Daftar isi
Memiliki lingkungan kerja yang baik merupakan dambaan semua orang. Namun, untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak mudah. Perlu koordinasi yang baik dengan rekan kantor maupun atasan. Rekan kerja merupakan seseorang yang menjadi partner dalam bekerja.
Terkadang rekan kantor bisa menjadi musuh dalam selimut yang menghancurkan karir. Namun, keberadaan rekan kerja juga bisa menjadi support sistem di dunia pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja.
Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja dapat membangkitkan semangat kerja. Ada banyak cara menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. Salah satunya dengan melakukan komunikasi atau interaksi. Komunikasi membuat seseorang lebih dekat dengan orang lain.
Orang akan saling mengenal satu sama lain karena adanya komunikasi. Dengan adanya komunikasi akan mempererat jalinan persahabatan di antara manusia. Dari komunikasi akan tercipta hubungan-hubungan baik lainnya.
Namun, untuk berkomunikasi memiliki sejumlah hal yang patut diperhatikan. Ketika melakukan komunikasi, terkadang kita terlalu asyik dan tak sadar menyinggung perasaan lawan bicara. Hal inilah yang perlu dihindari saat melakukan komunikasi dengan rekan kerja.
Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan berdampak pada hubungan yang telah dibangun. Berikut ini beberapa tips untuk melakukan komunikasi dengan rekan kantor.
Saat melakukan komunikasi dengan rekan kantor, sebaiknya tidak bertele-tele. Bicarakan sesuatu dengan jelas dan ringkas. Terlebih lagi ketika melihat rekan kantor sedang memiliki sejumlah kesibukan. Jangan melakukan pembicaraan yang dirasa tidak penting. Hal ini dapat mengganggu konsentrasinya dalam bekerja. Selain itu, kamu juga terkena Omelan karena dianggap mengganggu.
Beberapa orang memang kurang menyukai pembicaraan yang terlalu bertele-tele. Terlebih lagi pada orang-orang yang memiliki banyak kesibukan. Mereka akan menganggap pembicaraan yang seperti itu merupakan hal yang sia-sia. Oleh karena itu, ketika akan melakukan komunikasi, sebaiknya menggunakan bahasa yang singkat dan jelas. Memang basa-basi terkadang diperlukan. Namun, jangan terlalu berlebihan karena tidak baik.
Hal ini tidak hanya berlaku ketika sedang mengobrol santai saja. Saat sedang melakukan koordinasi dalam hal pekerjaan pun, sebaiknya tidak melakukan pembahasan yang bertele-tele. Sebab, hal tersebut dapat mengaburkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Akibatnya, rekan kerja tidak paham dengan apa yang dibacakan.
Hal ini dapat membuat pekerjaan menjadi lebih rumit dan memakan banyak waktu. Orang-orang akan merasa bosan mendengarkan apa yang sedang dibicarakan karena terlalu banyak yang diucapkan. Oleh karena itu, penting sekali memiliki skill komunikasi yang baik.
Tips selanjutnya saat melakukan komunikasi dengan rekan kantor adalah bersikap ramah. Ramah bukan berarti kamu harus tersenyum sepanjang hari di kantor. Kamu cukup tersenyum ketika berpapasan dengan rekan kantor. Selain tersenyum, hal yang bisa dilakukan adalah dengan bertegur sapa.
Untuk melakukan tegur sapa sebaiknya melihat situasi dan kondisi. Jika rekan kantor dilihat sedang sibuk atau terburu-buru, senyum sudah cukup mewakili. Orang-orang yang ramah biasanya lebih mudah untuk bergaul dengan rekan kantor. Mereka akan cenderung lebih disukai karena tidak menutup diri dengan lingkungan.
Namun, ramah dalam hal ini bukan berarti sok asik. Sebab, keduanya sangatlah berbeda. Orang ramah bisa menempatkan diri bagaimana dan di mana harus bersikap ramah. Lain halnya dengan orang sok asik yang terkadang selalu ingin terlihat asik dalam kondisi apapun. Hal tersebut cenderung tidak disukai oleh rekan kantor bahkan beberapa orang menganggapnya risi.
