Daftar isi
Pandangan sejarah filsafat dikemukakan dengan sebuah peradaban yunani merupakan titik tolak peradaban manusia didunia. Selanjutnya ada sebuah warisan perabadan yunani yang jatuh ke tangan kekuaasan Romawi. Masa abad pertengahan ini dibagi menjadi dua masa patristik dan masa skolastik. Pada 2 masa pertengahan ini terdapat tokoh filsafat dengan pemikirannya.
Masa Patristik bermula dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya seorang pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini lalu dipilih dari sebuah golongan atas atau golongan yang ahli dalam berpikir. Dari golongan ahli berpikir ini lalu menimbulkan sikap yang bermacam macam pemikirannya, ada yang menolak dan ada juga yang menerima filsafat Yunani.
Filsafatnya mengungkapkan sebagai agama Kristen bukanlah agama yang baru. Karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani yang mengambil dari kitab Yahudi yang berpandangan dan di dasarkan bahwa Kristus adalah logos.
Bagi yang menolak untuk sebuah alasan karena mempunyai anggapan anggapan bahwa jika sudah mempunyai sumber kebenaran adalah firman Tuhan. Dan tidaklah dibenarkan apabila mencari sumber suatu kebenaran yang lainnya seperti dari filsafat Yunani. Yang bertujuan memberikan batasan terhadap sebuah ajaran Kristen agar mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani.
Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan dapat memikirkannya secara mendalam. Seorang filsuf yang dapat menerima bahwa ada hubungan di antara filsafat dengan iman Kristen yang akhirnya memunculkan sebuah gagasan bahwa filsafat sebagai preparatio evangelica.
Beliau menyebutkan dirinya sebagai pencinta kebenaran, daripada menyebut dirinya sebagai seorang filsafat pencinta kebijaksanaan untuk menentang lawannya oleh semua kegagalan di dalam hal mencintai sebuah kebenaran yang disebabkan oleh ketidaktaatan dari mereka terhadap aturan dalam berargumen.
Bukan dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, setelah melaksanakan pertobatan, beliau membela Kristen secara fanatik. Beliau mempunyai pendapat bahwa wahyu Tuhan sudah cukup dan dapat menerima bahwa filsafat Yunani mempunyai cara untuk berpikir yang rasional dikarenakan menurutnya berpikir rasional sangatlah penting.
Beliau menolak filsafat, namun mengubah pola pikir akhirnya beliau dapat menerima filsafat. Baginya kebenaran datangnya dari agama Kristen, dan sebuah agama tidak berhubungan dengan filsafat. Dan akhirnya menerima filsafat sebagai seorang pencari kebenaran melalu jalan rasio.
Beliau merupakan seorang filsuf yang mempunyai banyak mendapatkan sebuah pengaruh dari Stoa dengan menggunakan konsep spirit, word, substance, dan lainnya. Tertulianus dengan Montanisme yang artinya adalah gerakan karismatik dan apokaliptik yang terlahir pada abad II tepatnya tahun 170.
Gerakan ini dipimpin oleh Montanus setelah dirinya dibaptis di sebuah tempat di Ardabau yang mempunyai batasan di Phrygia dan Mysia. Beliau diilhami oleh Roh Kudus dan diutus menjadi pembawa pesan untuk gereja pada kebenaran. Beliau mengungkapkan pesan eskatologis yaitu kedatangan Tuhan yang kedua sudah dekat, Yerusalem surgawi akan hadir di kota Phrygia.
Beliau mempelajari berbagai aliran filsafat Platonisme dan Skeptisisme. Menurut beliau semua orang tercemar oleh dosa dari Adam. Manusia tidak mempunyai kesanggupan untuk memperoleh sebuah pengampunan dosa karena semata-mata lewat usahanya sendiri dan bekerja dengan baik. Berkah dan restu Tuhan penting dalam pengampunan dosa.
Beliau menuliskan buku “The city of God”, yang isinya tentang sebuah pembelaan kaum Kristen tentang sebuah penuduhan kepada penduduk Roma telah dikutuk oleh Dewa, berisi tentang filosofi kesejarahan yang mempengaruhi perkembangan yang ada di Eropa.
Augustinus menandaskan bahwa sebuah kekaisaran romawi tidak berlandasakan terpenting, melainkan tumbuhnya kota surgawi, yaitu sebuah kemajuan spiritual dari seorang manusia itu sendiri.
Yang berarti dengan kata sifat berasal dari kata school. Artinya adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Pengertian dari corak khas skolastik adalah sebuah filsafat yang mempunyai ciri semata-mata agama dan merupakan seorang filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi ajaran gereja yang dapat memecahkan sebuah persoalan mengenai berpikir atas kejasmanian, kerohanian baik maupun buruk.
Beliau mempunyai kepribadian yang keras dan mempunyai sebuah pandangan sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli berpikir dan pejabat gereja. Beliau mempunyai konsep abstrak bahwa universal tidak mempunyai sebuah eksistensi di dalam independen namun daripada itu hanya ada sebagai nama. Beliau beragumen terhadap realisme dan mendukung nominalisme untuk independent konseptualisasi yang berperan dalam penurunan di abad pertengahan.
Beliau adalah seorang dokter gereja berbangsa Italia. Ia merupakan tokoh tersebar Skolastisisme.
pemikiran St.Thomas Aquinas:
Albertus Magnus merupakan seorang cendekiawan abad pertengahan. Beliau mempunyai kepandaian di universitas untuk belajar ilmu pengetahuan alam, kedokteran, dan filsafat Aristoteles. Dikatakan bahwa St Albertus mengetahui kematian St. Thomas langsung oleh Tuhan.
Beliau telah membimbing pada awal karya-karya besarnya di bidang teologi dan filosofi. Beliau telah mengungkapkan sebuah pemikiran yang mendalam sebuah tulisan, beliau mengungkapkan pemikirannya yang mendalam di dalam seluruh caranya untuk kehidupnya yang hanya bagi Tuhan.