Suku Toraja: Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia memiliki berbagai macam suku yang tersebar di seluruh nusantara. Salah satu suku yang berada di pulau Sulawesi, yaitu suku Toraja. Berikut ini akan dijelaskan mengenai suku Toraja.

Sejarah dan Perkembangan Suku Toraja

Nama Toraja berasal dari ‘To Riaja’ yang biasa digunakan oleh suku Bugis di Sidenreng Rappang untuk menyebut penduduk daerah tersebut.

‘To Riaja’ sendiri memiliki makna orang yang mendiami daerah pegunungan. Kata Toraja sendiri berasal dari kata Toraya yang memiliki arti orang besar atau mulia.

Kelompok masyarakat suku Toraja tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.

Orang Toraja awalnya berasal dari Teluk Tonkin yang terletak di antara Cina Selatan dan Vietnam. Nenek moyang suku Toraja awalnya bermukim wilayah pantai di Sulawesi sebelum akhirnya pindah dan menetap ke dataran tinggi.

Penduduk pertama yang mendiami daerah Toraja yaitu penduduk yang melakukan perjalanan ke arah selatan dengan menggunakan perahu.

Batas-batas kabupaten Tana Toraja meliputi Tana Toraja Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Tana Toraja Utara terdapat kabupaten Mamuju, kabupaten Mamasa.

Bagian timur terdapat kabupaten Luwu. Bagian selatan terdapat kabupaten Enrekang dan kabupaten Pinrang. Bagian barat terdapat kabupaten Polmas.

Ciri Khas Suku Toraja

Dalam suku Toraja, kelurga merupakan kelompok sosial dan politik utama. Setiap desa yang ada di dalam suku tersebut adalah suatu keluarga besar.

Suku Toraja tidak mengijinkan pernikahan dengan sepupu dekat. Status masyarakat dalam suku Toraja dapat dilihat dari pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan.

Kekayaan dapat dilihat melalui jumlah kerbau yang dimiliki. Masyarakat Suku Toraja biasanya bercocok tanam di sawah maupun di ladang.

Mereka menanam jagumg, padi, sayur-sayuran, dan umbi-umbian. Daerah Toraja juga terkenal sebagai penghasil kopi yang baik.

Dalam masyarakat Toraja, mereka mengenal kelompok kekerabatan yang disebut marapuan.

Marapuan adalah sistem kepada satu kakek moyang pendiri rumah tongkonan yang digunakan untuk kehidupan sosial serta keagamaan para anggotanya.

Pakaian Adat Suku Toraja

pakaian adat suku toraja

Terdapat beberapa pakaian adat suku Toraja, diantaranya adalah sepa tallung buku, pokko, kandore, kain tenun Toraja.

Sepa tallung buku dikenakan oleh laki-laki. Kelengkapan sepa tallung buku meliputi kandure (berupa manik-manik), gayang. Busana sepa tallung buku memmpunyai lengan panjang.

Busana pokko dikenakan oleh kaum perempuan. Busana ini berlengan pendek dan memiliki warna merah, putih, dan kuning.

Selain pokko, terdapat pula busana adat yang dikenakan kaum perempuan yaitu kandore. Pakaian adat lain yang digunakan adalah sarung berbahan dasar kain tenun.

Sarung tersebut biasanya dipakai oleh tetua adat ketika hendak memimpin upacara rambut solo atau upacara kematian. Sarung kain tenun suku Toraja memiliki warna putih.

Sistem Kepercayaan Suku Toraja

Mayoritas kepercayaan suku Toraja adalah agama Kristen. Selain itu, mereka juga masih percaya terhadap roh-roh leluhur nenek moyang dan animisme.

Dalam pemakaman suku Toraja terdapat beberapa jenis kuburan yaitu kuburan batu, kuburan pohon, kuburan gantung.

Rumah Adat Suku Toraja

rumah tongkonan toraja

Rumah adat suku Toraja adalah tongkonan. Bangunan rumah adat ini terbuat dari kayu dan didirikan di atas tumpukan kayu.

Tongkonan biasanya memiliki ukiran yang menghiasi bagian bangunan tersebut. Ukirannya memiliki warna merah, hitam, dan kuning.

Atap dari bangunan tongkonan ini memiliki bentuk seperti tanduk kerbau. Ciri khas dari rumah tongkonan adalah adanya patung kepala kerbau di bagian atas dengan warna berbeda-beda.

Terdapat lima jenis rumah tongkonan yaitu tongkonan pa’rapuan, tongkonan kaparengngesan, tongkonan pesiok aluk, tongkonan layuk, dan tongkonan pekamberan.

Selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah tongkonan juga digunakan sebagai tempat kegiatan adat, perkawinan, pemakaman, dan kegiatan ritual adat.   

Bahasa yang digunakan Suku Toraja

Bahasa yang digunakan suku Toraja adalah bahasa Toraja. Terdapat beberapa gaya bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, diantaranya yaitu kalumpang, tae’mamasa, talondo, dan toraja sa’dan.

Gaya bahasa toraja sa’dan adalah yang paling dimengerti dan sering digunakan oleh suku Toraja.

Kesenian dan Kebudayaan Suku Toraja

Salah satu kesenian khas suku Toraja adalah seni tari. Tari tersebut adalah tari pa’gellu yang ditampilkan ketika menyambut prajurit yang menang perang.

Ada pula tarian yang ditampilkan ketika berduka, yaitu tarian memanna. Kebudayaan suku Toraja yaitu rambu solo. Rambu solo adalah upacara pemakaman.

Dalam suku Toraja, orang yang meninggal dianggap seperti orang sakit yang masih dirawat dan diperlakukan layaknya masih hidup.

Upacara pemakaman bangsawan dilakukan dengan memotong kerbau sebanyak 24 sampai 100 ekor sebagai kurban.

Ada pula patung kayu dengan wajah orang yang sudah meninggal untuk diletakkan dikuburan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn