Validitas: Pengertian – Jenis dan Cara Menghitungnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada materi kali ini kita akan mempelajari atau membahas mengenai validitas yang biasanya dilakukan pada saat kegiatan penelitian. Materi kini akan dimulai dari pengertian, prinsip, jenis dan cara menghitung validitas.

Pengertian Validitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Validitas adalah sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir atau kekuatan hukum; sifat valid; kesahihan.

Menurut Para Ahli

  • Azwar (1987: 173)
    Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dala melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
  • Sudjana (2004: 12)
    Validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul betul menilai apa yang harus dinilai.
  • Suryabrata (2000: 41)
    Validitas adalah derajat fungsi pengukuran suatu tes atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar benar mengukur atap yang hendak diukur.
  • Arikunto (1999: 65)
    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesalihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
  • Neuman (2007)
    Validitas adalah menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian antara konstruk atau cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam definisi konseptual dan suatu ukuran. Hal ini mengacu pada seberapa baik ide tentang realitas “sesuai” dengan realitas aktual. Dalam istilah sederhana, validitas membahas pertanyaan mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui penelitian sesuai dengan konstruk yang peneliti gunakan untuk memahaminya.
  • Kusaeri (2012: 75)
    Validitas adalah ketpatan (appropriateness), kebermaknaan (meaningfull) dan kemanfaatan (usefulness) dari sebuah kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes.
  • Nursalam (2003)
    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingka kevalidan atau keshalihan suatu instrumen.
  • Nastasia dan Urbina (1998)
    Validitas adalah mengenai apa dan seberapa baik suatu alat tes dapat mengukur, sedangkan reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika diuji berulang kali dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda atau dengan seperangkat butir ekuivalen yang berbeda atau dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
  • Sukadji (2000)
    Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
  • Gronlund dan Linn (1990)
    Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.

Secara Umum

Validitas berasal dari kata “validity” yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur di dalam melakukan fungsi ukurnya.

Prinsip Validitas

  • Penggunaan yang bisa dibuat dari hasil asesment hanya vali terhadap derajat yang arahnya ke bukti yang mendorong kebenarannya.
  • Interpretasi yang diberikan kepada asesment hanya valid terhadap derajat yang diarahkan ke bukti yang mendukung kebenarannya.
  • Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment dari keduanya konsisten dengan nilai kecocokan.
  • Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid pada saat nilai yang di dapatkan sesuai.

Jenis Validitas

  • Validitas Isi
    Validitas isi merupakan isi atau bahan yang diuji relevan dengan kemampuan pelajaran, pengetahuan atau latar belakang dari orang yang diuji. Validitas isi di dapatkan dengan mengadakan sampling yang baik. Cara mengadakan sampling yang baik yaitu dengan memilih item yang representatif dari keseluruhan bahan dengan yang sedang diselidiki. Kesulitan yang dihadapi mengenai validitas isi yaitu pilihan item yang digunakan biasanya bersifat subjektif yaitu berdasarkan logika dari peneliti itu sendiri.
  • Validitas Konstruk
    Validitas konstruk digunakan pada saat kita menyaksikan apakah gejala tes benar benar hanya mengandung satu dimensi. Jika ternyata gejala tersebut mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes tersebut diragukan. Keuntungan menggunakan validitas konstruk ini bahwa mengetahui komponen sifat yang diukur dengan tes tersebut.
  • Validitas Prediktif
    Validitas prediktif merupakan kesesuaian diantara ramalan mengenai perilaku seseorang dengan perilaku yang nyata. Suatu tes tersebut diharapkan memiliki nilai prediktif yang tinggi, artinya yaitu apa yang diprediksikan oleh tes mengenai perilaku seseorang memang terbukti dilakukan oleh orang tersebut.
  • Validitas Eksternal
    Validitas eksternal adalah jenis dari validitas yang didapatkan dengan cara mengorelasikan alat ukur baru dengan tolok ukur eksternal yang berupa alat ukur yang sudah valid. Jika kedua nagka sudah berkolerasi secara signifikan, maka kedua jenis dari pengukuran telah memiliki validitas eksternal.
  • Validitas Budaya
    Validitas budaya sangat penting bagi penelitian yang digunakan di negara yang suku bangsanya beragam atau bervariasi. Alat pengukuran yang sudah valid untuk penelitian dalam suatu negara belum tentu akan valid juga jika digunakan di negara lain yang budayanya berbeda.
  • Validitas Rupa
    Pada validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur, namun hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya alat ukur tampaknya mengukur apa yang akan diukur. Validitas jenis rupa ini sangat penting di dalam pengukuran kemampuan individu, seperti bakat dan keterampilan. Hal ini disebabkan karena di dalam pengukuran aspek kemampuan faktor rupa akan menentukan sejauh mana minat orang di dalam menjawab soal tersebut.

Cara Menghitung Validitas

Di dalam menguji suatu validitas pada butir soal, maka skor atau nilai yang ada pada soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor pada tiap soal dinyatakan dengan skor X , kemudian skor totalnya dinyatakan dengan skor Y.

Didapatkannya indeks validitas pada setiap soalnya, dapat diketahui soal mana yang memenuhi syarat agar dilihat dari indeks validitasnya. Untuk menentukan koefisien kolerasi antara skor hasil tes yang akan diuji dengan validitasnya dengan hasil tes yang standar yang dimiliki orang yang sama dapat menggunakan rumus korelasi.

Kemudian hitung koefisien validitas dari instrumen yang diuji, yang memiliki nilai sama dengan korelasi hasil langkah sebelumnya dikali dengan koefisien validitas instrumen standar.

Bandingkan nilai koefisien validitas dengan nilai koefisien pearson (r-tabel) pada araf signifikannya a (0,05) dan n = banyak data. Instrumen valid, jika r-hitung = r-tabel dan instrumen tidak valid, jika r-hitung < r-tabel.

Berikut ini kategori validitas instrumen yang acuannya pada pengklasifikasian validitas yang ditemukan oleh Guilford, diantaranya yaitu:

  • 0,80 < rxy 1,00 validitas sangat baik
  • 0,60 < rxy 0,80 validitas baik
  • 0,40 < rxy 0,60 validitas cukup
  • 0,20 < rxy 0, =40 validitas kurang
  • 0,00 < rxy 0,20 validitas jelek
  • rxy 0,00 tidak valid.
fbWhatsappTwitterLinkedIn