Teori pers oleh Frederick S. Siebert (1963) sangat dikenal dalam dunia pers. Siebert berpendapat bahwa pers tidak hidup dalam situasi kosong (vacuum).
Pers hidup dalam masyarakat/negara sehingga tidak dapat dipisahkan dengan pemerintahan. Menurut Siebert, pers meliputi semua media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan surat kabar.
Siebert membagi sistem kehidupan pers ke dalam empat teori, yaitu Teori Otoritarian (The Authoritarian Theory), Teori Libertarian (The Libertarian Theory), Teori Soviet (The Soviet Theory), dan Teori Tanggung Jawab Sosial (The Social Responsibility Theory).
Empat teori tersebut juga disebut sebagai Empat Teori Siebert (Siebert’s four theories). Berikut penjabaran singkat tentang keempat teori tersebut.
Teori ini berpandangan bahwa pers yang merupkakan representasi negara, harus dikuasai oleh negara (penguasa). Pers berperan sebagai alat penyampaian informasi penguasa kepada masyarakat.
Penguasa dianggap tidak pernah salah sehingga sikap kritis pers terhadap penguasa atau pemerintahannya tidak bisa diterima. Selain itu, media asing pun berada di bawah kendali penguasa.
Oleh karena itu, organisasi pekerja media yang sifatnya independen tidak diperlukan lagi.
Teori Libertarian disebut juga sebagai teori pers bebas. Teori ini bersumber dari pemikiran John Milton, seorang pemikir abad ke-17, yaitu bahwa manusia pasti memilih ide-ide dan nilai-nilai yang terbaik.
Oleh karena itu, dalam teori Libertarian berpandangan bahwa individu memiliki hak untuk mempublikasikan apa yang ia suka.
Teori Libertarian juga dapat menerima kritisi kebijakan pemerintah dan bahkan dianjurkan, sehingga pemerintah tidak boleh membatasi keluar masuknya informasi dari seluruh penjuru dunia.
Teori Soviet bersumber dari gagasan Karl Marx dan Friedrich Engels sehingga disebut juga dengan teori Marxis-Leninis.
Teori ini banyak memiliki kemiripan dengan teori Otoritarian. Akan tetapi, terdapat dua hal yang membedakan teori ini dengan teori Otoritarian.
Perbedaan yang pertama yaitu dalam teori Soviet, pers dapat mengatur sendiri isi dari pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Perbedaan yang kedua yaitu dalam teori Soviet terdapat tanggung jawab tertentu untuk memenuhi harapan masyarakat.
Hal yang pasti bahwa pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat mengandung gagasan-gagasan yang bersumber dari pemikiran dan pandangan dari Karl Marx dan Friedrich Engels.
Teori tanggung jawab sosial adalah wujud respon dari teori Libertarian yang dianggap gagal dalam memenuhi janjinya dalam menyatakan kebenaran.
Oleh sebab itu, pada akhir tahun 1940-an, Komisi Kebebasan Pers (The Commission on Freedom of The Press) di Amerika serikat memeberikan suatu model di mana pers harus memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat dengan semboyan: informatif, benar, akurat, objektif, dan berimbang.
Teori ini juga menuntut para jurnalis agar bertanggung jawab kepada pemerintah dan juga masyarakat.
Dalam praktik kehidupan pers di berbagai negara demokratif, tanggung jawab pers tersebut dituangkan dalam kode etik jurnaistik.