Daftar isi
Berbagai macam suku bangsa di Indonesia yang tersebar di Nusantara, dimana tiap-tiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang khas dan berbeda.
Salah satu suku yang memiliki kebudayaan yang khas dan menjadi daya tarik bagi orang luar, yaitu Suku Melayu, suku bugis, suku sunda, suku jawa, dan lainnya. Berikut ini kita akan membahas mengenai suku melayu.
Apa itu Suku Melayu?
Suku Melayu merupakan suku bangsa yang terdiri dari kelompok etnis orang-orang Austronesia terutama yang tinggal di Semenanjung Malaya, Sumatera Timur, Selatan Thailand, Singapura, Pantai Selatan Burma, Borneo Pesisir dan Brunei.
Maka dari itu cakupan Suku Melayu tersebar di negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Tidak heran bila Suku Melayu dijadikan suku bangsa yang memiliki kuantitas populasi nomer 8 terbanyak di Indonesia.
Sehingga karena persebaran Suku Melayu sangat banyak maka sering menimbulkan perdebatan dari berbagai negara mengenai status kebudayaan yang dimiliki.
Hal tersebut dikarena budaya Melayu yang berasal dari Sumatera dapat berkembang di Malaysia.
Sejarah Suku Melayu
Nama Suku Melayu berasal dari kerajaan Malayu yang berada di sungai batang hari, jambi.
Awalnya nama Melayu meluas hingga ke luar Sumatera diakibatkan karena kerajaan Melayu takluk dari kerajaan Sriwijaya.
Akibatnya istilah Melayu pun meluas mengikuti territorial kerajaan Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Ketika pedagang Melayu berdagang ke wilayah Asia Tenggara, mereka juga turut membawa adat budaya dan Bahasa Melayu berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna.
Hal tersebut menjadikan peradaban Melayu berada di masa keemas an saat era kerajaan Sriwijaya dan ketika abad ke 12, saat agama Islam masuk ke nusantara maka diserap baik oleh masyarakat Melayu.
Agama islam dalam kerajaan Melayu tidak hanya terjadi di kalangan rakyat jelata namun juga telah menjadi corak dalam pemerintahan kerajaan Melayu.
Sehingga dalam perkembangannya suku Melayu hampir menjadi pengaruh langsung di seluruh kepulauan Nusantara.
Ciri Khas Suku Melayu
Suku Melayu mempunyai ciri khas dengan karakteristik yang mencolok, seperti mayoritas penduduknya akan memiliki logat yang baik dengan menjunjung tinggi rasa hormat menghormati.
Hal tersebut direalisasikan dengan sifat sopan santun serta gaya bicaranya yang lembut.
Sedangkan bagi ciri fisiknya, suku Melayu memiliki kulit yang berwarna sawo matang dan tubuh yang kecil serta memiliki rambut yang lurus.
Selain itu, suku Melayu memiliki kemampuan toleransi yang tinggi sehingga jarang sekali terjadi perpecahan dengan suku lainnya.
Pakaian Adat Suku Melayu
Suku Melayu mempunyai pakaian adat yang menjadi identitas masyarakat Melayu yang banyak dijumpai di daerah Sumatera, Malaysia, Singapura dan Semenanjung Malaka.
Pakaian adat suku Melayu terdapat proses pencampuran budaya yang dibawa oleh pedagang dari Cina, Arab, India dan Eropa. Berikut jenis-jenis pakaian adat Suku Melayu, yaitu:
1. Baju Kurung
Baju kurung merupakan pakaian adat suku Melayu yang terkenal di daerah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam hingga Thailand dengan filosofi yang dalam.
Filosofi dari baju kurung ialah apabila seseorang memakainya maka akan terikat dengan berbagai aturan yang wajib dipatuhi atau makna lainnya bahwa si pemakai baju kurung akan merasa dikurung oleh adat sesuai dengan syariat Islam.
Baju kurung memiliki ciri-ciri yaitu pada bagian lengan, dada, dan perut akan dibuat longgar dan saat dipakai bagian bawahnya akan sejajar dengan lutut.
2. Baju Kebaya Labuh
Baju kebaya labuh merupakan pakaian adat suku Melayu yang paling terkenal bagi masyarakat Melayu dan menjadi salah satu pakaian tertua yang hingga saat ini masih ada.
Baju kebaya labuh memiliki ciri-ciri yang menjuntai ke bawah hingga menutupi lutut dengan sisi depan dikaitkan tiga buah kancing sehingga membuat bagian bawah akan tampak melebar dan terbuka.
Biasanya baju kebaya labuh akan dipadukan dengan rok dari kain batik yang mempercantik baju tersebut.
3. Baju Kurung Cekak Musang
Baju kurung cekak musang merupakan pakaian adat suku Melayu yang memiliki pengaruh dari Timur Tengah karena Semenanjung Malaka ramai dari berbagai pedagang yang masuk, seperti dari Arab.
Biasanya baju kurung cekak musang akan dipakai ketika dalam acara keluarga seperti kenduri.
Ciri-ciri dari baju kurung cekak musang terdapat pada bagian leher yang lebih tegak dengan belahannya yang memiliki tiga, lima, tujuh atau Sembilan kancing dan dibuat agar longgar pada bagian perut, lengan dan dada.
Selain itu, pada bagian bawahnya akan dipakai celana panjang sampai dengan pergelangan kaki dan memakai penutup kepala yaitu kopiah atau songkok.
4. Baju Gunting Cina
Baju gunting cina merupakan pakaian adat suku Melayu yang berbentuk tidak jauh berbeda dengan baju kurung cekak musang, dimana baju ini akan dipakai ketika menyambut kerabat dirumah atau dalam pertemuan resmi di kantor.
