Teori Connectionism: Pengertian, Konsep dan Manfaat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Teori Connectionism

Teori Connectionism menjadi salah satu teori yang berasal dari aliran behaviorisme. Behaviorisme sendiri merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang memiliki perhatian pada berbagai aspek perilaku manusia yang bisa diamati dan diukur.

Teori pada kaum behaviorisme selalu menekankan pada perubahan perilaku sebagai dari hasil koneksi atau asosiasi stimulus respon yang dibuat oleh pelajar. Atau dengan kata lain, seorang individu akan memilih stimuli karena adanya pelaziman dan dorongan dari psikologis.

Connectionism atau koneksionisme yang dimaknai sebagai suatu perangkat dalam bidang kecerdasan buatan, filosofi pikiran, dan ilmu kognitif. Di mana menggambarkan fenomena perilaku mental sebagai suatu proses yang muncul dari jaringan unit sederhana yang saling berhubungan satu sama lainnya.

Prinsip-prinsip connectionism didasarkan pada asosiasionisme yang kebanyakan menjelaskan bahwa gagasan yang saling terkait satu sama lain melalui pengalaman yang kompleks. Namun bisa dijelaskan dengan serangkaian peraturan yang sederhana.

Connectionism bisa memperluas asumsi ini dan mengenalkan gagasan seperti representasi terdistribusi serta pengawasan pembelajaran. Ditambah teori ini tidak boleh disamakan atau disalah artikan dengan asosiasionisme.

Teori connectionisme ternyata dikembangkan oleh seorang psikolog asal Amerika Serikat yang bernama Edward L. Thorndike. Atas berbagai temuan hasil eksperimen yang telah dilakukan terhadap tikus, ayam, dan kucing.

Akhirnya Thorndike pun merumuskan beberapa prinsip yang membentuk suatu teori belajar Thorndike atau yang saat ini dikenal dengan teori connectionism. Teori Thorndike ini memiliki karakteristik yang unik di antaranya yaitu motif pendorong terhadap aktivitas, adanya filter atau eliminasi terhadap respon yang salah atau gagal, adanya kemajuan reaksi demi mencapai tujuan, dan adanya respon terhadap beberapa situasi.

Menurut Thorndike, praktik pendidikan sendiri haruslah terhubung secara langsung dengan proses pembelajaran. Agar bisa mengetahui langsung keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran.

Praktik dalam pendidikan juga harus kita pelajari secara ilmiah. Sebab dalam penelitian pendidikan juga memerlukan suatu sistematika tertentu.

Konsep Teori Connectionism

Thorndike berpendapat bahwa sebagian besar perilaku merupakan respon reflek fisik terhadap lingkungan. Pandangan ini menyatakan bahwa beberapa perilaku yang sudah terjadi disebabkan oleh stimuli lingkungan dan bukan dari pemikiran.

Thorndike ternyata terinspirasi dari teori Pavlov dan memperlihatkan bahwa stimuli yang terjadi telah memberikan dampak terhadap pelaku selanjutnya. Perilaku yang terjadi ini bersifat self-directed ataupun sengaja dilakukan.

Berikut ini merupakan konsep Teori Connectionism, yaitu :

1. Pembelajaran Trial and Error

Menurut Thorndike, trial and eror selalu terjadi pada setiap pembelajaran. Koneksi akan terbentuk melalui adanya pengulangan.

Yang mana merupakan sebuah proses yang tidak memerlukan kesadaran. Adanya trial and eror ini juga menjadi pembelajaran karena adanya beberapa kesalahan.

Kesalahan yang terjadi akhirnya akan menemukan solusi yang tepat dalam ketiadaaan pengajaran, pemodelan, atau petunjuk.

2. Prinsip Pembelajaran Thorndike

Berdasarkan eksperimen yang telah thorndike lakukan. Thorndike juga turut merumuskan beberapa prinsip pembelajaran yang membentuk teori belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut :

  • Pembelajaran merupakan hasil dari koneksi atau ikatan antara stimulus respon.
  • Pembelajaran merupakan proses yang meliputi trial and error.
  • Pembelajaran merupakan proses langsung bukan kognitif.
  • Pembelajaran memiliki sifat incremental dan bukan wawasan.
  • Kekuatan koneksi di antara stimulus dan respon dapat menurun ataupun malah meningkat.
  • Koneksi stimulus dan respon sudah terbentuk dari sistem neuron.

3. Hukum Pembelajaran Thorndike

Thorndike mengemukakan tiga hukum dalam belajar, yaitu :

  • Law of Readiness

Merupakan serangkaian tanggapan yang bisa dirangkai bersama dengan memuaskan beberapa tujuan dan jika berakibat pada gangguan. Apabila ada unit yang siap untuk tidak melakukan sesuatu disebut dengan gangguan.

Belajar akan semakin berjalan dengan baik bila suatu individu memiliki kesiapan diri untuk melakukan sesuatu. Kesiapan belajar ini juga bisa dipengaruhi oleh motivasi belajar yang ada dalam diri atau yang diberikan orang lain.

  • Law of Exercise

Belajar akan mencapai tujuan apabila memperbanyak latihan dan pengulangan dalam belajar. Latihan dan pengulangan materi ini bisa diberikan dengan adanya tugas atau pekerjaan rumah.

  • Law of Effect

Belajar akan semakin bersemangat bila mengetahui hasil belajar yang baik. Ternyata memiliki hasil belajar yang baik akan semakin meningkatkan motivasi belajar siswa.

Sebab, dia semakin tahu di mana letak kelemahannya. Sedangkan, untuk respon yang telah diberikan terhadap situasi yang tidak bisa menimbulkan kepuasan maka akan ditinggalkan.

Teori connectionism mengalami pengembangan lebih lanjut dengan memperkenalkan konsep rasa memiliki, polaritas, dan penyebaran efek.

  • Rasa kepemilikan atau belongingness merupakan konsep yang membuat koneksi menjadi lebih mudah terbentuk apabial seseorang merasa bahwa stimuli berjalan secara bersamaan.
  • Polaritas atau polarity merupakan koneksi yang mampu terjadi dengan mudah dalam arah yang telah dibentuk sebelumnya.
  • Penyebaran efek atau spread of effect merupakan suatu penghargaan yang tidak hanya mempengaruhi koneksi yang menghasilkannya.

Manfaat Teori Connectionism

Adapun manfaat teori connectionism di antaranya :

  1. Membantu kita agar lebih memahami cara belajar yang efektif bagi siswa
  2. Memahami konsep teori connectionism secara mendalam
  3. Membantu menemukan sistem belajar yang efektif untuk diri sendiri
  4. Bisa mengetahui dan memahami sistem pembelajaran trial and eror sebagai bagian dari teori connectionism
  5. Bisa membantu memahami hukum pembelajaran Thorndike dan implementasinya
  6. Bisa mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran yang diterapkan oleh Thorndike
fbWhatsappTwitterLinkedIn