Studi Kohort: Pengertian – Ciri dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Studi kohort atau dapat disebut juga sebagai studi insidens ini menjadi pilihan bagi peneliti, khususnya terkait dengan penelitian klinis seputar kesehatan dan penyakit. Melalui studi ini perbedaan dan perubahan pada subjek dapat dilihat seiring berjalannya waktu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai studi kohort.

Pengertian Studi Kohort

Kohort pada dasarnya mengacu pada kelompok dengan ciri yang sama. Kemudian studi kohort dapat diartikan sebagai bentuk studi longitudinal dengan subjek adalah sekelompok individu yang mempunyai kesamaan karakteristik dalam periode tertentu.

Dalam penelitian klinis, studi kohort merupakan bentuk penelitian observasional yang biasanya dilakukan terkait kondisi penyakit, yakni dengan melihat hubungan antara paparan dan penyakit secara berkelanjutan sampai waktu tertentu untuk dapat mengidentifikasi dan menghitung besaran kejadian penyakit.

Menurut Nuraini (2010), studi kohort merupakan rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara paparan dengan penyakit melalui subjek dari kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan status penyakitnya.

Dalam sumber lainnya, studi kohort didefinisikan sebagai studi yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efeknya pada kelompok subjek yang diteliti dalam waktu tertentu sehingga dapat terlihat jumlah subjek yang pada akhirnya mengalami efek dari faktor tersebut.

Ciri-ciri Studi Kohort

Studi kohort satu jenis dengan studi cross sectional dan studi case control, tetapi studi ini memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan studi lain, yakni sebagai berikut:

  • Studi bersifat observasional, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
  • Subjek dipilih berdasarkan status paparan yang dimiliki.
  • Dimulai dengan mengidentifikasi faktor risiko.
  • Membutuhkan subjek dari dua kelompok, yakni kelompok yang diteliti (dengan paparan) dan kelompok kontrol (tanpa paparan).
  • Pengamatan dan pencatatan dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perkembangan penyakit pada subjek.

Jenis Studi Kohort

  • Studi kohort prospektif
    Studi ini sudah direncanakan terlebih dahulu untuk dilaksanakan dalam periode tertentu selama beberapa waktu ke depan. Dengan studi jenis ini, peneliti memang membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk pengumpulan data, tetapi data yang didapatkan bisa lebih lengkap dan sesuai kebutuhan.
  • Studi kohort retrospektif
    Studi ini sumber datanya sudah ada pada periode sebelumnya untuk mengidentifikasi adanya faktor risiko terkait kondisi tertentu. Akan tetapi, hasil interpretasi terbatas hanya pada data yang ada, sedangkan data yang hilang atau kurang lengkap tidak dapat digali kembali.
  • Nested case-control study
    Studi ini merupakan modifikasi dari studi kohort dengan analisis yang berbentuk kasus-kelola (case control study) dengan kata lain dalam jenis ini terdapat bentuk studi case control yang disematkan dalam rancangan studi kohort dan datanya juga dari studi kohort.

Contoh Penggunaan Studi Kohort

Contoh penelitian yang menggunakan studi kohort dilakukan oleh Fitryani (2019) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas I Denpasar Timur. Penelitian tersebut menggunakan studi kohort berjenis retrospektif atau datanya dari peristiwa yang sudah ada.

Subjek penelitiannya adalah 99 ibu yang melahirkan pada 10 Januari sampai 10 Mei 2018 di puskesmas tersebut dengan kriteria lain, seperti umur saat hamil 20-35 tahun, jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, dan lainnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi pada kohort ibu hamil ditambah data dari buku KIA ketika ibu hamil datang untuk imunisasi. Hasilnya, terdapat hubungan antara LiLa dengan berat lahir bayi.

Kelebihan dan Kekurangan Studi Kohort

Studi kohort memiliki beberapa kelebihan dan kekurang, berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan

  • Subjek penelitiannya memiliki batasan tertentu sehingga mengurangi adanya pengaruh variabel pengganggu.
  • Dapat mengikuti standarisasi kriteria atau hasil.
  • Dapat memberikan bukti inferensi yang lebih kuat dibanding jenis studi observasional lain.
  • Mampu menjelaskan hubungan sementara antara paparan dan outcome.
  • Dapat mengetahui beberapa pengaruh dari suatu paparan.
  • Hasil studi termasuk dengan angka kejadian penyakit atau incidence rate.
  • Cocok diterapkan pada studi terkait paparan yang kurang umum atau langka serta kasus yang fatal dan sifatnya progresif.
  • Penelitian secara longitudinal membuat reliabilitas menjadi semakin baik.

Kekurangan

  • Studinya cukup rumit dibanding dengan cross sectional.
  • Terkadang tidak ada proses randomisasi sehingga kemungkinan muncul ketidakseimbangan karakteristik subjek.
  • Butuh biaya yang besar karena pelaksanaannya cukup lama untuk studi kohort prospektif.
  • Perlu pencarian data dari sumber data yang lengkap dan harus memastikan validitas dan reliabilitasnya juga untuk studi kohort retrospektif
  • Semakin lama periode, kemungkinan adanya bias karena subjek menarik diri di tengah proses studi semakin tinggi.
  • Terdapat risiko masalah karena peneliti membiarkan subjek terkena paparan yang bisa saja menyebabkan kerugian bagi subjek.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah penjelasan dari pengertian, ciri-ciri, jenis, contoh penggunaan, serta kelebihan dan kekurangan studi kohort. Kesimpulannya, studi kohort adalah studi observasional yang dilakukan dengan melihat hubungan faktor risiko dengan efeknya pada kelompok dengan karakteristik tertentu.

Beberapa ciri dari studi ini, yaitu faktor risiko sudah diketahui terlebih dahulu serta diperlukan subjek dengan paparan dan tanpa paparan. Sedangkan jenis dari studi ini, yaitu studi kohort prospektif, studi kohort retrospektif, dan nested case-control study.

Contoh penelitian dengan studi ini dilakukan oleh Fitriyani (2019) untuk melihat Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas I Denpasar Timur pada 99 subjek. Studi kohort berjenis retrospektif dengan sumber data dari observasi dan buku KIA menunjukkan adanya hubungan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn