Daftar isi
Kali ini kita akan membahas mengenai psikologi pendidikan, berikut pembahasannya.
Arthur S. Reber mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
Kemudian, David A Barlow mendefinisikan psikologi pendidikan secara lebih sederhana, yaitu sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu melaksanakan tugas seorang guru demi keefektifannya proses belajar-mengajar.
Tardif mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah bidang studi yang berkaitan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan, yang ruang lingkungnya meliputi :
Selanjutnya, C.H. Witherington memberikan definisi psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Semua definisi di atas melahirkan definisi psikologi pendidikan yang pada asasnya merupakan sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki perkembangan, belajar, motivasi, penilaian, dan isu-isu terkait lainnya yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar.
Psikologi pendidikan muncul sejak zaman Aristoteles, seorang filsuf besar Yunani yang hidup pada 382 SM – 322 SM.
Ia telah menyusun periode perkembangan anak, sifat anak menurut periodenya dan pendidikan yang perlu diberikan.
Namun pemikirannya cenderung ke bidang filsafat, belum merupakan hasil dari pemikiran ilmu psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan secara ilmiah baru diteliti akhir-akhir abad ini, misal di akhir abad 19. Ebbinghaus telah meneliti aspek daya ingat dalam proses pendidikan di Eropa.
Kemudian pada awal abad ke 20, pemerintah Perancis menunjuk seorang psikolog, Alfred Binet dan dibantu Theodore Simon.
Mereka ditunjuk untuk mengetahui aspek psikologis yang berkaitan dengan faktor penyebab menurunnya prestasi pelajar pada masa itu. Maka mereka menyusun sejumlah tes yang dikenal dengan tes intelegensi Binet-Simon.
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup.
Hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar, dan perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang positif.
Makna mengajar adalah aktivitas seorang guru dalam rangka mentransfer pengalaman belajar kepada siswa atau mahasiswa (peserta didik).
Hakekat pengajar adalah usaha untuk membuat peserta didik belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berhasil apabila terciptanya kegiatan belajar pada peserta didik.
Samuel Smith menetapkan 16 ruang lingkup psikologi pendidikan yang rinciannya sebagai berikut :
Para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow dan Good & Brophy mengelompokkan peran psikologi pendidikan dalam 7 bagian yaitu: