OU berarti diperlukan 500 satuan volume udara untuk mengencerkan satu satuan volume senyawa bau.
Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur polusi bau di udara dan air adalah ODOR METER. Alat ini akan menampilkan hasil pengukuran polusi bau dalam satuan OU (Odour Unit). Alat ini banyak digunakan di pabrik yang menghasilkan polusi bau di udara dan menghasilkan limbah yang bau.
Polusi bau berasal dari :
Bau dari gas-gas organik berasal dari hasil aktivitas fermentasi dari bahan-bahan organik.
Bahan-bahan organik ini contohnya kotoran hewan yang terdegradasi menghasilkan gas metana (CH4) yang menghasilkan polusi bau.
Bau dari gas-gas anorganik bersal aktivitas yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan makhluk hidup atau berasal dari hasil eksperimen manusia di laboratorium. Contoh gas-gas anorganik ini yang menyebabkan polusi bau adalah gas amonia (NH3).
Partikulat merupakan partikel halus yang tersuspensi dalam gas atau cairan. Partikulat juga merupakan pencemar udara. Contoh partikulat yang masuk ke udara dan menyebabkan bau adalah asap dan debu.
Contoh sumber polusi bau:
Sampah pada umumnya mengandung bahan organik dan telah berumur cukup lama (beberapa hari hingga bulan) yang sedang mengalami proses degradasi.
Proses degradasi pada sampah yakni dirombaknya bahan organik pada sampah oleh mikroorganisme terutama bakteri. Proses degradasi ini menghasilkan uap air, CO2, gas metana (CH4), gas amonia (NH3), serta hidrogen sulfida (H2S). Senyawa-senyawa bau ini yang tercium oleh hidung manusia yang dikenal sebagai bau sampah.
Salah satu industri yang menghasilkan bau yang tajam adalah industri karet. Bau karet ini berasal dari proses pemanasan dari karet alam. Bau karet pada umumnya adalah bau yang tidak disenangi oleh manusia.
Selain industri karet, indutri yang menghasilkan bau adalah industri minyak dan gas. Gas yang biasanya dikeluarkan oleh industri ini yang menyebabkan bau di udara adalah gas hidrogen sulfida (H2S) dan gas amonia (NH3).
Bau dari peternakan berasal dari kotoran ternak serta sisa pakan dan kotoran yang sedang mengalami proses degradasi.
Bagi kesehatan manusia
Dampak kesehatan bagi manusia bisa berbeda-beda. Pada kasus orang yang bekerja di pengelolaan sampah atau industri-industri karet dan sebagainya bisa mengalami adaptasi sehingga dampaknya bis berkurang. Akan tetapi, bagi yang belum mampu berdaptasi dampak yang dapat terjadi adalah:
Polusi bau atau bau yang menyengat di sekitar kita saat melakukan aktivitas bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengurangi fokus saat melakukan aktivitas tersebut.
Contoh nyata yang sering menjadfi permasalahan di Indonesia adalah bau sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang yang terletak di Bekasi, Jawa Barat. Bau busuk yang berasal dari sampah ini menyebabkan gangguan kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di sekiataran Bantar Gebang.
Bukan hanya gangguan kenyamanan, polusi bau ini juga dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat di sekitaran Bantar Gebang. Bahkan banyak masyarakatnya yang indera penciumannya sudah beradaptasi dengan bau tersebut hingga kehilangan indera penciumannya.