Daftar isi
Jambi merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki adat istiadat yang sangat kaya, tidak terkecuali rumah adat Jambi yang hingga saat ini masih banyak ditemui di seluruh penjuru provinsi ini.
Rumah adat Jambi, khususnya Rumah Kajang Leko dan Rumah Tuo Rantau Panjang memiliki sejarah, desain, fungsi, dan keunikannya masing-masing.
Nah, untuk mengetahui sisi unik dari dua rumah adat Jambi ini, simak informasi selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Rumah Kajang Leko merupakan rumah tradisional masyarakat Jambi yang lebih populer di kalangan masyarakat dengan sebutan Rumah Panggung.
Hingga saat ini, Rumah Kajang Leko banyak ditemui di wilayah Provinsi Jambi dan masih banyak berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat Jambi.
Rumah Kajang Leko lahir dengan sejarah yang sangat panjang dan berhubungan erat dengan demografi wilayah Jambi, bentuk Rumah Kajang Leko yang seperti panggung disebabkan karena sejak zaman dahulu di wilayah Sumatera sering terjadi bencana alam, yaitu gempa bumi sehingga masyarakatnya membuat desain rumah dengan sistem pancang.
Wilayah Jambi yang sebagian besar terdiri dari hutan juga menjadi salah satu sejarah yang mempengaruhi lahirnya Rumah Kajang Leko, rumah berbentuk panggung yang memiliki lantai lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumah pada umumnya agar penghuninya terhindar dari serangan binatang buas dan ancaman banjir.
Konstruksi Rumah Kajang Leko memiliki konsep arsitektur yang dinamakan Marga Batin, dimana pada umumnya memiliki bentuk bangunan berupa persegi panjang yang yang memanjang ke belakang. Ukuran rumah adat ini biasanya sekitar 12×9 Meter.
Ada setidaknya 30 tiang penyangga dengan ukuran besar yang berfungsi sebagai pondasi kekokohan bangunan. Ada 24 tiang penyangga utama dan 6 tiang pelamban.
Untuk masuk ke dalam rumah, ada dua tangga yang tersedia, pertama adalah tangga utama yang terletak di sebelah kanan, dan tangga penteh yang sering digunakan oleh penghuni rumah yang terletak di sebelah kiri.
Atap Rumah Kajang Leko sangat unik, bentuknya mirip dengan perahu dengan bagian atas melengkung yang disebut Lipat Kajang atau Potong Jerambah yang dibuat dari material anyaman ijuk.
Rumah adat Kajang Leko memiliki fungsi umum sebagai tempat tinggal, namun setiap ruangannya memiliki fungsi dan namanya masing-masing.
Dan berikut ini adalah penjelasan lengkapnya!
Rumah Kajang Leko juga terkenal dengan keunikan motif ukirannya yang berbentuk flora dan fauna, yang memiliki ciri khas pada setiap ruangan. Berikut adalah beberapa diantaranya!
Pembangunan Rumah Kajang Leko biasanya dibangun di dalam sebuah kompleks di Rantau Panjang. Rumah-rumah adat ini dibangun secara berderet memanjang dan berhadapan satu sama lain dengan jarak sekitar 2 meter.
Pada bagian belakang rumah, ada bangunan lainnya yang dimanfaatkan untuk menyimpan padi, ruangan ini dinamakan Lumbung atau Bilik.
Hingga saat ini, Rumah Kajang Leko masih banyak ditemukan di wilayah Jambi dan masih difungsikan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat.
Selain Rumah Kajang Leko, Jambi juga memiliki rumah adat lain yang tidak kalah populer yaitu Rumah Rantau Panjang. Rumah adat ini merupakan tempat tinggal Suku Batin, yang masih banyak ditemui di daerah bernama Desa Rantau Panjang, Kabupaten Merangin.
Di Desa Rantau Panjang terdapat kurang lebih 80 Rumah Tuo Panjang yang masih kokoh hingga sekarang, uniknya rumah-rumah di desa ini ternyata sudah berdiri sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.
Rumah Tuo Rantau Panjang memiliki bentuk panggung yang memanjang ke samping, rumah ini juga dilengkapi dengan tangga, pintu, dan jendela yang atapnya memiliki bentuk segitiga dengan rangka silang.
Nah, itu dia informasi lengkap tentang Rumah Adat Jambi, khususnya Rumah Kajang Leko dan Rumah Tuo Rantau Panjang. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat!