Tari Baksa Kembang: Sejarah – Fungsi dan Pola Lantai

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia merupakan negeri yang berlimpah akan seni dan kebudayaannya. Salah satu bentuk seni tersebut adalah seni tari tradisional yang berbeda-beda setiap daerahnya. Pembahasan kali ini kita akan mengenal lebih dalam tentang tari baksa kembang. 

Apa itu Tari Baksa Kembang?

Tari Baksa Kembang

Tari baksa kembang merupakan seni tari klasik yang berasal dari Kalimantan Selatan. Tarian ini diberi nama kembang karena menggunakan kembang yang artinya bunga sebagai properti utama tarian. Tarian ini sekaligus menjadi bukti sejarah kekuasaan keraton Banjar di Pulau Borneo. 

Sejarah Tari Baksa Kembang 

Berdasarkan Yuliarni Johansyah yang merupakan ahli klasik asal Banjar, kehadiran tari baksa kembang lebih dulu ada sebelum raja pertama keraton Banjar  yaitu Sultan  Suriansyah. Menurutnya tarian ini datang bersamaan dengan tari baksa lainnya seperti tari baksa tameng, baksa panah, baksa dadap dan baksa lilin pada masa Hindu. Pada saat itu tarian klasik ini difungsikan untuk menyambut para tamu serta untuk hiburan dalam pesta atau acara tertentu. 

Sebuah cerita mengatakan bahwa tari ini berawal dari seorang empu dari kerajaan Majapahit yang hendak mencari tanah yang subur nan harum di wilayah Kalimantan Selatan. Empu tersebut adalah empu Jakminka yang kemudian mendirikan kerajaan di sana bernama kerajaan Dipa. Kerajaan Dipa kemudian memadupadankan budaya Jawa dengan budaya setempat.  Tak heran jika tarian ini memiliki sedikit kemiripan dengan kebudayaan khas Jawa. 

Kisah lain tentang asal usul tarian ini diambil dari kisah pangeran dari kerajaan Dipa yakni Suria Wangsa. Cerita tersebut berkisah tentang kekasih pangeran Wangsa yang memberikan teratai merah dan kekasihnya tersebut tetap memegang teratai putih yang merupakan lambang kesetiaan. Versi lain mengisahkan Putri Kuripan merangkai bunga yang dikenal dengan boga kemudian boga tersebut diberikan kepada kekasihnya yang merupakan seorang pangeran. 

Fungsi Tari Baksa Kembang

Tari baksa kembang pada awalnya merupakan sebuah tari penyambutan untuk tamu-tamu kerajaan. Selain itu juga digunakan sebagai penghiburan dalam acara-acara tertentu. Namun semakin berkembangnya zaman, tarian tersebut saat ini kerap dipentaskan dalam berbagai acara masyarakat seperti pernikahan dan pada acara-acara budaya lainnya. 

Tarian ini berkisah tentang gadis remaja yang cantik rupawan sedang bermain dengan hati yang gembira di taman bunga. Tarian ini menjadi simbol lemah lembut dan penghormatan tuan rumah kepada para tamu. 

Pertunjukan dan Gerakan Tari Baksa

Pertunjukan tari baksa kembang dilakukan oleh seorang atau sekelompok wanita dengan jumlah ganjil seperti tiga, lima. tujuh, sembilan dan seterusnya. Para penari akan melakukan gerakan tarian yang menggambarkan para gadis yang sedang memetik bunga dengan anggun kemudian merangkainya menjadi sebuah godam.

Bunga-bunga yang dirangkai antara lain bunga mawar, melati, kantil, dan kenanga. Rangkaian bunga tersebut kemudian diberikan kepada tamu di akhir pertunjukan tarian. 

Properti Tari Baksa Kembang

Untuk mendukung pertunjukkan tari baksa kembang dibutuhkan properti sebagai berikut

  • Busana 
    Dalam pertunjukan tari baksa kembang, para penari akan mengenakan kostum yakni pakaian khas suku banjar. Para penari juga akan dilengkapi dengan aksesoris lainnya seperti selendang, mahkota, gelang, halilipan, rangkaian bunga atau bogam  dan lainnya. 
  • Halilipan
    Halilipan merupakan properti yang akan digunakan penari sebagai sanggul mereka. Halilipan terbuat dari janur atau daun kelapa yang masih muda kemudian dianyam dan digunakan di atas kepala. Anyaman ini juga sering digunakan oleh pengantin wanita di suku banjar. Bentuk dari anyaman halilipan menyerupai binatang lipan. Oleh sebab itu makna dari halilipan adalah rendah hati seperti lipan yang selalu berjalan menunduk. 
  • Kembang Bogam
    Kembang bogam adalah bunga hasil rangkaian dari para penari yang terdiri dari berbagai macam bunga. Kembang bogam ini akan diserahkan kepada tamu di akhir tarian.
  • Mahkota Gajah Gemuling
    Mahkota gajah gemuling adalah properti yang menjadi keunikan tarian klasik ini. Mahkota gajah gemuling merupakan hiasan kepala yang tersusun dari dua kembang bogam dan halilipan. Kembang bogam dikenakan pada sisi pelipis kanan dan kiri penari sedangkan halilipan pada bagian belakang. 
  • Gelang
    Gelang yang dikenakan penari tari baksa kembang biasanya berwarna kuning keemasan. Gelang tersebut diletakkan satu di tangan kanan dan satu lagi di bagian kiri. 
  • Mahkota Pancar Matahari 
    Mahkota ini juga berfungsi sama dengan mahkota gajah gemuling hanya saja berukuran lebih besar. Mahkota ini digunakan di bagian atas kepala. 
  • Gelang Kaki
    Para penari tari klasik ini dilengkapi dengan gelang kaki dengan krincing yang akan menimbulkan suara-suara gemrincing. Gelang tersebut dikenakan pada ke dua kaku penari.
  • Kida-kida
    Kida-kida adalah kain yang diberi hiasan manik-manik, benang emas, dan juga rumbai-rumbai. Kain ini memiliki fungsi untuk menutupi bagian dada sang penari. 
  • Baju Kudak
    Baju kudak adalah kain kemben yang mirip dengan kemben di Jawa. Perbedaannya adalah baju kudak yang pada tari baksa kembang berwarna keemasan.

Iringan Tari Baksa Kembang

Pagelaran tari baksa kembang akan diiringi oleh musik gamelan dan lagu baku seperti lagu Ayakan, Janklong atau kembang murni, dan Parang Liwa Ketawang. Sedangkan alat musik yang biasa digunakan adalah alat musik tradisional Kalimantan Selatan misalnya sarun, santan, ganong dau, gong besar, gong kecil, kangsi dan babun. Tempo iringan yang dimainkan yaitu pelan dan lembut sesuai dengan gerakan tarian. 

Pola Lantai Tari Baksa Kembang 

Pola lantai yang digunakan dalam tari kembang baksa adalah formasi segi tiga. Pada posisi depan akan diisi oleh satu orang kemudian semakin kebelakang semakin melebar. Oleh karena itu jumlah penari tari ini harus selalu ganjil. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn