Daftar isi
Tari Paduppa Bosara atau yang dikenal dengan tari bosara merupakan salah satu tari daerah yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Tarian ini menggunakan nampan yang dipakai sebagai penyajian makanan di pernikahan. Sekilas, tari bosara mirip dengan tari piring namun jika dilihat dari propertinya tidak sama. piring yang digunakan dalam tari bosara yaitu piring yang memang khas dari masyarakat Bugis. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut penjelasan lengkap mengenai tari bosara:
Dalam bahasa Makassar dan Bugis, kata “bosara” memiliki arti yaitu nampan di mana yang digunakan untuk menyajikan makanan di acara pernikahan. Wadah bosara ini terbuat dari besi dengan penyangga satu kaki. Sementara penutupnya disebut dengan pattongko yang dibaluti oleh kain berwarna terang. Tanpa adanya pattongko, bosara ini tentu tidak akan menjadi bosara. Oleh karena itulah, mengapa bosara dan pattongko adalah satu kesatuan.
Biasanya bosara ini diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu khususnya acara yang sifatnya tradisional dan sarat dengan nilai budaya. Selain diletakkan di meja pada acara resmi sebagai simbol kehormatan, bosara juga merupakan properti yang cukup penting dalam tari ini.
Tari bosara merupakan tari untuk menyambut tamu kehormatan yang hadir ke Makassar. Tari ini telah menggambarkan bahwa orang bugis apabila kedatangan tamu akan senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukran dan kehormatan.
Dahulu kala, tari bosara ini diciptakan oleh seorang seniman yang bernama Andi Siti Nurhani Sapada yang lahir pada 25 Juni 1929 di Parepare, Sulawesi Selatan. Ketika itu, tari bosara ditampilkan untuk menjamu para tamu kerajaan seperti acara pesta, kehadiran tamu agung maupun perayaan pernihakan. Meskipun begitu, tentu saja pertunjukan tari bosara yang merupakan kebanggaan masyarakat suku Bugis ini juga masih ditampilkan di acara-acara besar lainnya.
Bosara yang diletakkan secara berjejer di meja itu berisi aneka kue basah dan kering khas Bugis. Namun bukan hanya sekadar pajangan, para tamu juga akan memakannya ketika penampilan tari bosara sudah selesai. Kue-kue basah itu biasanya berupa Bolu peca, kue lapis, kue biji nangka dan kue cucur untuk jenis kue basahnya. Sementara untuk kue keringnya berupa kue sero-sero, umba-umba, cucur da mangki, dan kue kering khas lainnya.
Selain tari bosara ini berfungsi untuk menyambut tamu kehormatan dan pengisi acara pernikaha, tari ini juga mempunyai beberapa fungsi lainnya seperti:
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi dari tari bosara ini mulai sedikit berganti. Jika dulunya tari ini hanya boleh ditampilkan pada pertunjukan di lingkungan kerajaan saja, kini siapapun juga bisa menonton tarian asal Sulawesi Selatan ini yakni tidak harus menjadi petinggi kerajaan maupun tamu kehormatan.
Bahkan fungsi bosara itu sendiri juga telah berganti di mana dulunya dipakai sebagai wadah sajian untuk para tamu, kini bosara sering digunakan untuk memberikan undangan kepada seseorang. Borasa akan dirasa lebih sopan untuk memberikan undangan seperti ketika kita memberikan sajian makanan atau minuman kepada para tamu. Hal itu dikarenakan masyarakat Bugis menganggap bahwa jika memberikan undangan kepada orang yang lebih tua tanpa menggunakan bosara, akan terlihat kurang sopan.
Gerakan pada tari bosara terbilang cukup mudah untuk dipraktekkan. Berikut beberapa gerakan tari bosara yang perlu kita ketahui:
Pola lantai yang digunakan dalam tari bosara adalah pola lantai vertikal. Hal itu dapat dilihat ketika penari ingin memasuki panggung pertunjukan dan membentuk sebuah formasi barisan. Untuk formasi barisan tersebut yang digunakan yaitu lurus kedepa kemudian ke belakang atau sebaliknya.
Dalam pertunjukan tari bosara, tari ini diiringi dengan alat musik tradisional. Adapun beberapa alat musik tradisional yang dipakai sebagai musik pengiring dalam tari bosara sebaga berikut:
Tari bosara ditampilkan oleh beberapa penari wanita yang memakai busana dan properti khas Bugis. Para penari akan didandani dengan tata rias yang cantik dengan mengenakan baju adat Bodo serta sudah dilengkapi dengan beragam properti. Baju bodo merupakan baju adat masyarakat Bugis yang biasanya dipakai untuk acara-acara tertentu seperti acara pernikahan dan sebagainya.
Umumnya, aksesoris tambahan yang dipakai ketika menari mulai dari hiasan rambut, gelang motif bunga, perhiasan, bando hingga anting. Selain itu, para penari juga akan menggunakan hiasan pada bagian lengannya untuk dapat memberikan kesan glamor.
Salah satu properti yang sangat penting dalam tari bosara adalah bosara yakni piring makanan khas masyarakat Bugis. Bosara ini nantinya akan dipegang oleh penari dan digerakkan sesuai dengan irama dari musik pengiring.
Setiap tari daerah memang mempunyai keunikan tersendiri salah satunya adalah tari bosara. Dari penjelasan di atas, dapat kita temukan beberapa keunikan dari tari bosara itu sebagai berikut:
Itulah penjelasan lengkap mengenai tari bosara. Tari bosara asal Sulawesi Selatan ini telah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Hal itu dapat kita lihat dari fungsinya. Oleh karena itu, jika tari-tari daerah tersebut tidak dilestarikan, dapat hilang tergerus oleh perkembangan zaman.