10 Teori Pembentukan Jagat Raya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pembentukan jagat raya di alam semesta telah diketahui sejak puluhan tahun yang lalu. Dalam membahas proses pembentukannya, muncul berbagai teori tentang jagat raya. Berikut terdapat sepuluh teori pembentukan jagat raya.

1.Teori Nebulae

Teori nebulae disebut juga dengan teori kondensasi. Teori ini dicetuskan oleh Immanuel Kant dari Jerman pada tahun 1755, dan Pierre Simon de Laplace dari Perancis pada tahun 1976. Menurut teori ini, planet-planet dan matahari berasal dari kabut pijar yang terpilin dalam jagat raya. Di dalam jagat raya ini terjadi perputaran sehingga menyebabkan sebagian massa kabut terlepas. Kemudian lepasan kabut tersebut membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama gumpalan kabut.

Suhu gelang-gelang tersebut lama kelamaan akan turun hingga membeku. Akibatnya pembekuan membentuk gumpalan-gumpalan yang semakin lama semakin padat. Semakin padatnya gumpalan lama kelamaan akan membentuk menjadi planet. Meskipun sudah berbentuk padat, ternyata bagian di dalamnya masih berbentuk gas pijar dan kemudian disebut matahari.

2. Teori Planetisimal

Teori planetisimal disebut juga teori planet-planet kecil. Teori ini dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R Moulton. Dalam teori ini dijelaskan bahwa planet-planet terbentuk dari benda padat yang telah ada sebelumnya. Matahari telah ada sebelumnya sebagai salah satu dari sekian banyaknya bintang di jagat raya. Suatu ketika ada bintang yang saling berpapasan pada jarak dekat, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada permukaan matahari maupun bintang. Sebagian massa matahari pun tertarik ke arah bintang. Ketika bintang menjauh, sebagian massa matahari jatuh ke permukaan matahari dan sisanya berhamburan ke luar angkasa.

3. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut diungkapkan oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Menurut teori ini, setelah bintang berpapasan, massa matahari yang lepas akan membentuk cerutu ke arah bintang. Akibatnya bintang pun menjauh, hal tersebut menyebabkan massa cerutu terlepas sehingga membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan tersebutlah yang kemudian membentuk planet-planet.

4. Teori Awan Debu

Teori awan debu dikemukakan oleh G. F. Kuiper pada tahun 1950. Secara teknis teori awan debu menyempurnakan teori Nebulae. Menurut teori awan debu, tata surya berasal dari sebuah awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat gaya gravitasi. Saat mengerut kecepatan perputarannya semakin menjadi piringan yang terus berputar. Perputaran yang terjadi terus menerus itu menyebabkan bagian-bagian piringan terlempar ke luar. Bagian-bagian tersebut lama kelamaan semakin padat sehingga menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

5. Teori Steady State

Teori steady state berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksi-galaksi. Terjadinya penggembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja tercipta. Hal tersebut menyebabkan alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah (steady state). Artinya materi di alam semesta secara terus menerus akan tercipta. Teori ini sama sekali tidak menyebutkan peristiwa awal yang bersifat khusus pada waktu atau ruang. Hal tersebut dikarenakan materi diperbaharui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan.

6. Teori Ekspansi dan Kontraksi

Teori ekpsansi dan kontraksi disebutjuga dengan teori mengembang dan memampat. Teori ini berpendapat bahwa adasuatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu masa ekspansi dan satumasa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun.

Ketika masa ekspansi, terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini akibat dari reaksi inti hydrogen yang akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Masa kontraksi digambarkan dengan adanya galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk mulai meredup. Ketika hal tersebut terjadi, unsur-unsur pun mulai menyusut mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.

7. Teori Big Bang

Teori big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Titik utama pembicaraan teori ini adalah waktu, materi, energi dan ruang dalam suatu keterpaduan. Diasumsikan oleh teori big bang bahwa sekitar 15 milyar tahun lalu terjadi ledakan tunggal yang sangat besar. Ledakan tersebut menyebabkan semua ruang dan partikel alam semesta. Akibatnya gumpalan padat dari materi dan energi berserakan menjadi bagian dengan kecepatan yang berbeda-beda. Arah persebarannya juga berbeda-beda. Mereka berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang ada sekarang.

8. Teori Monoistik

Teori monoistik tidak dapat menjawab bagaimana nebula tunggal bisa berevolusi. Seorang peneliti bernama Roche mengungkapkan bahwa massa nebulae yang terkondensasi dengan kerapatan tinggi (10% – 50 %) akan mampu melepaskan piringan materi-materi dan akhirnya membentuk planet.

9. Teori Duolistik

Teori duolistik melibatkan interaksi dua bintang, ketika bintang saling berpapasan mereka mencoba menghindari masalah spin. Spin yang lambat pada matahari akan menyebabkan materi-materi lepas sehingga membentuk planet.

10. Teori Momentum

Teori momentum dicetuskan oleh Schmidt-Lyttleton. Teori ini mencoba memecahkan masalah momentum sudut dengan mengajukan penangkapan materi dalam kondisi yang tersebar. Teori ini dibuat untuk menghasilkan momentum sudut yang cukup agar mampu menjelaskan gerak planet.

Demikian sepuluh teori pembentukan jagatraya. Dalam ilmu pengetahuan, jagat raya akan terus berevolusi. Tidak heransemakin hari akan muncul teori-teori baru dari para ilmuwan modern.

fbWhatsappTwitterLinkedIn