Benua Asia sebagai benua terbesar di dunia memang memiliki wilayah yang luasnya sekitar 44 juta kilometer persegi dengan keberadaan 1/3 daratan yang ada di dunia di benua yang paling kerap mengalami gempa bumi ini. Daratan luas tersebut sudah termasuk gurun pasir, seperti Gurun Ordos, Gurun Taklamakan, dan Gurun Gobi.
Namun meski benua Asia dipenuhi dengan daratan, bukan berarti tidak memiliki lautan, sebab laut paling luas di dunia ada di benua Asia, yakni Laut China Selatan. Benua dengan penduduk paling padat daripada benua-benua lain di dunia karena mencapai sekitar 4 miliar jiwa ini pun bahkan memiliki gunung tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest di perbatasan Nepal-Tiongkok dengan tinggi 8.850 mdpl.
Populasi paling tinggi benua Asia ada di sejumlah negara seperti China, Indonesia, India, Bangladesh, serta Pakistan. Dan benua dengan populasi terbanyak ini pun dilengkapi dengan fakta mengagumkan lainnya, yaitu keberadaan dataran paling tinggi di dunia. Tibet sebagai negara berjulukan “Atap Dunia” adalah dataran tertinggi dengan tinggi 4.000-5.000 mdpl.
Namun sebelum semua fakta tersebut ditemukan dan benua yang kita kenal saat ini sebagai “Benua Kuning” disebut Asia, terdapat sosok penemu wilayah ini. Walau riwayat penemuan benua Asia tidak seterkenal dan tidak sejelas penemuan benua Amerika dan Eropa, berikut penjelasan singkat siapa sosok tokoh penemu benua Asia yang sebenarnya.
Mungkin sepintas melihat atau mendengar tentang Marco Polo, yakni seorang penjelajah yang juga dikenal sebagai sosok saudagar sekaligus pengarang buku. Berasal dari Venesia dan berkebangsaan Eropa, Marco Polo disebut-sebut pula menjadi salah satu penemu benua Asia karena ekspedisinya melalui Jalur Sutra tahun 1271-1295 berhasil menjelajahi sejumlah wilayah di Asia.
Lahir pada tahun 1254, ia merupakan orang Eropa pertama yang diketahui menginjakkan kaki ke wilayah Mongolia dan Cina, yakni daerah-daerah yang ada di Asia. Perjalanan pertamanya ini dilakukan di usia 17 tahun dan wilayah pertama yang dikunjungi adalah Cina.
Bersama sang ayah, Niccolo Polo, perjalanan laut itu membawanya bertemu benua Asia setelah masa penjelajahan di perairan sekitar 3-4 tahun lamanya berangkat dari Eropa ke Cina. Namun perjalanan ini dianggap tidak valid karena sebagai pengarang ia dianggap tengah menceritakan pengalaman pelayaran dan penjelajahan orang tuanya, bukan dirinya sendiri.
Para sejarawan masa kini cukup meragukan bahwa Marco Polo adalah penemu benua Asia sesungguhnya sampai akhirnya sejumlah bukti dari abad ke-13 dan 14 ditemukan. Bukti berupa tulisan ini mengungkap sejumlah fakta yang tidak sama seperti tulisan sejarah oleh Marco Polo, khususnya mengenai hubungannya dengan Kubilai Khan.
Tulisan sejarah Marco Polo lebih kepada pembahasan mengenai penglihatannya akan kapal Kubilai Khan dengan 5 tiangnya, sementara itu bukti menunjukkan bahwa kapal tersebut memiliki 3 tiang saja. Pertemuan antara Marco Polo dan Kubilai Khan menurut kedua bukti tekstual Cina tersebut kurang sinkron dan akurat sehingga secara umum popularitas Marco Polo sebagai penemu benua Asia menurun.
Kristofer Olympic adalah sosok berkebangsaan Italia yang ada dibalik penemuan benua Asia dengan riwayat yang tidak begitu banyak diketahui karena keterbatasan informasi tentangnya.
Nama “Asia” sendiri bukan sebuah istilah atau kata yang berasal dari Asia, melainkan nama dari Yunani klasik yang tujuan penggunaannya adalah untuk menyebut secara lebih mudah daratan sisi timur (diketahui sebagai wilayah Turki).
Sekalipun terdapat banyak penjelajah atau pelaut yang mendarat di benua Asia, nyatanya mereka hanya sebatas berkunjung di satu atau beberapa negara Asia saja. Dan meski disebutkan bahwa Kristofer Olympic adalah tokoh penemu benua Asia, tidak banyak informasi mengenai sosoknya, termasuk kapan ia menemukan benua ini.