IPA

Sistem Gerak Manusia: Pengertian – Fungsi dan Mekanisme

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Peristiwa yang terjadi saat tubuh manusia bergerak tidak segampang yang kita bayangkan.

Karena hal tersebut melibatkan banyak proses yang dilalui oleh banyak organ dalam tubuh manusia.

Pengertian Sistem Gerak Manusia

Sistem gerak manusia merupakan kerja sama antara organ-organ gerak sehingga bisa menciptakan gerakan yang dapat membantu aktivitas manusia.

Pada sistem gerak pada manusia, tulang kuat manusia akan bekerja sama dengan tulang rawan, ligamen, dan jaringan ikat lainnya. Untuk saling merekat satu sama lainnya.

Selain untuk menyokong berat yang dibawa oleh tubuh, tulang akan bekerjasama dengan otot yang menghasilkan struktur postur tubuh manusia agar manusia bisa beraktifitas seperti biasanya.

Tanpa adanya tulang kerangka, otot tidak akan memiliki tempat untuk menempel, supaya dapat melakukan fungsinya dengan sebagaimana mestinya.

Fungsi Sistem Gerak Manusia

Salah satu organ penting dalam sistem gerak manusia adalah tulang. Jumlah tulang dalam tubuh manusia ada sekitar 206 susunan tulang.

Semuanya tulang tersebut tersusun dengan rapi dalam struktur lapisan, yaitu lapisan luar yang keras, dan lapisan dalam yang lebih lunak.

1. Fungsi dari Tulang

Selain berperan dalam pergerakan, tulang juga berfungsi untuk hal lain di tubuh, yaitu:

  • Sebagai pondasi tubuh
  • Melindungi organ-organ penting di dalam tubuh
  • Menyimpan kalsium
  • Memproduksi sel darah

Secara alami, tulang akan memperbaharui dirinya setiap 10 tahun sekali. Setiap tahun, sekitar 20% dari total tulang di tubuh berganti dengan yang baru.

2. Fungsi dari Otot

Ada dua jenis otot yang masuk ke dalam sistem gerak pada manusia, yaitu otot skeletal dan otot halus.

  • Otot skeletal

Otot skeletal terdiri atas serat-serat elastis yang memungkinkan tubuh untuk bergerak dengan bebas.

Otot ini melekat pada tulang dan sekitar sendi. Peregerakan otot skeletal diatur oleh otak.

Selanjutnya, otot ini bergerak secara sadar sesuai keinginan. Contoh otot skeletal adalah otot betis, otot paha, otot perut, dan lengan.

  • Otot halus

Berbeda dari otot skeletal yang pergerakannya dilakukan secara sadar, pergerakan otot halus terjadi secara otomatis, tanpa keingingan.

Sebenarnya, pergerakan otot halus pergerakannya diatur oleh otak. Namun, pergerakannya dilakukan berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Contoh otot halus adalah otot-otot pada pencernaan dan otot nadi.

3. Fungsi dari Sendi

Pengertian sendi adalah sebutan untuk pertemuan antara dua buah tulang.

Sendi lutut, misalnya, adalah pertemuan antara tulang betis dan tulang paha.

Sendi manusia bekerja seperti engsel, yang membuat pergerakan antara kedua tulang tersebut. Karena itulah sendi masuk ke dalam sistem gerak pada manusia.

Namun, ada juga sendi yang tidak dapat bergerak.

Agar lebih jelas, berikut ini adalah jenis-jenis sendi di tubuh manusia :

1. Sendi tidak bergerak (Sendi Fibrosa)

Contoh sendi yang tidak bergerak adalah tengkorak di kepala.

Tulang tengkorak terdiri atas lempengan-lempengan tulang yang bisa sedikit bergerak saat seorang bayi dilahirkan.

Namun saat masa pertumbuhan terhenti, lempeng-lempeng tulang tersebut akan menyatu dan tidak lagi bisa bergerak.

2. Sendi yang bergerak sebagian (sendi cartilagonius)

Contoh sendi yang dapat bergerak sebagian adalah sendi di tulang belakang.

Tulang-tulang di persendian ini, dihubungkan oleh tulang rawan dan dapat bergerak mengikuti tulang di atas maupun di bawahnya.

3. Sendi yang dapat bergerak bebas (sendi synovial)

Sendi ini bisa bergerak bebas, ke atas, ke bawah, maupun memutar. Contoh sendi yang dapat bergerak dengan bebas adalah sendi pinggul, bahu, siku, lutut dan pergelangan kaki.

Pada sendi yang bisa bergerak bebas, ada suatu cairan yang dinamakan cairan sinovial.

Cairan ini berada di antara tulang-tulang yang membentuk sendi tersebut, dan berfungsi sebagai pelumas untuk memudahkan tulang bergerak.

Sendi yang dapat bergerak bebas, kembali dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Sendi engsel
    Yang pergerakannya hanya satu arah, seperti pada lutut dan siku
  • Sendi putar
    Seperti kepala yang bisa bergerak ke kiri, kanan, atas, maupun bawah
  • Sendi ball dan socket
    Yang bisa bergerak paling bebas. Pada sendi ini, ujung satu tulang berada di cekungan tulang yang lain, seperti pada sendi pinggul dan bahu.

Mekanisme Sistem Gerak Manusia

Mekanisme sistem gerak manusia itu terdiri dari 2 (dua), yaitu:

  • Mekanisme Gerak Sadar

Mekanisme gerak sadar biasanya bisa kita lihat pada skema sebagai berikut.

Hal pertama yang terjadi adalah rangsangan yang diterima oleh alat indra pada tubuh yang kemudian diterima oleh alat sensorik dan diteruskan ke otak.

