Tari Janger: Makna – Gerakan dan Pola Lantai

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bali merupakan daerah yang memiliki ragam tarian tradisional. Salah satunya tari janger. Pernah mendengar namanya? Atau pernah menyaksikannya? Kali ini kita akan membahas tarian ini, yang katanya diadaptasi dari kegiatan petani kopi pada saat itu. Penasaran? Selengkapnya di bawah ini.

Makna Tari Janger

Tari Janger

Tari janger merupakan tari yang masuk ke dalam jenis tarian pergaulan Bali. Tari ini biasanya ditampilkan oleh 6 sampai 10 orang penari yakni di mana laki-laki (kecak) dan perempuan (janger). Ada hal yang menarik dari tari ini yakni nyanyian janger. Di mana nyanyian ini akan dibawakan oleh penyanyi laki-laki maupun perempuan dengan cara saling bersahutan.

Tari ini tergolong ke dalam tarian sederhana. Meskipun begitu, tari ini dilakukan dengan penuh semangat. Tema yang biasa dinyanyikan adalah bercerita tentang pergaulan anak remaja, seperti cara berkenalan, menanyakan identitas, kisah asmara serta rayuan. Awal mulanya tari ini diadaptasi dari kebiasan para petani.

Sejarah Tari Janger

Tari Janger diperkirakan lahir sekitar tahun 1920 dan berasal dari kawasan Bali Utara. Tari ini tergolong ke dalam tarian yang cukup populer di daerah Bali. Awal mulanya tari ini merupakan kebiasaan dari para petani kopi yang saling bersahutan menghibur dirinya. Hal ini dilakukan agar mengusir rasa lelah dengan cara bernyanyi.

Kemudian terbentuklah seni tari rakyat dengan suasana gembira. Mengenai sejarah tari ini rupanya terdapat beberapa pandangan. Dikutip dari sumber lain menyatakan bahwa tari janger merupakan tari yang ada sekitar abad ke XX dan merupakan perkembangan dari tari sanghyang.

Perkembangan tari janger juga diwarnai dengan gejolak politik di Indonesia saat itu. Pada tahun 1960 an, tari janger difungsikan sebagai sarana untuk berkampanye. Di tahun yang sama itu pula, tari ini semakin bergejolak dengan kemunculan Janger PNI dan Janger PKI. Kemunculan itu menimbulkan pertentangan di masyarakat Bali.

Selanjutnya, pada saat G30 S/PKI, tarian ini menghilang dan memberikan kesan buruk bagi masyarakat Bali. Tarian ini dianggap menggambarkan sisi buruk dari Pulau Bali. Setelah lama menghilang, tari ini muncul kembali saat masa orde baru. Sayangnya, tarian ini digunakan untuk alat politik. Tarian ini digunakan sebagai wadah politik pembangunan namun sisi positifnya semakin populer di tahun 1970- an.

Fungsi Tari Jenger

Tari Janger difungsikan sebagai sarana hiburan untuk masyarakat. Meskipun, pada masa perkembangannya tarian ini sempar dijadikan alat politik. Namun, fungsi tari janger sesungguhnya adalah aebagai sarana hiburan.

Gerakan Tari Janger

Tari Janger memakai gerkana klasi dari tari Bali yang dominan merupakan cerminan dari gerakan tari topeng, arja, jauk atau baris. Penarasar biasanya memakai gerakan Tari Arja dan topeng. Sementara, mentri biasanya menggunakan tari arja. Ciri khas dari pejanggeran atau pembeda tari ini dengan tarian lain adalah terdapat pada gerakan tari penari kecak dan jangernya. Meskipun pada dasarnya, penari kecak tetap menampilkan gerakan tari Bali klasik seperti nayog, ngagem kanan dan kiri, ngeseh bawak, nyeloyog dan beberapa motif gerakan Bali lainnya.

Namun, yang menjadi pembeda gerakan ini dengan lain adalah penggunaan unsur pencak silat di dalamnya. Sedangkan penari janger tetap berpegangan pada gerakan tari bali klasik seperti mungkah lawing, ngagem kanan dan kiri, ngeseh bawah, nyeleyog, ulap-ulap, ngenjet dan lainnya. Para penari janger dan kecak saat melakukan tarian, mereka dalam keadaan duduk bersila atau bersimpuh. Saat ditampilan tarian ini memiliki beberapa bagian sebagai berikut.

  • Pembukaan
    Pada bagian pembukaan diisi dengan tabuhan gamelan sebagai pembuka. Tabuhan ini terdiri dari kendang, ceng-ceng, kendang rebana, kajar, klenang, suling dan kemong. Terkadang juga pada bagian pembuka ditambah dengan beberapa tungguh gender wayang yang berlaras selendro. Untuk musiknya sendiri biasanya menggunakan batel tetamburan, dan lagu penggalang lainnya.
  • Papeson
    Pada bagian ini, para penari mulai menyanyi dan menari bersama dengan penari janger dan kecak. Mereka akan membentuk formasi di hadapan gapura tempat pertunjukkan. Kemudian, dilanjut dengan iring-iringan janger yang terbagi dua baris. Saat penari janger duduk, masuklah lenari kecak. Dan selanjutnya mereka akan membentuk formasi saling berhadapan. Penari kecak berada di sisi yang sebelahnya sedangkan pemari janger berada di sisi sebrangnya. Selanjutnya mereka akan membentuk formasi garis segi empat dengan posisi semia penari menghadap arena tari.
  • Pejangeran
    Pada saat ini, penari kecak dan jenger akan menari seraya bernyanyi yang saling bersahutan secara bersama. Mereka menari dalam keadaan bahagia dan penuh semangat. Nyanyian yant dibawakan biasanya menggunakan bahasa bali dengan mengambil tema muda-mudi. Saat menari, para penari kecak kerap berpindah tempat seperti berhadapan dengan penari janger. Setelah gerakan penjangeran selesai, mereka akan embentuk formasi dua baris. Mereka duduk pada sisi-sisi arena tari. Hal ini dimaksudkan agar penari selanjutnya lebih leluasa saat menari.
  • Lakon
    Pada bagian lakon akan diisi dengan penampilan kisah-kisah sepertj lakon arjuna, wiwaha, sunda-upasunda, gatot kaca sraya dan kisah lainnya. Bentuk lakon ini sama seperti prembon di mana ada unsur penasar, mentri, baris atau jauk, rangda dan unsur lainnya. Selama bagian ini, para penari janger dan kocak akan bertingkah seperti penonton biasa. Mereka hanya akan diam menyaksikan saja kecuali saat dibutuhkan penari tambahan pada kisah tersebut. Namun, penambahan penari ini biasanya diambil dari penari jenger untuk memainkan penari bidadari, penaru kupu-kupu dan lainnya.
  • Penutup
    Pada bagian penutup atau akhir, akan diisi kembali dengan penampilan tarian jenger dan kecak. Mereka akan menyanyikan lagu selamat tinggal dan permohonan maaf kepada penonton. Selanjutnya penonton akan berangsur-amgsur keluar dari pertunjukkan dan berakhir lah pertunjukkan tari jenger ini.

