8 Tari Berpasangan dan Asal Daerahnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tari merupakan salah satu kesenian yang menggambarkan ungkapan perasaan, pikiran, dan maksud yang dijelaskan dengan gerakan-gerakan secara berirama pada suatu waktu tertentu. Seni tari sendiri di Indonesia selalu berkembang seiring dengan jaman.

Beberapa ahli mengatakan bahwa seni tari telah ada di Indonesia mulai jaman prasejarah dan terus berkembang hingga kini. Tari sejak kemunculannya pun telah dibagai menjadi tari individual, berpasangan, maupun kelompok saat pementasannya.

Tari individual adalah tari yang dalam pementasannya hanya dapat dibawakan oleh seorang penari saja. Sedangkan, tari kelompok adalah tarian yang dalam pementasannya dibawakan oleh beberapa orang biasanya tiga sampai belasan orang. Berikut adalah jenis-jenis tari berpasangan yang ada di Indonesia sekaligus asal daerahnya.

1. Tari Wireng

Tari wireng adalah salah satu tarian berpasangan yang dibawakan oleh dua orang penari laki-laki. Tari ini merupakan salah satu tarian peninggalan Kerajaan Jenggala di Kediri, Jawa Timur. Tari wireng merupakan tari yang diciptakan oleh Raja Pertama Jenggala bergelar Jayanegara. Tarian ini mengajarkan ketangkasan para prajurit dalam berperang.

Tari wireng

Para penari tari wireng identik dengan dibawakan laki-laki dan mengenakan busana yang sama. Gerakan yang dilakukan oleh dua penari tersebut juga sama. Karena bercerita tentang peperangan dan keprajuritan maka gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan bela diri dan pencak silat yang menarik dan kuat.

Properti busana yang dikenakan penari berupa kathok (celana khas Jawa Timur), selendang yang dililitkan dipinggang, kain jarik atau kain batik, serta perisai dan pedang sebagai alat perang yang digunakan pada masa kerajaan. Pada wajah penari juga ditambahkan kumis dan riasan yang menambahkan kegagahan serta kewibawaan prajurit yang kuat.

2. Tari Pethilan

Tari pethilan hampir sama dengan tari wireng. Pembeda dari dua tarian ini adalah untuk tari pethilan membawakan cerita tentang pewayangan. Jika tari wireng dibawakan oleh penari laki-laki maka tari pethilan ini lebih banyak dibawakan oleh penari perempuan berpasangan ataupun laki-laki dan perempuan. Tari ini merupakan tarian khas daerah Jawa Tengah.

tari pethilan

Ada hal yang berbeda pada tari pethilan. Jika biasanya tari berpasangan mengenakan busana yang sama, maka pada tari pethilan ini busana yang dikenakan penarinya tidak selalu sama. Gerakan pada tariannya pun bercampur. Dimana ada gerakan yang sama dan ada gerakan yang berbeda yang dilakukan para penarinya.

3. Tari Piring

Tari piring merupakan tarian khas suku Minangkabau yang berasal dari Solok, Sumatera Barat. Meskipun tari ini biasanya ditampilkan rame-rame berkelompok, tetapi pada dasarnya tari piring adalah jenis tari berpasangan. Tari piring sendiri dipopulerkan oleh Huriah Adam. Tari piring biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau acara adat tertentu.

tari piring

Jika dilihat dari sejarahnya tari piring telah ada sejak abad ke-12, ini berarti tari piring telah ada 900 tahun lalu. Mulanya tari ini digelar untuk pemujaan Dewi Padi atas hasil panen. Semenjak masuknya Islam ke Indonesia maka acara pemujaan ini pun terhapuskan, sehingga tarian ini lebih banyak digunakan untuk hiburan.

Para penari tari piring biasanya membawa properti khas yaitu berupa piring dengan permukaannya menghadap keluar. Gerakan dalam tarian ini pun lebih banyak menjelaskan gerakan pertanian seperti menanam benih, mencabut gulma, hingga memanen padi.

