Daftar isi
Bali merupakan daerah yang terkenal dengan keindahan alam yang menjadi penggerak sektor pariwisata. Namun, bukan hanya saja memiliki alam yang indah, Bali juga memiliki budaya yang khas. Unsur keagamaan yang kental membalut adat istiadat dan budaya yang ada di Bali. Salah satunya pada tari tradisional yakni tari legong.
Tari legong merupakan tari yang berasal dari Bali. Nama tari ini berasal dari dua kata yakni leg dan gong. Leg memiliki arti gerakan tari yang luwes sementara gong merupakan alat musik tradisional gamelan. Maka dari itu, tari legong merupakan tari yang memiliki gerakan yang luwes dengan diiringi gamelan sebagai musik pengiringnya.
Tari legong erat kaitannya dengan unsur keagamaan. Tari ini merupakan perwujudan rasa syukur dan bentuk terima kasih masyarakat Bali terhadap nenek moyang yang telah memberikan keberkahan yang melimpah. Namun, seiring perkembangan zaman, makna Tari legong mengalami pergeseran. Tari legong tak lagi bermakna sebagai unsur keagamaan melainkan hanya untuk hiburan yang dapat menarik perhatian wisatawan.
Tari legong dimainkan oleh dua orang gadis remaja yang belum menstruasi. Penari utama pada tari ini dinamakan dengan legong. Legong akan menari di sekitar keraton tepatnya di bawah sinar rembulan. Biasanya para penari akan membawa kipas sebagai properti yang mendukungnya.
Tari legong merupakan tari yang berkembang di lingkungan keraton. Tari ini tercipta pada paruh kedua abad ke-18. Konon, tari ini semula lahir dari mimpi seorang pangeran kerajaan. Pangeran tersebut bernama Sukawati. Saat sedang sakit Sukawati bermimpi melihat dua orang perempuan yang sedang berlenggak lenggok dengan diringi musik gamelan. Setelah sembuh, Sukawati langsung merealisasikan mimpinya. Ia sendiri yang mengajarkan gerakan tersebut pada perempuan yang ada di kerajaan. Dalam hal koreografi dia dibantu oleh seorang pemimpin adat ketawel atau Bendesa. Kemudian, tari itu diiringi dengan gamelan khas Bali.
Pada perkembangannya, tari ini tak hanya tumbuh di lingkungan kerajaan saja. Tari ini mulai menyebar ke pelosok daerah bahkan desa. Di desa, tari ini diajarkan langsung oleh guru tari desa. Guru tersebut memang bertugas mengajarkan tarian kepada masyarakat desa. Tak semua desa mempelajari tarian ini. Adapun desa-desa yang mempelajari tarian ini adalah desa Bedulu, Pelibatan, Klandis, Saba dan lainnya. Dalam praktiknya tari ini mengalami perkembangan yakni kerap digunakan pada acara keagamaan animisme dan Hindu istana serta Hindu Dharma. Hal ini dikarenakan asal mula tari ini yang berasal dari lingkungan kerajaan.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya tari legong itu digunakan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada nenek moyang atas kelimpahan berkah. Dahulu tari ini dianggap sakral karena berkembang di lingkungan kerajaan. Namun, seiring berjalannya waktu, tari ini terus berkembang di daerah yang ada di Bali. Bahkan tari ini digunakan untuk hiburan yang dapat menarik perhatian para wisatawan yang datang ke Bali.
Tari legong setidaknya memiliki 3 gerakan dasar yang terdapat dalam Panititaling Pagambuhan. Di mana di dalam Panititaling Pagambuhan terdiri dari Agam, Tandang serta tangkap. Adapun, penjelasan dari ketiganya adalah sebagai berikut.
Tari legong memiliki pola lantai yang melengkung dan melingkar. Pola lantai yang melingkar biasanya digunakan jika jumlah penarinya ada dua orang. Namun, jika jumlah penarinya lebih dari dua, maka pola lantai yang digunakan adalah pola setengah lingkaran atau diagonal.
Ketika tari ini ditampilkan tentunya perlu ada properti yang mendukung. Fungsi properti ini selain sebagai pendukung namun juga membantu menghidupkan dan memberi warna pada penampilan penari. Inilah sederet properti yang digunakan oleh penari legong.
Tari legong diiringi dengan gamelan khas Bali yakni gamelan semar pagulingan. Berbagai instrumen lain pun mengisi pertunjukkan tari ini yang meliputi unsur witama, wiraga dan wirasa. Gamelan semar pagulingan disebut pupa dengan gamelan samara aturun. Nama gamelan semar pagulingan berasal dari kata semar yang berarti samara , sedangkan pagulingan berarti tempat tidur. Makanya, gamelan ini kerap dimainkan pada malam hari saat raja hendak tidur.
Penari tari legong akan mengenakan pakaian khas adat Bali yang dilengkapi berbagai aksesoris seperti galungan, gelang, badong, kembang goyang, mahkota kepala dan aksesoris lainnya. Tak ketinggalan, para penari akan membawa kipas tangan yang menjadi ciri khas dari tari legong. Untuk warna busana, para penari biasanya menggunakan warna yang biasa dipakai penari Bali seperti merah, kuning serta ungu. Untuk riasan, penari wajib menggunakan kembang goyang dan melati yang diletakkan di atas kepala. Bunga itu nantinya akan bergerak sesuai dengan gerakan kepala si penari.
Tari legong memiliki beberapa keunikan seperi gerakannya yang luwes, merupakan perpaduan dari budaya Hindu dalam bentuk gambuh, penari belum menstruasi, dan tarian ini hanya dipentaskan di bawah bulan purnama.
Tari Legong merupakan tarian yang berasal dari Bali. Tari ini berasal dari dua kata yakni leg dan gong. Leg memiliki arti gerakan yang luwes sedangkan gong merupakan alat musik gamelan. Tari legong tumbuh dan berkembang di lingkungan kerajaan. Tari ini muncul karena mimpi seorang raja bernama Sukawati. Dia bermimpi menyaksikan dua orang perempuan yang berlenggak lenggok dengan diiringi gamelan. Maka dari itu, setelah dia bangun, dia langsung merealisasikan mimpi itu.
Tari legong memiliki fungsi sebagai wujud syukur masyrakat bali terhadap limpahan berkah yang diturunkan nenek moyang mereka. Namun seiring waktu berjalan, tari ini ini beralih fungsi menjadi hiburan untuk menarik minat wisatawan yang datang ke Bali.
Tari legong dimainkan oleh dua orang perempuan yang belum mengalami menstruasi. Selain itu, ada pula penari lain yang dinamakan dengan condong. Jika penari utama menggunakan kipas maka tidak dengan penari condong. Pemakaian kipas menjadi ciri khas dalam tari legong.
Para penari biasanya menggunakan pakaian khas Bali saat menari tarian ini. Adapun untuk hiasan, biasanya mereka menggunakan mahkota, galungan, gelang, dan aksesoris seperti kebanyakan penari Bali. Tari lego ini diiringi dengan musik gamelan.