Daftar isi
Crustacea merupakan subfilum hewan dari kelompok Arthopoda yang biasa dikenal dengan udang-udangan. Udang merupakan hewan yang berkembang biak di perairan terutama sekitar sungai, laut dan danau. Hewan ini bisa temukan di hampir seluruh genangan air yang luas seperti air tawar, air payau atau air asin dengan kedalaman yang beragam.
Crustacea sendiri ini mencakup kelompok udang-udangan seperti lobster, kepiting, udang, udang karang dan juga teritip. Kebanyakan hewan tersebut bergerak dengan bebas, meskipun beberapa diantaranya bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Mayoritas hewan dari subfilum Crustacea adalah udang yang memiliki sistem reproduksi cukup sama dengan jenis udang lainnya. adapun penjeleasan tentang sistem reproduksi Crustacea sebagai berikut:
Crustacea atau biasa dikenal udang memliki dua jenis alat reproduksi yakni udang jantan dan udang betina. Berikut ini perbedaannya:
Alat reproduksi udang jantan disusun oleh organ internal yakni sepasang vas deferens dan sepasang terminal ampula serta organ eksternal berupa petasma dan sepasang apendik. Petasma terletak pada bagian kaki jalan yang kelima, sedangkan appendik maskulina terletak di kaki renang kedua yang merupakan cabang ketiga dari kaki renang.
Alat reproduksi eksternal udang jantan berfungsi untuk menyalurkan sel sperma dan memposisikan spermatophore pada alat reproduksi betina. Sehingga telur yang akan keluar dari oviduk ke tempat pengeraman dapat dibuahi oleh sel sperma dari alat kelamin betina. Petesma sendiri adalah bagian modifikasi dari endopodite pasangan kaki renang pertama.
Testis adalah kelenjar kelamin jantan baik pada hewan maupun manusia. Meskipun tidak terlalu kelihatan, namun sebenarnya udang jantan memiliki testis di dalam tubuhnya. Selain itu, bentuk testis pada udang juga tidak sama seperti hewan mamalia pada umumnya.
Pada udang, testes memiliki wujud bening dan tidak berpigmen yang terususn dari sebuah anterior dan lima cabang samping yang terletak di bawah karapaks pada wilayah hepatopankreas.
Organ reproduksi pada udang jantan selanjutnya adalah vas deferens. Organ ini berfungsi untuk menyimpan spermatozoa sebelum diejakulasikan. Vas deferens juga diartikan sebagai saluran tabung yang menghubungkan testis dengan kantong sperma.
Setiap vas deferens memiliki empat bagian yang dapat dibedakan dengan jelas yakni proximal vas deferens, media vas deferens, distal vas deferens dan juga terminal ampula. Pada bagian proximal dan medial vas deferens terdapat lumen-lumen yang berguna untuk menjaga komponen-komponen dalam membentuk spermatofora. Selain itu, pada medial vas deverens juga terdapat lumen primer yang mengandung spermatozoa matang dan lumen sekunder.
Terminal ampula adalah organ reproduksi udang jantan yang berbentuk bulat dan memiliki dinding otot yang tebal dengan sel-sel epitelium yang berbentuk kolom. Organ ini memiliki dua ruangan di dalamnya yakni salah satunya berisi spermatofora dan lainnya berupa material calcareous. Sepasang terminal ampula terletak pada bagian pangkal dari coxopod pada kaki jalan kelima.
Petasma merupakan sebuah pasangan dari endopod yang terdiri dari kaki renang pertama yang berbentuk seperti sebuah strtuktur yang saling bertautan satu sama lain. Organ ini berfungsi untuk mentrasfer spermatofora.
Jika udang jantan tersusun dari organ internal berupa vas deferens dan terminal ampula, sementara udang betina disusun oleh organ internal berupa sepasang ovarium, sepasang oviduk dan organ eksternal berupa thelikum yang letaknya berada diantara kaki jalan ketiga. Pada bagian dalam thelikum memiliki spermatheca yang membantu untuk menyimpan spermatophore setelah terjadi kopulasi.
Seperti hewan betina pada umumnya, udang betina juga memiliki ovarium. Organ ini berfungsi untuk menghasilkan sel telur yang nantinya akan dibuahi oleh sel sperma oleh udang jantan.
Sama halnya vas deferens, oviduk adalah saluran reproduksi pada udang betina yang berfungsi untuk menghantarkan sel telur dari ovarium menuju tempat fertilisasi. Oviduk memiliki bentuk seperti pipa tidak beraturan.
Thelikum (thelycum) merupakan organ reproduksi betina yang terdapat diantara pangkal kaki jalan keempat dan kelima. Organ ini berfungsi untuk menyimpan spermatofor ketika terjadi proses fertilisasi atau pembuahan. Selain itu, thelikum bersifat terbuka di mana tidak tertutup oleh lempengan karapas yang keras.
Ketika tiba musim kawin, udang betina akan mengamlami oogonia. Oogonia diproduksi secara mitosis dari epitelum germinal selama kehidupan reproduktifnya. Kemudian oogonia tersebut mengalami meiosis dan berdiferensiasi menjadi oosit serta dikelilingi oleh sel-sel folikel. Oosit yang dihasilkan tersebut akan menyerap material kuning telur dari darah induk melalui sel-sel folikel.
Sementara dari udang jantan, selama perjalanan melewati vas deferens sperma yang telah berdiferensiasi akan dikumpulkan di dalam cairan fluid dan melingkupinya dalam sebuah chitinous spermatophore. Udang jantan hanya dapat kawin dengan udang betina yang memiliki ovarium yang telah matang.
Pada masa ini, udang jantan akan melakukan kontak antena kepada udang betina sebagai bentuk pengenalan repseptor seksual pada udang.
Udang biasanya melakukan perkawinan di daerap lepas pantai yang dangkal. Proses perkawinan hewan ini mencakup pemindahan spermatophore dari udang jantan ke udang betina. Telur-telur akan dikeluarkan dan dibuahi secara eksternal di dalam air.
Seekor udang betina dapat menghasilkan mulai dari setengah hingga satu juta telur setiap masa bertelurnya. Dalam kurun waktu 13-14 jam, telur-telur kecil akan berkembang menjadi larva yang memiliki ukuran mikroskopik yang disebut dengan nauplii/nauplius.
Tahap nauplii ini udang memakan kuning telur yang tersimpan di dalam tubuhnya kemudian mengalami metamorfosisi menjadi zoea. Pada tahap kedua ini, udang memakan alga dan setelah beberapa hari ia bermetamorfosis kembali menjadi mysis. Mysis tersebut mulai terlihat seperti udang kecil dan memakan alga serta zooplankton.
Sekitar 3-4 hari, mysis kembali bermetamorfosisi menjadi postlarva. Tahap ini merupakan tahap di mana udang telah mulai berkembang menjad udang dewasa. Keseluruhan proses dari tahap awal yakni nauplii hingga tahap postlarva tersebut memerlukan waktu sekitar 12 hari.
Jika ia bereproduksi di habitat alaminya maka postlarva (udang dewasa) akan migrasi ke estuarin yang kaya nutrisi dan bersalinitas redah. Setelah itu, udang tumbuh di sana dan kembali ke laut terbuka saat mereka dewasa.