Tanah Aluvial: Ciri – Manfaat dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa kamu pernah mendengar tentang tanah aluvial? Kita sudah sering melihat tanah di sekeliling kita, namun masih banyak dari kita masih belum mengetahui tentang pengertian secara mendalam tentang jenis-jenis tanah itu sendiri.

Dan berikut ini agar kamu mengetahui tentang arti dari tanah aluvial.

Apa itu Tanah Aluvial?

tanah aluvial

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai.

Tanah ini merupakan hasil erosi dari tanah di kawasan tinggi yang terbawa aliran air sungai, kemudian mengendap dan bercampur dengan lumpur sungai di dasar lereng.

Oleh sebab itu, kamu hanya bisa menemukan tanah aluvial di lokasi-lokasi sekitar aliran sungai.

Hal tersebut juga menjadi salah satu ciri dari jenis tanah ini.

Ciri-ciri Tanah Aluvial

Selain berasal dari endapan tanah yang mengalami erosi, terdapat beberapa karakteristik atau ciri lain yang membedakan tanah aluvial dengan jenis tanah lainnya.

1. Berwarna Coklat dan Agak Kelabu

Ciri atau karakteristik tanah aluvial yang pertama bisa terlihat dengan jelas dari warnanya yang kecoklatan, namun cenderung agak kelabu.

Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan mineral yang terdapat di dalam tanah aluvial.

2. Kaya akan Kandungan Mineral

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tanah aluvial memang banyak mengandung zat mineral.

Hal ini disebabkan oleh sifat tanah aluvial yang sangat mudah menyerap air sehingga banyak mineral yang masuk dan menjadi cadangan bagi tanaman yang terdapat di atasnya.

3. Teksturnya Mirip Tanah Liat

Mungkin masih banyak di antara kita yang masih keliru membedakan antara tanah aluvial dan tanah liat.

Wajar saja, sebab teksturnya memang menyerupai tekstur tanah liat.

Terlebih jika kemarau, tanah ini akan cenderung terlihat lebih kering daripada biasanya.

Namun, karena lokasinya yang berada di lereng sungai, membuat tanah aluvial tidak kehilangan kandungan mineralnya.

4. Memiliki Ph yang Rendah

Nah, karakteristik tanah aluvial yang satu ini bisa menjadi cara untuk kamu ketahui, apakah tanah yang akan kamu beli merupakan tanah aluvial atau tidak.

Tanah aluvial sendiri pada umumnya memiliki ph di bawah 6. Jadi, untuk mengetahuinya lebih konkritnya kamu bisa membawa tanah tersebut ke lab untuk dicek kadar Ph-nya.

5. Kandungan Fosfor dan Kalium yang juga Rendah

Bukan cuma Ph-nya saja yang rendah, karakteristik tanah aluvial yang lain adalah memiliki kandungan Fosfor dan Kalium (atau biasa disebut kandungan P dan K tanah) yang juga rendah.

Akan tetapi, hal ini hanya berlaku di wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan yang rendah.

Manfaat dari Tanah Aluvial

Tanah aluvial mempunyai zat hara yang sangat tinggi. Dan sangat cocok digunakan untuk lahan pertanian. Berikut ini manfaat lebih jelasnya.

1. Memperlancar Proses Irigasi

Salah satu kesulitan yang kerap dirasakan oleh petani adalah melakukan irigasi terhadap lahan perkebunannya.

Namun, hal ini tak menjadi kendala apabila lahan tersebut berjenis tanah aluvial.

Pasalnya, lokasi tanah aluvial yang berada di endapan sungai membuat akses akses ke kebun menjadi lebih lancar dan mudah.

2. Tanaman Jadi Lebih Subur

Seperti yang juga telah disebutkan sebelumnya, tanah aluvial memiliki kandungan unsur hara yang cukup tinggi.

Terlebih, di dalam kandungan tanah ini juga berisi zat makanan yang diperlukan oleh tumbuhan.

Bagi Anda yang tidak tahu, bahwasannya unsur hara sendiri penting bagi pertumbuhan tanaman karena mampu menyuburkan tanah.

3. Tanaman Tidak Mudah Kering

Ya, karena memiliki sifat yang sangat mudah menyerap air, tanaman yang ditanam di atas tanah aluvial memiliki cadangan air yang cukup banyak, sehingga tidak mudah kering meski pada musim kemarau.

Selain itu, tanah dengan cadangan air yang banyak juga dapat menyuburkan, serta mempercepat pertumbuhan tanaman. Maka dari itu, sangat bermanfaat untuk industri pertanian.

4. Mudah Digarap

Alasan selanjutnya mengapa pemanfaatan tanah aluvial sangat cocok bagi industri pertanian adalah karena tanah ini memiliki tekstur yang cukup empuk, sehingga gampang untuk digarap.

Jenis-jenis Tanah Aluvial

Berdasarkan prinsipnya, tanah aluvial yang merupakan persamaan dari kata tanah endapan, yaitu mengendap pada dasar dataran atau sering disebut sebagai sedimen. Dan hal tersebut membuatnya memiliki banyak jenis:

  • Sedimen Danau (Lacustrine)
  • Sedimen Sungai (Fluvial)
  • Sedimen Glasial

Namun yang sering ditemukan dan digunakan adalah tanah aluvial yang berasal dari sungai.

Kelebihan dan Kekurangan Tanah Aluvial

Untuk kelebihannya, tanah aluvial ini selain sudah banyak di manfaatkan, bisa di akui bahwasanya memang sangat cocok untuk di jadikan lahan garapan.

Hal ini karena tanah aluvial pun memiliki banyak sekali kelebihan.

Teksturnya yang empuk dan lembut membuatnya sangat mudah dalam menyerap air.

Oleh karena itu kesuburan tanah aluvial sendiri sangat terjamin. Dalam penggarapannya sendiri sebenarnya tergolong mudah dan tidak ribet. Namun tetap saja akan kembali pada siapa yang menggarapnya.

Tanah aluvial juga sangat bermanfaat untuk lahan palawija. Jadi, bagi Anda yang suka menanam tumbuhan palawija jenis apa pun, bisa memanfaatkan tanah ini karena sangatlah cocok.

Bahkan untuk berbagai jenis tanaman, jelas tanah aluvial sangatlah baik. Hanya saja yang paling utama adalah dalam hal pertanian dan palawija sebagaimana telah di sebutkan.

Bahkan untuk kekurangannya sangat sedikit sehingga tertutupi oleh kelebihan dari struktur tanah tersebut.

Persebaran Tanah Aluvial di Indonesia

Selama ini kita berpikir, bahwasannya lahan pertanian terbaik adalah pertanian yang berada di wilayah-wilayah dataran tinggi, karena memiliki tanah yang subur dan suhu yang sesuai bagi tanaman.

Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun setelah membaca ulasan tentang tanah aluvial ini, tentunya Anda sekarang mengetahui jika tanah di dataran rendah pun juga ada yang sangat cocok dijadikan perkebunan.

Untuk Anda yang sedang mencari lahan pertanian, persebaran tanah aluvial sendiri banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, utara Jawa, Kalimantan Selatan dan Tengah, serta Utara dan Selatan Papua.

fbWhatsappTwitterLinkedIn