4. Tari Serampang Dua Belas

Tari serampang dua belas merupakan salah satu tari berpasangan yang berasal dari Sumatera Utara. Pada mulanya tari ini diciptaka oleh seorang guru seni bernama Guru Sauti. Tarian ini termasuk tarian kreasi baru suku Melayu. Pada tarian ini memiliki makna kisah cinta pasangan sepasang kekasih. Gerakan dalam tarian ini sesuai dengan namanya yaitu dua belas gerakan.

tari serampang dua belas

Tari serampang dua belas dibawakan oleh dua orang penari laki-laki dan perempuan. Penari membawakan gerakan-gerakan yang mewakili perasaan dua orang insan manusia yang sedang jatuh cinta dan kemudia menikah dengan restu kedua orang tua. Salah satu properti khas dalam tarian ini yaitu adanya sapu tangan.

5. Tari Payung

tari payung

Tari berpasangan berikutnya adalah tari payung. Tari payung memiliki asalah daerah yang sama dengan tari piring. Tarian ini merupakan tari suku Minangkabau, Sumatera Barat. Tari payung adalah tarian yang telah ada sejak jaman penjajahn Belanda.

Pada jaman penjajahan tari ini biasanya ditampilkan dalam hari-hari besar Kerajaan Belanda. Biasanya tari payung dibawakan oleh dua hingga empat orang penari dengan berpasangan laki-laki dan perempuan. Makna dari gerakan tari payung sendiri adalah gerakan-gerakan yang menggambarkan pergaulan muda-mudi agar terhindar dari hal-hal negatif.

Properti busana untuk penari tari payung perempuan adalah busana khas Minangkabau. Penari perempuan mengenakan baju kurung atau kebaya, bawahan mengenakan kain songket. Untuk rambut penari biasanya disanggul dan ditambah hiasan kepala berbentuk mahkota atau suntiang berwarna keemasan.

Sedangkan, penari laki-lakinya baju lengan panjang yang disebut teluk belanga dengan model kerah cekak musang serta dipadupadakan dengan celana panjang warna senada.

6. Tari Legong

tari legong

Tari legong merupakan salah satu tarian tardisional klasik. Tari legong sendiri berasal dari provinsi Bali. Sebagai tarian klasik gerakan-gerakan dalam tari legong termasuk gerakan yang dapat dikatakan sulit dan rumit.

Tari legong berasal dari kata “leg” yang artinya gerak luwes serta “gong” yang artinya adalah gamelan. Dengan demikian tari legong memiliki arti tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Tari ini dikembangkan oleh keraton-keratonan Bali pada pertengahan abad-19.

Hingga saat ini tari legong telah dikembangkan menjadi 18 tarian seperti di daerah Gianyar tari legong dikembangkan menjadi tari Saba, Bedulu, Pejeng, dan Peliatan. Setiap daerah di Bali memilih mengembangkan tari legong sesuai karakter daerahnya masing-masing.

7. Tari Janger

tari janger

Tari janger memiliki asal yang sama dengan dengan tari legong yaitu Bali. Tari janger sendiri merupakan tari kreasi yang menggambarkan para petani menghibur diri saat sedang lelah dari aktivitas bertaninya. Para penari sambil bernyanyi bersahut-sahutan. Penari janger sendiri berjumlah 10 hingga 16 orang pasangan.

Pertama kali tari janger muncul diperkiraan pada tahun 1920 di daerah Bali Utara. Awalnya tari ini merupakan nyanyian para petani. Tari janger sendiri merupakan tarian kreasi yang berasal dari tari Sang Hyang yang bersifat sakral dan hanya dipentaskan pada acara-acara tertentu saja.

8. Tari Ketuk Tilu

tari ketuk tilu

Tari ketuk tilu merupakan salah satu tari yang dipercaya sebagai cikal bakal tari jaipong. Tari ini merupakan tarian khas suku Sunda, Jawa Barat. Tari ini mengandung unsur tarian yang digabungkan dengan pencak silat.

Tari ketuk tilu dibawakan secara berpasangan laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya tari ketuk tilu merupakan tarian tradisional yang digunakan untuk menghibur masyarakat. Panggung tertutup maupun terbuka dapat digunakan sebagai tempat pertunjukkan tali ketuk tilu.

Tarian daerah lainnya yang termasuk tarian berpasangan yaitu tari bambangan-cakil berasal dari Jawa Tengah, tari zapin berasal dari Riau, tari gandrung dari Jawa Timur, tari golek menak berasal dari Yogyakarta. Selain tarian tersebut masih banyak lagi tari-tarian tradisional yang memiliki jenis tari berpasangan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn