Daftar isi
Sosiologi kesehatan adalah cabang ilmu sosiologi yang memfokuskan perhatian pada studi tentang interaksi antara faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dengan kesehatan dan sistem perawatan kesehatan dalam masyarakat.
Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial memengaruhi kesehatan individu dan populasi, serta bagaimana institusi dan struktur sosial mempengaruhi cara masyarakat mengakses, mengguna, dan merespons perawatan kesehatan.
Berikut adalah pandangan tentang sosiologi kesehatan dari beberapa ahli yang berbeda.
1. Talcott Parsons
Talcott Parsons lahir pada 13 Desember 1902, di Colorado Springs, Colorado, Amerika Serikat. Talcott Parsons adalah seorang sosiolog Amerika yang dianggap salah satu tokoh terpenting dalam sejarah sosiologi dan memberikan kontribusi penting dalam pemahaman sosiologi kesehatan.
Parsons menekankan bahwa sistem kesehatan memiliki peran fungsional dalam masyarakat. Hal itu berarti sistem kesehatan membantu menjaga stabilitas sosial dengan mengembangkan norma-norma dan nilai-nilai terkait kesehatan.
Sistem kesehatan juga memiliki peran dalam mengatur peran individu dalam masyarakat. Parsons mengidentifikasi peran khusus dalam sistem kesehatan, yaitu peran pasien dan dokter. Peran pasien adalah untuk mencari bantuan medis ketika sakit, sementara peran dokter adalah untuk memberikan perawatan medis dan diagnosis.
Semua itu adalah contoh penting dari bagaimana norma dan peran dalam masyarakat terkait erat dengan sistem kesehatan.
Pandangan Talcott Parsons memberikan dasar untuk memahami hubungan antara kesehatan dan masyarakat dari perspektif sosiologi serta menekankan peran sistem kesehatan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas sosial serta interaksi peran dalam konteks kesehatan.
2. Ivan Illich
Ivan Illich lahir pada 4 September 1926, di Wina, Austria. Illich sangat kritis terhadap proses medicalisasi, yaitu tren di mana masalah-masalah yang sebelumnya tidak dianggap sebagai masalah medis menjadi semakin tergantung pada perawatan medis.
Serta berpendapat bahwa medicalisasi dapat menciptakan ketergantungan yang berlebihan pada sistem medis, menghilangkan kemandirian individu, dan bahkan menyebabkan iatrogenesis, yaitu efek samping negatif dari perawatan medis.
Illich juga menyoroti ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan dan mengkritik bagaimana komersialisasi dan birokratisasi dalam sistem kesehatan dapat memperburuk ketidaksetaraan tersebut.
Pandangan Ivan Illich dalam sosiologi kesehatan menyoroti pentingnya merdeka dalam menjaga kesehatan diri sendiri, mengurangi ketergantungan pada institusi medis, dan mengkaji dampak negatif dari pertumbuhan sistem medis. Kontribusinya telah berpengaruh dalam pemikiran kritis tentang perawatan kesehatan dan hubungannya dengan masyarakat.
3. Howard Waitzkin
Howard Waitzkin lahir pada 8 Juli 1943, di Chicago, Illinois, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar sarjana dalam bidang kedokteran dari Universitas Chicago dan gelar doktor dalam bidang sosiologi dari Universitas California, Berkeley.
Salah satu kontribusi utama Waitzkin dalam sosiologi kesehatan adalah pemahamannya tentang ketidaksetaraan dalam sistem kesehatan. Dia telah melakukan penelitian intensif tentang determinan sosial kesehatan dan dampaknya terhadap populasi yang rentan.
Pandangan Waitzkin tentang sosiologi kesehatan menekankan ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan dan dampak dari determinan sosial, seperti status sosial-ekonomi dan etnisitas, terhadap kesehatan individu dan populasi.
Waitzkin memandang sistem kesehatan sebagai refleksi dari ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat dan menekankan pentingnya memerangi ketidaksetaraan tersebut untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
4. Arthur Kleinman
Arthur Kleinman lahir pada 11 Maret 1941, di New York City, Amerika Serikat. Salah satu kontribusi utama Kleinman adalah pengembangan konsep Explanatory Model (Model Penjelasan) dalam studi sosiologi kesehatan.
Konsep tersebut mengacu pada pandangan individu tentang penyakit dan pengobatan berdasarkan budaya, keyakinan, dan konteks sosial. Kemudian Kleinman menulis buku yang berjudul The Illness Narratives: Suffering, Healing, and the Human Condition (1988), mengeksplorasi pengalaman penyakit dan penyembuhan dari sudut pandang antropologi medis.
Kleinman menggambarkan pentingnya memahami pengalaman pasien dan perspektif budaya dalam perawatan kesehatan. Selain itu ia juga menekankan bahwa pendekatan yang holistik dan berbasis budaya diperlukan untuk memahami bagaimana individu dan masyarakat mengatasi penyakit, meresponsnya, dan mencari perawatan medis.
Melalui karyanya yang kaya dan pendekatannya yang berfokus pada budaya dan pengalaman individu, Arthur Kleinman telah memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kita memahami sosiologi kesehatan dari sudut pandang antropologi dan budaya.
5. Renee Fox
Renee Fox lahir pada 28 Maret 1928, di New York City, Amerika Serikat serta memperoleh gelar sarjana dalam bidang sosiologi dari Barnard College dan gelar doktor dalam sosiologi dari Radcliffe College, yang sekarang merupakan bagian dari Harvard University.
Fox adalah salah satu tokoh yang menyoroti konsep medicalization, yang merujuk pada proses di mana masalah-masalah yang sebelumnya tidak dianggap sebagai masalah medis menjadi subjek perhatian medis.
Fox mengkaji dampak medicalization terhadap individu dan masyarakat serta peran institusi medis dalam mengubah definisi kesehatan dan penyakit. Dalam pandangannya, Fox menekankan pentingnya memahami hubungan kompleks antara ilmu kedokteran dan masyarakat.
Serta menganggap bahwa ilmu kedokteran dan praktek perawatan kesehatan tidak terisolasi dari faktor-faktor sosial, budaya, dan struktural dalam masyarakat. Kontribusinya telah berpengaruh dalam pemahaman masyarakat tentang bagaimana faktor sosial memengaruhi pengalaman kesehatan dan penyakit serta praktik perawatan kesehatan dalam masyarakat.
6. David Mechanic
David Mechanic lahir pada 22 Mei 1936, di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Mechanic merupakan lulusan di bidang sosiologi dari Universitas Brooklyn dan gelar doktor dalam bidang sosiologi dari Universitas Columbia.
Mechanic menekankan pentingnya memahami bagaimana faktor-faktor sosial, seperti kelas sosial, ras, jenis kelamin, dan pendidikan, memengaruhi kesehatan individu dan populasi. Dia menganggap bahwa ketidaksetaraan sosial memiliki dampak besar terhadap kesehatan, dan sosiologi kesehatan harus memeriksa ketidaksetaraan tersebut.
Salah satu kontribusi terkenal Mechanic adalah pengembangan teori stigma sosial dalam konteks kesehatan mental. Selain itu juga mempelajari bagaimana masyarakat seringkali merendahkan individu dengan masalah kesehatan mental dan bagaimana stigma dapat menghambat pencarian perawatan dan pemulihan.
Pandangan David Mechanic tentang sosiologi kesehatan menyoroti pentingnya melihat kesehatan sebagai fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Kontribusinya telah berpengaruh dalam memahami ketidaksetaraan kesehatan, stigma, dan dinamika sistem perawatan kesehatan.
7. Judith Lorber
Judith Lorber adalah seorang sosiolog Amerika yang dikenal atas kontribusinya dalam studi gender dan feminisme. Judith Lorber lahir pada 28 Maret 1931, di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Kemudian memperoleh gelar sarjana dalam bidang antropologi dari Universitas Radcliffe dan gelar doktor dalam bidang sosiologi dari Universitas New York (NYU).
Judith Lorber juga telah menyoroti ketidaksetaraan gender dalam akses terhadap perawatan kesehatan dan pengalaman kesehatan. Kemudian Lorber juga telah menunjukkan bagaimana norma-norma gender dapat menciptakan perbedaan dalam pengobatan, diagnosis, dan perawatan medis antara pria dan wanita.
Pandangan-pandangan Lorber tentang konstruksi sosial gender dan pengaruhnya terhadap aspek-aspek kehidupan sehari-hari, termasuk perawatan kesehatan, telah membantu merangkul sosiologi kesehatan dengan lensa gender dan membuka jalan bagi pemikiran kritis tentang ketidaksetaraan kesehatan berbasis gender. Meskipun Lorber bukan sosiolog kesehatan, kontribusinya memiliki dampak pada bidang tersebut.
8. Pierre Bourdieu
Pierre Bourdieu adalah seorang sosiolog, antropolog, dan filsuf Prancis yang lahir pada 1 Agustus 1930 di Denguin, Prancis, dan meninggal pada 23 Januari 2002. Bourdieu menyoroti peran kapital sosial, ekonomi, dan budaya dalam membentuk ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Ini dapat diterapkan pada pemahaman tentang ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan dan pemahaman tentang kesehatan. Orang dengan kapital sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih tinggi mungkin memiliki lebih banyak akses terhadap perawatan kesehatan dan sumber informasi kesehatan.
Bourdieu juga konsep struktur dan agensi, yang mengacu pada hubungan kompleks antara faktor-faktor struktural dalam masyarakat (seperti kelas sosial, pendidikan, dan budaya) dan kemampuan individu untuk bertindak.
Dalam konteks sosiologi kesehatan, konsep ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial, seperti status sosial ekonomi, dapat membatasi atau memfasilitasi kemampuan individu untuk menjaga kesehatan mereka sendiri.
Pemahaman Bourdieu tentang relasi kuasa, ketidaksetaraan, dan pembentukan perilaku sosial dapat diterapkan dalam sosiologi kesehatan untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial memengaruhi akses, perilaku, dan pengalaman kesehatan individu dalam masyarakat.
Meskipun ia tidak fokus secara khusus pada sosiologi kesehatan, pandangannya memberikan wawasan penting dalam memahami aspek-aspek sosial dalam bidang kesehatan.
8. Nancy Krieger
Nancy Krieger adalah seorang epidemiolog dan ahli sosiologi kesehatan yang telah memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara faktor sosial dan kesehatan. Krieger menekankan bahwa faktor sosial seperti status sosial ekonomi, ras, jenis kelamin, dan lingkungan sosial memainkan peran sentral dalam menentukan kesehatan individu dan populasi.
Selain itu juga memandang bahwa sosiologi kesehatan harus menggali akar penyebab ketidaksetaraan kesehatan. Krieger memandang bahwa ketidaksetaraan tersebut sering kali merupakan hasil dari ketidakadilan struktural dalam masyarakat, seperti ketidaksetaraan ekonomi, akses terhadap perawatan kesehatan, dan lingkungan yang tidak sehat.
Krieger mendorong penggunaan data kesehatan yang dibedakan menurut kategori sosial seperti ras dan etnis, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Hal itu akan membantu mengidentifikasi ketidaksetaraan kesehatan yang mungkin tersembunyi dalam data agregat.
Kontribusinya dalam memperkuat sosiologi kesehatan sebagai alat untuk mengatasi ketidaksetaraan kesehatan telah memberikan dampak signifikan dalam bidang tersebut.
Setiap pandangan para ahli memberikan kontribusi unik dalam memahami kesehatan dari perspektif sosiologi, dan pandangan mereka dapat membantu kita memahami hubungan kompleks antara faktor sosial dan kesehatan masyarakat.