Sejarah Hari Buruh Internasional yang Perlu diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hari buruh jatuh pada setiap tanggal 1 Mei. Setidaknya ada 66 negara yang tercatat menjadikan 1 Mei menjadi hari libur nasional untuk memperingati hari buruh termasuk Indonesia. Setiap memperingati hari buruh biasanya para pekerja akan turun ke jalan untuk menuntut kesejahteraan. Aksi ini diberi nama “May Day”.

Hal yang mendasari hari buruh tidak bisa lepas dari  perjuangan para kerja yang rela turun ke jalan untuk mendapatkan haknya. Para pekerja di tahun 1806 dipaksa bekerja hampir sepanjang hari dengan upah yang tidak sepadan. Tindakan tersebut tentu sangat merugikan pekerja.

Mungkin kamu bertanya-tanya ada apa dengan 1 Mei hingga dipilih menjadi hari buruh hampir di seluruh dunia. Peringatan 1 Mei sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu di negara yang berada di belahan bumi utara.

Dahulu kala 1 Mei adalah perayaan untuk menyambut musim semi dengan mengadakan festival, bunga, tarian, nyanyian, serta berlibur atau piknik bersama.

Namun semua berubah sejak abad ke 19. Para pekerja melakukan aksi unjuk rasa secara besar-besaran. Aksi dilandasi sistem kerja yang sangat buruk hingga memakan banyak korban jiwa setiap tahunnya.

Ribuan pria, wanit, bahkan anak-anak meninggal karena jam kerja yang panjang dan kondisi kerja yang buruk. Pada saat itu jam kerja rata-rata adalah 10-16 jam per hari.

Kondisi ini dianggap sangat tidak manusiawi sehingga Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) menggelar konferensi di Chicago pada tahun 1884.  FOTLU menuntun batas maksimal jam kerja hanya 8 jam per hari. Tuntutan ini harus disetujui setidaknya sampai tahun 1886.

Pada tahun 1885 organisasi buruh terbesar dunia yaitu Knights of Labor ikut serta dalam aksi FOTLU. FOTLU dan Knights of Labor kemudian bergabung dan membentuk sebuah organisasi. Organisasi tersebut dikuti oleh hampir seluruh buruh di dunia.

Organisas gabungan tersebut menghendaki penghapusan pekerja di bawah umur, jam kerja yang manusiawi, mensejahterakan kehidupan buruh, pertangung jawaban atas kecelakan kerja buruh.

Aksi yang dilakukan organisasi ini adalah mogok kerja dan demo besar-besaran pada tanggal 1 Mei. Tak tangung-tanggung jumlah yang dikerahkan mereka  sebanyak 300.000 pekerja dari 13.000 perusahaan.

Aksi tersebut berlangsung selama 4 hari yakni dimulai tanggal 1 hingga 4 Mei. Para demonstran membawa spanduk yang bertuliskan “8 jam kerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi.

Sepanjang aksi demo para demonstran juga menyerukan kata “m’aidez” yang diambil dari bahasa Perancis, Kata “m’aidez” yang terdengar seperti “may day” memiliki arti “tolonglah kami”.

Demo berjalan secara damai di awal namun berakhir ricuh. Kericuhan tersebut melibatkan antara aparat hukum dengan demonstran yang menyebabkan tewasnya 4 orang buruh.

Demonstran yang tidak terima semakin membuat kericuhan dan bergerak menuju ke alun-alun Haymarket. Aparat keamanan pun terus berusaha mendamaikan demonstran namun tiba-tiba seseorang melemparkan bom granat yang menyebabkan 67 aparat luka-luka dan 7 aparat meninggal.

Kericuhan semakin menjadi-jadi dengan aparat menembaki para demonstran hingga banyak yang tewas. Hal ini membuat demonstran semakin marah dan semakin anarkis. Itulah sebabya hari buruh berkaitan dengan insiden Haymarket.

Hari Buruh di Indonesia

Peringatan hari buruh di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1920. Setiap tanggal 1 Mei para buruh diberi hari libur. Namun kegiatan ini sempat ditiadakan pada era Orde Baru  yaitu tahun 1965 karena adanya isu keterkaitannya dengan kelompok komunis.

Peraturan sistem kerja di Indonesia terus diperbaharui hingga mencapai Peraturan Menteri No. 1/1961 setiap buruh mendapat hak Tunjangan Hari Raya atau dikenal dengan THR. Hak tersebut masih berlaku hingga saat ini. Pada tahun 2013 pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.

fbWhatsappTwitterLinkedIn