Myxomycota merupakan salah satu dari dua filum Protista mirip jamur yang hidup di habitat yang basah dan lembab. Myxomycota atau jamur lendir memiliki ciri berpigmen terang umumnya, berwarna kuning atau organge dan semuanya heterotrof.
Pada fase vegetatif, jamur lendiri memiliki inti banyak dan massa protoplasma telanjang. Bentuknya menyerupai Amoeba dan dinamakan plasmodium.
Menurut Karmana ( 2007, h. 66-67 ) Jika lingkungan menguntungkan, plasmodium akan bertambah besar dan jika lingkungan merugikan, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tahapan siklus yang berfungsi dalam reproduksi seksual.
Ketika tanah dalam kondisi basah, badan buah ini akan melepaskan sporannya yang mana akan membentuk sel amoeboid. Sel amoeboid ini berasal dari spora yang terdapat di dalam badan buah.
Ketika sel amoeboid makan ia akan membagi dirinya berulang kali, dan ketika suplai makanannya berkurang sel amoeboidnya akan berubah menjadi dua siklus yaitu siklus aseksual dan seksual.
Pada saat memasuki tahap meiosis sel amoeboid tadi, akan berubah menjadi agregat yang akan makan secara fagositosis. Kemudian ia akan terus tumbuh dan tumbuh.
Myxomycota atau Myxomycetes akan menghasilkan spora di dalam badan buah, yang mana spora ini nantinya akan menghasilkan segerombolan satu hingga empat haploid uniselullar myxamoebae atau sel swarm yang bersama disebut dengan amoeboflagellata
Unisellular Myxamoebae akan muncul dari spora melalui pori. Dalam tahapan ini plasmodium akan mempunyai sifat yang berlawanan dari biasanya, yaitu mencari cahaya matahari untuk menurunkan kadar air nya, lalu kemudian berubah menjadi beberapa tubuh buah, yang masing-masing diselubungi oleh selaput kaku karena mengandung kapur, dan dinamakan peridium.