Daftar isi
Batik adalah kain asli dari Indonesia yang bahkan sudah diakui oleh UNESCO. Ada berbagai macam jenis batik seperti batik cap dan batik tulis. Pada setiap pembuatannya tentu memiliki tahapan-tahapan hingga akhirnya jadilah selembar kain batik. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses pembuatan batik tulis.
1. Nyungging
Nyungging adalah tahap paling awal dalam membuat kain batik tulis. Pada tahap ini para pengrajin akan membuat pola di atas kertas. Proses pembuatan pola untuk batik juga mempunyai tahapan dimana tahapan tersebut sama dengan tahapan melukis. Para pengrajin batik umumnya membutuhkan waktu sekitar 15 menit hingga satu jam untuk merampungkan tahap nyungging.
Pola-pola yang digambar pun lebih dari satu untuk nantinya diambil yang paling bagus. Tahapan ini akan sangat mempengaruhi hasil akhir kain sehingga pembuatan pola tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang.
2. Njaplak
Proses selanjutnya dinamakan sebagai proses njaplak atau disebut juga dengan menyalin pola. Pada proses ini pola yang sebelumnya sudah digambar di atas kertas di pindahkan ke media kain. Meski terlihat mudah dan masih menggunakan pensil, namun sebenarnya proses ini cukup sulit karena tekstur kain dan kertas sangat berbeda.
Pada tahap kedua ini diperlukan tingkat konsentrasi yang tinggi karena gambar yang sudah disalin tidak bisa dihapus. Untuk itu disarankan untuk menggunakan pensil dengan hasil tipis seperti HB atau H. Selain itu untuk meminimalisir kesalahan, lebih baik membuat pola garis-garis dahulu sehingga hasilnya akan rapi dan persis seperti pola di kertas.
3. Nglowong
Nglowong adalah tahap ketiga yang sekaligus menjadi tahap yang paling utama. Pada tahap ini pengrajin batik membutuhkan canting yaitu sebuah alat mirip teko dengan ujung runcing yang terbuat dari kayu. Canting ini diisi dengan lilin atau malam untuk kemudian dituangkan pada kain mengikuti alur pola. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah waktu sebab lilin atau malam tersebut mudah mengeras. Jika kamu terlambat maka lilin tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Selain itu karena kain yang digambar berukuran lebar mak dalam proses ini pengrajin harus membiasakan menulis atau menggambar dengan menggerakkan tangan dari bahu. Batik yang berkualitas tinggi biasanya akan dilakukan nglowong pada ke dua sisi kain.
4. Ngiseni
Tahap ngiseni disebut juga dengan ngisen yang dalam bahasa Indonesia berarti mengisi. Tahapan ini relatif lebih mudah dan cepat dari tahap lainnya. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengisi bagian-bagian pola yang masih kosong. Contohnya seperti pada pola bunga maka pada tahap ini yang dikerjakan adalah mengisi kelopak bunga dengan malam seluruhnya.
Tahap ngiseni dibagi menjadi dua jenis yaitu cecek dan sawut. Cecek adalah pola titik-titik kecil yang akan membentuk ornamen. Sedangkan sawut adalah mengulang garis agar tertutup oleh sebuah ornamen yang nanti akan diberi warna sogan atau coklat gosong. Dalam tahap ini alat canting masih dibutuhkan.
5. Nyolet
Tahapan selanjutnya adalah tahapan nyolet dimana kain batik diberi warna pada bagian tertentu. Pada tahapan ini alat yang digunakan adalah kuas. Proses ini dilakukan sebelum mencelupkan kain ke cairan pewarna agar hasil kain lebih bagus.
6. Mopok
Mopok adalah tahapan untuk menutupi bagian kain yang tidak akan diberi warna yaitu bagian kain yang sudah di colet. Pada proses ini masih membutuhkan malam atau lilin namun sudah tidak menggunakan canting. Sebagai pengganti canting, digunakan kuas yang lebih besar agar proses lebih cepat selesai.
7. Nembok
Proses nembok hampir sama dengan proses mopok yaitu untuk menutupi bagian yang tidak di warnai dengan lilin. Pada bagian ini yang ditutupi adalah bagian latar belakang yang biasanya merupakan kain mori putih. Lapisan ini lah yang akan menghalangi zat pewarna menyerap ke kain.
8. Ngelir
Proses selanjutnya adalah proses nyelir yang disebut juga dengan nyelup. Dalam proses ini yang dilakukan adalah memberi warna pada kain batik dengan cara dicelupkan ke dalam cairan pewarna. Teknik mencelupkan kain ini bertujuan agar proses lebih cepat. Umumnya warna yang digunakan adalah warna yang tidak terlalu mencolok seperti coklat, hijau tua, ungu tua, merah atau warna lainnya. Jika kain sudah sepenuhnya diberi warna maka kain tersebut harus dijemur hingga kering. Biasanya proses penjemuran ini memakan waktu beberapa hari.
9. Nglorod
Setelah kain kering maka proses selanjutnya adala nglorod. Proses nglorod yaitu proses dimana beberapa malam yang terdapat pada kain akan dilunturkan. Proses melunturkan dilakukan dengan cara mencelupkan kain pada air yan mendidih. Setelah lilin tersebut hilang, kain dijemur kembali hingga kering.
10. Ngrentesi
Setelah kain kering pada tahap nglorod masih ada tahap yang dilakukan yaitu tahap ngrentesi. Tahap ngrentesi adalah proses pemberian titik-titik atau garis pada pola. Tidak ada teknik khusus pada proses ini semua dilakukan hanya berdasarkan intuisi artistik. Namun sebenarnya tahapan ini tidak wajib dilakukan.
11. Nyumri
Proses nyumri disebut juga dengan proses nyumik. Pada proses ini bagian kain yang tidak diberi warna ditutup kembali dengan menggunakan malam. Setelah tahap ini selesai maka langkah selanjutnya adalah tahap nglorod kembali. Jika semua proses selesai maka kain batik sudah siap untuk digunakan.