Ciri-ciri dalam baju gunting cina yaitu bentuk bajunya berkerah leher bulat dengan bagian depan belahannya memiliki 5 kancing, dan dilengkapi dengan celana atau sarung serta songkok.
5. Baju Teluk Belanga
Baju teluk belanga merupakan pakaian adat suku Melayu yang dekat dengan khazanah Islam, dimana terdapat banyak filosofi dan nilai keislamannya dibalik baju tersebut.
Ciri-ciri baju teluk belanga terdapat dibagian lehernya yang dikaitkan dengan satu kancing serta dilengkapi dengan celana, kaing samping serta kain pelekat.
Agama Suku Melayu
Suku Melayu menganut agama Islam sebagai kepercayaannya, dimana agama Islam sudah mulai masuk ke suku Melayu ketika abad ke 12M.
Agama Islam bagi suku Melayu banyak mendatangkan perubahan yang dinamis kedalam kehidupan orang Melayu, seperti kepercayaan, politik, adat istiadat, kesenian maupun Bahasa.
Selain itu, agama Islam juga merubah dan menyesuaikan pada sistem pendidikan dan pemerintahannya dimana berpatokan pada kitab suci (Al-Quran).
Rumah Adat Suku Melayu
Suku Melayu memiliki rumah adat yang dimana fungsi dan model yang berbeda-beda satu sama lainnya, berikut beberapa rumah adat Suku Melayu, yaitu:
1. Rumah Atap Lontik
Rumah atap lontik atau dapat disebut dengan rumah Lancang atau Pancalang merupakan rumah adat suku Melayu yang berasal dari kabupaten Kampat, Riau.
Rumah atap lontik memiliki ciri yang berbentuk perahu pada dinding depan rumahnya, dimana mendapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau.
Selain itu, rumah atap lontik memiliki anak tangga yang berjumlah lima dimana menggambarkan 5 perkara dalam agama Islam, yaitu Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji.
2. Balai Salaso Jatuh
Balai Salaso Jatuh merupakan rumah adat suku Melayu yang tidak dapat digunakan sebagai rumah pribadi namun biasanya digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah atau melakukan kegiatan bersama.
Ciri-ciri dari balai salaso jatuh terletak pada lantainya yang lebih rendah dibandingkan dengan ruangan tengahnya dan mempunyai selaras keliling pada setiap dindingnya serta memiliki ukiran berbentuk hewan dan tumbuhan.
3. Rumah Limas Potong
Rumah limas potong merupakan rumah adat suku Melayu yang menjadi tempat hunian masyarakat Melayu yang tinggal di Riau.
Rumah limas potong memiliki ciri-ciri dimana atapnya berbentuk limas yang terpotong dan memiliki tinggi sekitar 1,5 meter yang termasuk kedalam rumah panggung.
Biasanya luas rumah limas potong akan bergantung pada kekayaan seseorang, dimana apabila rumahnya semakin besar dan luas maka orang tersebut semakin kaya.
4. Rumah Selaso Jatuh Kembar
Rumah selaso jatuh kembar merupakan rumah adat suku Melayu yang telah ditetapkan oleh Gubernur Riau secara resmi sebagai rumah adat provinsi Riau dan menjadi ikon provinsi Riau.
Rumah selaso jatuh kembar berbentuk hampir mirip dengan balai balaso namun yang membedakannya rumah selaso jatuh kembar dapat digunakan sebagai hunian.
Maka dari itu, rumah panggung rumah selaso jatuh kembar memiliki ukuran yang besar dan lebih dari satu tingkat serta didominasi oleh warna merah dan kuning.
5. Rumah Lipat Kajang
Rumah lipat kajang merupakan rumah adat suku Melayu yang berbentuk menyerupai bentuk perahu dinama ujung atasnya berbentuk melengkung dan mempunyai bumbung yang curam dan tinggi.
Selain itu, rumah lipat kajang memiliki tiang penyangga yang langsung melekat dengan tanah, namun sayangnya rumah ini sudah jarang ditemukan saat ini.
Bahasa Suku Melayu
Suku Melayu memiliki Bahasa yang disebut dengan Bahasa Melayu yang masih bertahan hingga saat ini.
Pada abad ke 7, Bahasa Melayu digunakan sebagai Bahasa pengantar dalam kegiatan keagamaan maupun perdagangan.
Saat ini Bahasa Melayu tumbuh dan termodifikasi bersama dengan karakteristik daerah asalnya.
Selain itu, Bahasa Melayu juga digunakan sebagai Bahasa resmi di berbagai negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darusallam.
Makanan Suku Melayu
Suku Melayu mempunyai makanan khas yang wajib diketahui, seperti Mi Sagu yang memiliki cita rasa mi dengan bahan dasar dari sagu yang kaya akan karbohidratnya.
Selain itu ada beberapa lagi kuliner khas suku Melayu, yaitu:
- Cencalok
Merupakan makanan yang terbuat dari udang sehingga mengandung banyak protein. - Kue Bangkit
Merupakan makanan yang dibuat dengan cita rasa gurih dan tekstur lembut. - Kue Asidah
Merupakan makanan yang dibuat dengan bahan yang banyak mengandung rempah sehingga memiliki rasa yang sangat kuat. - Bolu Kemejo
Merupakan makanan dari rasa pandan yang khas.
Kesenian Suku Melayu
Suku Melayu memiliki kesenian yang sudah termodifikasi dengan karakteristik daerah asalnya.
Selain itu, seni musik Melayu merupakan musik tradisional yang berkembang di dalam masyarakat Melayu dan diiringi dengan tarian-tarian khasnya.
Ciri-ciri musik Melayu terdapat pada bagian liriknya yang mempunyai syair dan pesan ethical dan berkembang di pesisir Sumatera dan Semenanjung Malaya.