Cacing tanah adalah hewan invertebtara (hewan yang termasuk kedalam jenis hewan yang tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang) yang paling mudah kita jumpai, cacing tanah tinggal di dalam tanah. Meskipun bentuknya sering membuat banyak orang jijik, cacing tanah ini turut membantu menyuburkan tanah. Species cacing tanah jumlah sangat banyak dan tidak semua dapat membantu menggemburkan tanah. Cacing tanah biasanya disebut juga vermes, termasuk hewan dari famili annelida, annelida dalam bahasa latin artinya “cincin kecil”. Disebut mirip cincin karena tubuhnya seperti cincin-cincin kecil yang menyatu.
Pada tiap segmen atau cincin di tubuh cacing terdapat bulu-bulu kecil yang disebut setae, setae ini gunanya sebagai alat geraknya di dalam tanah. Perlu diketahui juga setae ini terdiri dari jaringan yang mirip dengan kuku manusia. Cacing tanah memakan bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah dan sistem pencernaannya terdapat di sepanjang tubuhnya. Sistem peredaran darah pada cacing tanah sangat sederhana dan termasuk sistem peredaran tanah tertutup.
Cacing tanah dapat bergerak karena memiliki otot yang berbentuk melingkar dan juga berbentuk longitudinal yang terletak pada pinggiran tiap segmen cincin di tubuhnya. Begitu juga sistem pencernaannya juga menggunakan otot ini untuk memindahkan makanan, mencerna dan proses sekresi. Cacing tanah memiliki sistem saraf pusat yang terdiri dari dua ganglia dan terhubung ke tali saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya, sel-sel sensorik juga terdapat pada sepanjang tubuhnya. Cacing tanah memiliki kadar air yang sangat banyak, yaitu 90% tubuhnya terdiri dari air.
Sistem peredaran darah tertutup yang dimiliki cacing tanah membuatnya mengedarkan darah melalui lengkung aorta, pemmbuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral. Lengkungan aorta ini berfungsi seperti jantung, yaitu untuk memompa darah. Hal penting yang perlu dikathui juga bahwa cacing melakukan reproduksi seksual, meskipun cacing adalah hewan hermaprodit atau memiliki dua organ seksual yaitu jantan dan betina.
Cacing tanah berkembang biak dengan menggandakan diri, cacing tanah yang dewasa memiliki bentuk cincin besar yang akhirnya digunakan untuk membelah diri. Cacing tanah dapat tumbuh besar, bahkan ada juga species cacing tanah yang panjangnya sampai lebih dari 5 meter, jenis cacing tanah ini ditemukan di daratan Afrika selatan. Lalu bagaimana dengan sistem pernapasan pada cacing? Berikut penjelasan tentang proses respirasi pada cacing.
Cacing memiliki kulit yang berlendir dan basah, hal ini untuk memudahkan cacing menyerap oksigen. Di bawah permukaan kulit cacing tanah terdapat pembuluh udara. Udara masuk lewat kulit cacing tanah kemudian oksigen diikat oleh darah. Cacing juga tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan suhu.
Cacing tanah memiliki kandungan hemoglobin yang membantu mengikat oksigen kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Lalu bagaimana cara cacing melepaskan karbondioksida keluar tubuhnya? jawabannya adalah melalui kulitnya.
Cacing tidak mempunyai alat pernapasan khusus, cacing bernapas melalui permukaan kulit. Kulit cacing selalu basah dan berlendir untuk memudahkan penyerapan oksigen dari udara. Oleh karena itu, cacing menyukai tempat lembab untuk menjaga supaya kulit tubuhnya selalu basah dan berlendir.
Di bawah permukaan kulit cacing yang tipis, terdapat pembuluh udara. Saat udara masuk melalui kulit, oksigen diikat oleh darah. Pada darah cacing terkandung hemoglobin sehingga mampu mengikat oksigen.
Oksigen yang diikat oleh hemoglobin lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Zat sisa pembakaran berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulit.
Tak seperti mamalia yang memiliki jantung dengan biliknya, atau reptil yang juga memiliki jantung. Organ yang fungsinya sama dengan jantung pada cacing tanah adalah aorta, dengan 5 lengkung namun biliknya tunggal. Aorta inilah yang memompa darah cacing ke seluruh tubuhnya.
Meskipun sepertinya cacing tanah ini sangat rentan bentuk tubuhnya, namun cacing tanah dapat hidup hingga bertahun-tahun. Ada sumber yang mengatakan cacing paling lama hidup 2 tahun saja, namun faktanya ada juga cacing tanah yang bertahan hidup hingga 10 tahun.
Cacing tanah juga memiliki kemampuan mendeteksi cahaya meskipun cacing tanah tidak memiliki indera pengelihatan. Jaringan sensorik ini terletak di kepala cacing tanah yang sensitif pada cahaya. Jaringan sensori pada cacing ini dapat mendeteksi cahaya meskipun cacing tanah berada di dalam tanah.
Sebuah fakta juga menyebutkan bahwa cacing tidak dapat terlalu lama berada di luar tanah atau terkena matahari. Hasil adaptasi fisiologi cacing yaitu memiliki jaringan sensitif yang mampu menjadi pendeteksi cahaya.
Cacing merupakan hewan yang tersebar di semua daratan di bumi, jumlah speciesnya juga banyak, jumlah species cacing tanah yang telah tercatat saat ini kurang lebih sebanyak 6000 species.
Cacing tanah ini termasuk species yang sangat mudah dan cepat berkembang biak, meskipun membantu penggemburan tanah, tak jarang juga petani juga membuang cacing tanah dari lahannya, karena dapat mempengaruhi ekosistem tanah.
Tak hanya cepat berkembang biak, cacing tanah adalah hewan yang mampu mengolah makanannya dengan cepat. Pencernaanya yang sederhana membuat cacing tanah mampu mencerna setengah dari berat badan tubuhnya. Pencernaan cacing terdapat di sepanjan seluruh tubuhnya.