Dari otak kemudian diteruskan ke sensor motorik yang nantinya akan direspon oleh salah satu komponen tubuh yaitu otot yang akan menghasilkan tanggapan atau respon.

Respon itulah yang hasil akhir dari awal rangsangan yang diterima.

  • Mekanisme Gerak reflek

Gerak reflek, atau sering disebut gerak spontan. Mekanisme yang ada pada gerak ini adalah rangsangan atau impuls yang diterima oleh reseptor atau alat indera, diteruskan ke saraf sensorik dan ke sum-sum tulang belakang.

Dari sum-sum tulang belakang kemudian akan diteruskan ke efektor (otot dan kelenjar) dan menghasilkan hasil akhir yaitu tanggapan (respon)

Contoh yang paling simpel dari gerak reflek adalah, saat mata berkedip dikarenakan cahaya lampu yang pertama kali dinyalakan.

Komponen sistem gerak pada manusia

Selain ketiga komponen di atas, ada komponen lain yang juga berperan dalam sistem gerak pada manusia, seperti:

  • Tendon Fungsi

Tendon adalah jaringan keras yang berfungsi untuk menghubungkan otot ke tulang. Jaringan ini sebagian besar terdiri dari kolagen.

  • Ligamen

Sementara itu, ligamen adalah jaringan keras yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain.

Ligamen tersusun dari kolagen dan serat-serat elastik, sehingga masih dapat meregang. Komponen ini, berada mengelilingi sendi.

  • Tulang rawan

Ujung dari dua tulang yang membentuk sendi, dikelilingi oleh tulang rawan.

Tulang rawan yang normal, memiliki tekstur yang lebih halus, tapi padat dan berfungsi sebagai penyerap tekanan, serta gesekan berlebih saat tubuh bergerak.

  • Saraf

Pada sistem gerak pada manusia, saraf berfungsi untuk mengontrol kontraksi otot skeletal serta menginterpretasikan informasi rangsangan.

Secara umum, saraf juga berfungsi untuk mengkoordinasi aktivitas yang ada pada sistem organ di tubuh.

  • Bursae

Bursae adalah sebuah kantung yang berisi cairan dan bertindak sebagai bantalan serta mengurangi gesekan di permukaan organ tubuh yang bergerak, seperti tulang, otot, tendon, dan kulit.

Kelainan pada Sistem Gerak

Kelainan pada sistem gerak terjadi ketika ada kerusakan atau gangguan pada organ-organ yang termasuk di dalamnya.

Kelainan pada sistem gerak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Faktor genetik.
  • Infeksi.
  • Kerusakan pada otak, seperti stroke.
  • Gangguan atau kerusakan saraf, termasuk saraf tulang belakang dan saraf tepi.
  • Gangguan metabolisme.
  • Efek samping obat-obatan tertentu.
  • Keracunan.

Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada sistem gerak tubuh, yakni:

1. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis menyebabkan melemahnya otot-otot rangka pada tubuh. Penyebabnya adalah adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dengan jaringan otot, sehingga menyebabkan gerakan tubuh melemah.

Gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada tiap penderita, antara lain kesulitan bicara atau cadel, suara serak, napas pendek, dan kelopak mata turun.

Umumnya, gejala myasthenia gravis timbul ketika penderitanya beraktivitas dan akan membaik setelah beristirahat. Gejala penyakit ini dapat muncul secara perlahan dan cenderung memburuk bila tidak diobati.

2. Tremor

Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja.

Tremor umumnya terjadi di tangan dan kepala, tapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, dan pita suara.

Meski umumnya tidak mengancam nyawa, tremor dapat menganggu aktivitas sehari-hari.

Tremor disebabkan oleh gangguan pada area otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot.

Tremor bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas, namun sering kali kondisi ini merupakan gejala dari suatu penyakit.

3. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson terjadi karena tubuh kekurangan zat dopamin yang berperan dalam mengatur gerakan tubuh.

Ada tiga gejala utama penyakit Parkinson, yakni tremor, gerak tubuh melambat, dan kaku otot. Gejala lainnya yang mungkin muncul adalah:

  • Gangguan keseimbangan yang membuat penderita rentan terjatuh dan cedera.
  • Kesulitan dalam berjalan.
  • Bicara melambat dan tidak jelas.
  • Kesulitan dalam menulis.
  • Susah menelan.
  • Sulit menahan buang air kecil atau besar.
  • Produksi air liur berlebih.

Penderita penyakit Parkinson juga lebih rentan mengalami depresi, cemas, serta demensia.

4. Distonia

Distonia adalah gangguan yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar.

Gerakan otot ini dapat terjadi pada salah satu anggota tubuh saja atau seluruhnya.

Akibatnya, penderita distonia memiliki postur tubuh yang aneh dan mengalami tremor.

Penyebab distonia adalah adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengendalikan kecepatan dan koordinasi gerakan tubuh.

5. Ataksia

Ataksia disebabkan oleh kelainan pada otak kecil dan saraf tulang belakang yang memengaruhi koordinasi gerakan tubuh.

Ataksia menyebabkan seseorang sulit menggerakkan tubuh dengan mulus dan lancar.

Penderita ataksia juga bisa mengalami gangguan dalam berpikir atau emosi, serta kesulitan dalam menulis.

6. Chorea

Chorea adalah kelainan saraf otot yang menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak disadari.

Penyakit ini ditandai dengan gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol.

7. Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)

ALS merupakan penyakit degeneratif yang mengganggu fungsi otak dan saraf tulang belakang.

Penderita kondisi ini bisa mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas, seperti berbicara, menelan, berdiri, berjalan, dan menaiki tangga.

Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk ALS.

Oleh karena itu, kelainan pada sistem gerak perlu secepatnya dikonsultasikan ke dokter.