TI

Tier Data Center: Pengertian dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekarang ini, bisnis digital semakin banyak bermunculan. Suatu bisnis digital tentunya memerlukan sebuah website. Agar website tersebut dapat diakses oleh pengunjung, maka diperlukan layanan hosting untuk menyimpan data website. Nah, semua data website tersebut akan ditempatkan pada sebuah penyimpanan yang disebut data center. 

Data center merupakan pusat penyimpanan data yang hanya dapat diakses secara private oleh orang-orang tertentu sebagai pemegang kendali. Di dalamnya tersimpan seluruh data dari website tersebut. Data center memiliki beberapa tingkatan berdasarkan kapasitas dan kemampuannya. Tingkatan pada data center tersebut dikenal dengan sebutan Tier.

Apa Itu Tier Data Center

Tier Data Center adalah tingkatan yang ada pada sebuah data center. Tingkatannya bermacam-macam, biasanya tergantung dari harga, kapasitas, serta kemampuannya dalam memberikan layanan terhadap penggunanya. Fungsi Tier untuk standar mendeskripsikan jenis-jenis infrastruktur yang ada pada sebuah data center. 

Tier dapat pula memberikan penjelasan pada perbedaan baik kapasitas maupun tingkatan teknologi yang dipakai untuk membangun data center yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkatan suatu tier, maka akan semakin mahal pula biaya atau harganya. Oleh karenanya, tier digunakan juga sebagai sebuah pembanding kualitas kinerja atas infrastruktur data center yang satu dengan data center yang lainnya. 

Klasifikasi tier bermula pada tahun 1990-an sebagai standarisasi bagi penyelenggara data center. Klasifikasi tersebut meliputi:

  • Tersedianya layanan serta uptime guaranteed yang diberikan pada penggunanya
  • Infrastruktur dari daya dan keadaan pendingin data center tersebut
  • Tingkat redundansi, berupa proses penduplikasian komponen penting dan kemudian akan menyimpannya untuk cadangan juga melakukan pengamanan apabila ada gangguan, baik gangguan yang direncanakan maupun tidak direncanakan
  • Skill dari para staf dan protokol maintenance, terutama kemampuan dalam menangani perawatan secara bersamaan
  • Biaya layanan yang dibebankan kepada penggunanya
  • Durasi fasilitas data center saat menyiapkan klien baru
  • Pembawa netralitas
  • Operational sustainability dan kemampuan data center guna memenuhi berbagai tujuan bisnis dalam jangka panjang
  • Tingkat keamanan yang dimiliki oleh data center tersebut

Jenis-Jenis Tier Data Center

Terdapat 4 tingkatan atau jenis tier data center.  Keempat tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tier 1 Data Center (Basic Site Infrastructure)

Tier 1 data center merupakan tingkatan basic atau yang paling sederhana dalam infrastruktur yang membangun suatu data center. Uptime yang dijamin oleh data center dengan standar tier 1 hanya 99,671%, waktu hentinya 28,8 jam per tahun. Biasanya tidak menawarkan pencadangan dasar.

Peralatan IT dari tier 1 data center umumnya tidak mendukung redudansi. Tetapi tier 1 data center dinyatakan tidak memerlukan redudansi.

Tier 1 data center cocok untuk digunakan oleh perusahaan kecil hingga menengah. Biaya penyediaannya juga terjangkau sehingga tidak memberatkan bagi perusahaan penggunanya. 

Tier 2 Data Center (Redundant Site Infrastructure Capacity Component)

Tingkatan berikutnya, tier 2 data center memiliki semua kemampuan dari tier 1, dengan menawarkan redudansi tambahan. Tier 2 mempunyai satu input daya yang diberi tambahan untuk cadangan termasuk modul UPS, pendingin, pompa, serta generator energi.

Data center dengan standar tier 2 memberikan jaminan uptime 99,741% serta waktu henti maksimal 1361 menit dalam satu tahun. Tier 2 ini nyaris mirip tier 1. Perbedaannya terletak pada opsi tambahannya, sehingga pertahanan, keseimbangan kinerja, dan keterjangkauannya lebih baik.

Tier 2 ini baik digunakan oleh perusahaan kecil dan menengah yang memutuskan untuk melakukan penghematan pada biaya penyediaan infrastruktur.

Tier 3 Data Center (Concurrently Maintainable Site Infrastructure)

Tier 3 data center memiliki peningkatan yang cukup signifikan dibanding tier yang sebelumnya. Uptime yang dimilikinya 99,982%, serta waktu henti tidak melebihi 95 menit dalam setahun.

Tidak seperti tier 1 dan 2 yang cukup memiliki satu jalur daya dan pendingin, tier 3 ini memerlukan jalur redudansi tambahan. Jalur redudansi tambahan ini diperuntukkan sebagai cadangan yang nantinya akan dimulai apabila terjadi kegagalan.

Tier 3 data center sangat disukai oleh perusahaan kecil dan menengah yang membutuhkan perlindungan redudansi yang lebih baik.

Tier 4 Data Center (Fault Tolerant Site Infrastructure) 

Tingkatan atau jenis tier data center yang tertinggi ialah tier 4 data center. Tier 4 menawarkan uptime 99,995%, dengan waktu henti setahun maksimal 26 menit.

Tier 4 data center ini dibangun dengan infrastruktur yang sepenuhnya redudan, dengan tampilan 2N dan 2N+1. Tingkatan inilah yang menjadi standar keamanan tertinggi bagi data center.

Tier 4 menjadi pilihan untuk perusahaan dengan kebutuhan ketersediaan yang konstan.

Apa Tier yang Sesuai untuk Organisasi Anda?

Bagi sebuah organisasi atau perusahaan yang akan membangun data center, diperlukan untuk mengetahui tentang tier beserta dengan perbedaan-perbedaan pada masing-masing tingkatan. Hal ini agar pembangunan infrastruktur data center dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi/perusahaan. Supaya nantinya fasilitas data center yang digunakan tidak kurang juga tidak melebihi yang diperlukan. 

Dengan mengetahui tier yang sesuai, maka akan terhindar dari kegagalan akibat kurangnya fasilitas tier, serta tidak kelebihan dalam pengeluaran biaya. Masing-masing organisasi atau perusahaan dapat membuat pertimbangan dengan mempelajari tier, seperti yang sudah diberikan penjelasannya di atas.