Orang yang bersikap ramah biasanya dikenal memiliki positif vibes. Pembawaan yang ramah dapat meningkatkan semangat untuk bekerja baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebab, pembawaan yang ceria dapat menularkan energi yang positif. Energi positif sangat dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk.
Berbeda dengan orang yang jutek akan membawa hawa yang tidak mengenakan bagi suasana kantor. Hawa yang tidak mengenakan ini juga berpotensi menular kepada rekan kantor sehingga beberapa orang merasa kurang nyaman dengan keadaan kantor.
Melakukan komunikasi di luar jam kerja dan pembahasan kantor memang dibutuhkan untuk mendekatkan hubungan di antara rekan kantor. Biasanya pembicaraan tersebut tidak jauh seputar gosip. Gosip menjadi pembicaraan yang biasa dilakukan sesama rekan kantor.
Gosip tersebut biasanya seputar kehidupan selebriti, atasan bahkan hingga rekan kantor sendiri. Terlebih jika ada isu yang tidak sedap menimpa rekan kantor. Hal tersebut akan menjadi pembahasan di antara rekan kantor yang lain. Oleh sebab itu, terkadang keberadaan gosip juga dapat meregangkan hubungan di antara rekan kantor.
Terlebih lagi jika gosip yang dibicarakan adalah rekan kantor sendiri. Jika orang tersebut mendengar gosip tentang dirinya dapat mengakibatkan perselisihan. Perselisihan inilah yang membuat suasana kantor menjadi tidak nyaman. Suasana yang tidak nyaman ini akan mengurangi kinerja seseorang dalam bekerja.
Kinerja yang berkurang ini akan menjadi sebuah boom waktu di kemudian hari. Bisa saja mengakibatkan adanya pemecatan karena turunnya kinerja secara terus menerus.
Seorang pembicara yang baik seharusnya menjadi pendengar yang baik. Terkadang orang hanya memikirkan apakah orang lain mendengarkan dia ketika berbicara. Namun, mereka melupakan apakah dirinya mendengarkan orang lain saat sedang berbicara. Oleh karena itu, menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi dengan rekan kantor.
Orang yang bisa mendengarkan cerita orang lain dengan baik akan dihargai keberadaannya. Sebab, mereka juga merasa dihargai oleh dirinya ketik sedang berbicara. Menjadi pendengar yang baik adalah ketika orang lain berbicara, tidak ikut memotong pembicaraan. Terkadang karena keasyikan bercerita, tidak sadar suka memotong orang lain yang sedang berbicara.
Hal ini tentunya tidak boleh dilakukan karena dapat membuat komunikasi menjadi buruk. Selain itu, saat berkomunikasi dengan rekan kerja, sebaiknya tidak melakukan aktivitas lain yang membuat konsentrasi terpecah. Maka dari itu, ketika sedang mengobrol atau berkomunikasi dengan rekan kantor sebaiknya meninggalkan sejumlah aktivitas yang mengganggu konsentrasi.
Hal ini dapat berpotensi membuat seseorang merasa tidak dihargai ketika sedang berbicara.
Orang yang merasa tidak dihargai mereka akan menutup diri. Mereka tidak lagi mau untuk berbicara dengan orang tersebut. Sebab, dirinya merasa percuma untuk berkomunikasi. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuat hubungan dengan rekan kantor menjadi tidak harmonis.
Tips selanjutnya melakukan komunikasi dengan rekan kerja adalah dengan paham akan gaya komunikasi. Gaya komunikasi seseorang dengan orang lain tentu berbeda. Bahkan tidak hanya gaya komunikasi saja, sikap di antara orang pun berbeda. Perbedaan gaya komunikasi inilah yang membuat suasana di kantor menjadi hidup.
Namun, perbedaan gaya komunikasi ini dapat mengakibatkan adanya miskomunikasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami gaya komunikasi yang ada. Setidaknya terdapat 4 gaya komunikasi yaitu pasif, agresif, Pasif Agresif, Asertif.