Pola Lantai Tari Janger

Tari Janger merupakan tari yang dinamis, cepat dan atraktif. Saat menampilkan tarian ini, biasanya menggunakan pola lantai perpaduan dari pola lantai garis lurus horizontal dan garis lengkung. Kombinasi ini rupanya memiliki makna tersendiri.

Pola lantai pada tarian ini memang tergolong sederhana jika dibandingkan dengan tari pendet. Bahkan saat di tengah maupun di akhir, para penonton akan diajak menari bersama dengan para penari. Hal ini dikarenakan memang tarian ini sebagai tari yang membawa kebahagian bagi rakyat. Sama dengan sejarah awalnya untuk menghibur rasa lelah para petani kopi.

Pada saat penampilan, tari janger dibawakan oleh 10-16 penari laki-laki dan perempuan. Para penari akan berpasang-pasangan sampai akhir pementasan. Saat membawakannya, para penari dengan keadaan riang gembira. Suasana ini diharapkan mampu tertular kepada penonton juga.

Properti Tari Janger

Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah kipas karena akan digunakan oleh penari jenger. Selain itu, ada pula kekancutan, sabuk, udeng, badong gelang kanan dan kiri, ampok-ampok dan kain oncer. Di mana semua itu merupakan aksesoris tambahan penari.

Iringan Musik Tari Janger

Tampilan seni tanpa iringan musik ibarat sayur tanpa garam. Musik menjadi pelengkap yang dapat menghidupkan nuansa tarian. Adapun iringan musik pada tarian ini adalah dengan gamelan batel atau tetamburan yang dilengkapi dengan sepasang gender.

Busana dan Tata Rias Tari Janger

Busana dan Tata Rias Tari Janger

Para penari janger akan menggunakan kostum sesuai dengan peran yang dimainkan. Biasanya kostum mereka sama dengan penari topeng, arja, dan baris. Mereka akan menggunakan busana seperti gelungan janger kain oncer dan ompak-ompak, badong gelang kanan, sabuk, serta kipas. Sementara itu, untuk pemain laki-laki biasanya mereka akan menggunakan kekancutan, sabuk, ampok-ampok badong gelang kanan dan udeng.

Keunikan Tari Janger

Keunikan dari tarian ini adalah adanya nyanyian yang dimainkan secara bersahutan. Tentunya hal ini tak lepas dari sejarahnya. Di mana tarian ini tercipta dari kegiatan petani kopi saat bekerja untuk mengusir rasa lelah mereka. Selain itu, pada tarian ini juga akan ditampilkan sejumlah kisah. Hal itulah yang menjadi daya tarik karena tidak semua tarian seperti itu. Keunikan lainnya adalah tarian ini dapat menularkan kebahagian bagi penonton yang melihatnya.

Kesimpulan Pembahasan

Tari janger merupakan tarian khas Bali yang tergolong cukup populer. Tarian ini terinspirasi dari kegiatan para petani saat sedang menghibur diri dari rasa lelah. Biasanya mereka akan bernyanyi dengan cara bersahutan dengan kelompok perempuan. Hal inilah yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah tari tradisional Bali.

Dalam sejarahnya, tarian ini juga erat hubungannya dengan unsur politik. Tarian ini sempat menghilang saat terjadi pemberontakan G30 S/PKI. Namun, tarian ini kembali ada saat masa orde baru. Itupun digunakan sebagai alat politik. Namun, sejatinya tari janger berfungsi sebagai tarian hiburan. Tari ini dapat memberikan kebahagian karena suasana yang dimainkan penarinya.

Tari janger biasa dimainkan oleh 10-16 orang secara berkelompok. Mereka akan bernyanyi bersama dan saling bersahutan. Tema nyanyian biasanya diambil dari kisah muda-mudi seperti cara berkenalan. Tari ini memiliki bagian saat akan ditampilkan seperti pembuka yang di mana akan ditabuh gamelan khas Bali. Kemudian papeson, pejangeran, lakon dan penutup.

Tari janger memiliki keunikan tersendiri dibandingkan tarian lain. Tari yang di dalamnya terdapat nuanyian sekaligus penampilan kisah. Mungkin hal ini tak asing bagi tari yang berasal dari bali. Namun, tak semua tarian Indonesia memiliki hal itu di dalamnya. Bagaimana, tertarik untuk mempelajarinya?

fbWhatsappTwitterLinkedIn