Daftar isi
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yakni coelos yang berarti rongga dan enteros yang berarti usus. Maka Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang mempunyai rongga. Coelenterata juga dikenal dengan sebutan Cnidaria yang berasal dari kata Cnido yang berarti penyengat.
Hal ini sesuai dengan ciri-cirinya di mana hewan ini mempunyai sel penyengat yang letaknya berada di antara mulut dan tentakelnya. Meski demikian, Coelenterata belum mempunyai alat pernapasan, peredaran darah, sistem eksresi dan juga susunan sel saraf. Maka dari itu, hewan ini masih tergolong filum yang primitive.
Coelenterata ini mempunyai sistem reproduksi yang terbilang unik. Berikut ini penjelasan selengkapnya tentang sistem reproduksi Coelenterata:
Tahapan Reproduksi Coelenterata
Berikut ini tahapan reproduksi Coelenterata:
Zigot
Mula-mula, medusa dewasa akan meleburkan sel sperma yang telah matang dengan sel telur. Peleburan ini terjadi pada fase medusa. Prosesnya dimulai dengan sel sperma menuju ovarium dan membuahi ovum. Hasil pembuahan ini akan membentuk zigot.
Blastula
Setelah zigot terbentuk, maka zigot ini berkembang menjadi blastula yang merupakan bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami perkembangan. Sedangkan sel-sel morula akan mengalami pembelahan terus-menurus, kemudian rongga di bawah piringan germinal yang memisahkannya dengan kuning telur.
Blastula juga dapat diartikan sebagai kumpulan sel yang memiliki bentuk mirip bola dengan struktur berongga pada bagian tengah dan berisi cairan. Blastula ini dapat disebut dengan blastosis, sementara proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Planula
Lanjut ke tahap berikutnya, blastula akan berubah bentuk menjadi planula. Planula merupakan larva bersilia yakni larva yang memiliki bulu getar. Planula berbentuk oval kecil dengan bagian luarnya dilapisi oleh rambut-rambut kecil.
Silia atau rambut tersebut berfungsi untuk membantu planula supaya bisa berenang melewati air. Tidak hanya itu, planula juga biasanya berenang untuk mencari substrat di dasar laut untuk mengikat dirinya.
Polip
Polip adalah fase yang sangat penting dalam perkembangan secara aseksual. Pada fase ini, planula akan berubah bentuk seperti tumbuhan namun tidak bisa bergerak dengan bebas. Selain itu, polip biasanya melekat di dasar perairan. Polip umumnya memiliki bentuk silindris baik itu berkoloni atau soliter.
Medusa
Tahap terakhir dari perkembangan Coelenterata adalah medusa. Fase ini akan mengubah bentuk polip menjadi medusa muda dan medusa dewasa. Pada ubur-ubur, medusa ini seperti ubur-ubur yang hidup melayang.
Umumnya, medusa memiliki bentuk seperti lonceng atau payung. Setelah melalui medusa muda, maka Coelenterata akan tumbuh dan berubah menjadi medusa dewasa. Kemudian medusa dewasa menghasilkan sel sperma kembali untuk menghasilkan zigot baru.
Cara Perkembangbiakan Coelenterata
Sistem reproduksi Coelenterata ini dibagi ke dalam dua cara yakni aseksual (polip) dan seksual (medusa). Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut :
Aseksual
Cara perkembangbiakan Coelenterata yang pertama adalah secara aseksual atau vegetative. Pada Cara ini dilakukan dengan membentuk kuncum di bagian kaki pada fase polip. Kuncup tersebut secara perlahan akan membesar yang nantinya membentuk sebuah tentakel.
Kemudian kuncup juga tumbuh di area kaki sampai besar hingga sang induk membuat kuncup baru. Dari sini, cara perkembangan aseksual juga sering disebut dengan polip.
Seksual
Selain aseksual, Coelenterata juga mengalami proses perkembangbiakan secara seksual atau generative. Dengan kata lain, proses ini dilakukan dengan adanya peleburan sel sperma dan sel telur yang terjadi pada tahap medusa.
Letak testis di dekat tentakel, sementara ovarium di dekat kaki. Sel sperma yang sudah matang akan dikeluarkan dan bergerak menuju ovum. Kemudian ovum yang dibuahi tersebut membentuk zigot. Awalnya, zigot tersebut tumbuh di ovarium dan berkembang menjadi larva. Larva bersilia yang disebut dengan Planula akan bergerak meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.