Selain komunikasi verbal, komunikasi non verbal sangat penting dalam berkomunikasi dengan rekan kantor. Komunikasi non verbal merupakan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh atau ekspresi. Dengan menggunakan komunikasi non verbal, maka pesan yang disampaikan akan lebih kuat.
Misalnya ketika dalam pembicaraan, kamu tidak setuju maka kamu perlu menggelengkan kepala sebagai isyarat tidak setuju. Komunikasi non verbal ini membantu seseorang dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Terlebih orang yang sulit mengungkapkan sesuatu menggunakan komunikasi verbal.
Dengan melihat ekspresi atau gerakan, orang lain dapat mengetahui apa yang dimaksud. Komunikasi non verbal juga membantu untuk mendeteksi seseorang sedang berbohong atau tidak. Biasanya mereka akan cenderung melakukan komunikasi non verbal yang berlainan dengan komunikasi verbal.
Perbedaan yang terlihat ini membuat lebih mudah mendeteksi kebohongan pada diri seseorang. Contohnya ketika seseorang sedang bercerita, dia cenderung melakukan gerakan yang berlebihan seperti menggaruk kepala, mata lebih banyak ke atas dan lainnya. Gerakan yang berlebihan ini bisa mengindikasikan seseorang itu berbohong.
Untuk melakukan komunikasi non verbal, ditunjang oleh beberapa hal seperti mimik, intonasi, gerakan tubuh. Mimik atau ekspresi wajah merupakan penyaluran emosi yang tercermin lewat raut wajah. Misalnya saat bahagia, orang akan menampilkan senyuman dengan mata yang berseri. Sementara itu, intonasi adalah tinggi rendahnya suara ketika sedang berbicara.
Intonasi dapat membantu untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pada beberapa poin penting biasanya dilakukan penekanan. Penekan inilah yang merupakan intonasi. Gestur atau gerakan tubuh sangat membantu untuk melakukan komunikasi dengan rekan kantor. Gestur setiap orang saat berbicara berbeda-beda.
Ada yang memiliki gestur yang berlebihan, ada pula yang cenderung tidak banyak menggunakan gestur. Gestur juga membantu untuk meningkatkan kepercayaan saat sedang berkomunikasi. Tidak heran jika ada orang yang tidak mau diam saat sedang melakukan komunikasi karena hal tersebut membantunya untuk percaya diri.
Empati sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi dengan rekan kantor. Empati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Orang yang memiliki empati, mereka akan cenderung menghargai lawan bicara. Mereka bisa menempatkan diri dalam situasi dan kondisi apapun.
Salah satu contoh seseorang yang memiliki empati adalah dengan turut mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Tidak ada niatan untuk memotong atau mengabaikan orang yang sedang berbicara. Dalam komunikasi dengan rekan kantor, empati menjadi sesuatu yang harus dimiliki.
Banyak orang yang cenderung mengadu nasib ketika orang lain menceritakan kesedihannya. Padahal, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik. Setiap orang pasti memiliki cobaan hidup masing-masing. Namun, membandingkan cobaan hidup bukanlah solusi yang tepat.
Respons yang seharusnya dilakukan adalah dengan mendengarkan dan memberikan saran jika dibutuhkan. Pemberian saran juga harus dikondisikan dengan keadaan yang sedang dirasakan rekan kantor. Memberikan saran memang baik, namun saran yang baik adalah saran yang tepat pada tempatnya.
Selain itu, empati juga perlu digunakan ketika memberikan perintah atau arahan. Terkadang karena banyaknya tugas, seseorang mengabaikan empati. Perintah yang diberikan tidak perlu menggunakan bentakan atau kata-kata kasar yang melukai perasaan.
Selain itu, terkadang seseorang tidak peduli akan kondisi orang lain apakah tengah kesulitan atau tertimpa musibah. Sebagai rekan kantor yang baik, sebaiknya melihat kondisi ketika memberikan perintah.