8 Unsur Intrinsik Novel: Penjelasan dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan fiktif. Kisah yang ditulis dalam novel biasanya mengandung konflik yang rumit dan panjang.

Dalam novel, ada 2 unsur yang membangun cerita di dalamnya. Keduanya adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun novel dari cerita yang ada di dalamnya, sementara ekstrinsik adalah unsur pembangun dari faktor-faktor di luar novel tersebut.

Unsur yang paling penting dan menjadi dasar sebuah novel adalah unsur intrinsiknya. Berkut penjelasan 8 unsur intrinsik yang dapat membentuk novel menjadi karya yang utuh dan disukai banyak orang.

1. Tema

Salah satu hal yang menjadi poin penting dan menjadi dasar penulisana novel adalah tema. Unsur yang satu ini dapat pula disebut sebagai ide atau genre cerita. Tema adalah gagasan cerita, ruh yang menjiwai keseluruhan isi dalam novel.

Dengan menentukan tema yang sesuai, maka alur cerita atau latar belakang cerita tidak akan menyimpang dari konsep awal. Tema dapat berupa banyak hal, contohnya adalah romantisme atau percintaan, fiksi ilmiah, fiksi penggemar, horror atau thriller, friendzone dan sebagainya.

2. Tokoh

Tokoh adalah unsur paling penting setelah tema, dan pastinya harus ada dalam novel. Tokoh merupakan orang-orang yang menjalankan berbagai peran dalam cerita, baik itu tokoh utama yang tampil di hampir seluruh isi cerita, maupun tokoh pendukung yang memiliki porsi lebih sedikit.

Secara umum, tokoh dibagi menjadi 4 jenis, yakni:

  • Tokoh Protagonis. Ini adalah salah satu jenis tokoh utama dalam cerita yang memiliki peran baik. Protagonis digambarkan sebagai sosok yang positif, jujur, suportif, ramah, lembut dan sebagainya. Contoh tokoh protagonis adalah Harry Potter dalam novelnya.
  • Tokoh Antagonis. Tokoh ini adalah kebalikan dari protagonis, yakni tokoh utama yang memiliki sifat buruk. Antagonis adalah tokoh yang jahat, pemarah, sombong, suka menyakiti orang lain, dan berbagai sifat buruk lainnya. Contohnya adalah Lord Voldemort dalam novel Harry Potter.
  • Tokoh Tirtagonis. Tokoh tirtagonis adalah sosok penengah yang arif dan bijaksana. Tokoh ini tidak masuk ke antagonis dan protagonis, bisa jadi gabungan dari keduanya. Contohnya adalah Albus Dumbledore di novel Harry Potter.
  • Tokoh Figuran. Tokoh ini adalah pemeran pendukung yang tidak memiliki peran besar dalam keseluruhan cerita, namun kehadirannya dapat memberi warna cerita. Contoh tokohnya adalah Neville Longbottom, Ginny Weasley, Cedric Diggory dan Fred-George Weasley di novel Harry Potter.

3. Penokohan

Berbeda dengan tokoh, penokohan adalah teknik penggambaran tokoh. Jika tokoh adalah karakter dalam cerita, maka penokohan adalah cara mendeskripsikan para tokoh. Dalam penulisan novel, ada 2 jenis penokohan, yaitu:

1. Penokohan Analitik

Penokohan ini ditandai dengan penggambaran keadaan atau deskripsi bentuk fisik tokoh, sehingga pembaca dapat menyimpulkan watak atau karakter tokoh tersebut.

Contoh:

Lingkaran hitam tercetak jelas di matanya yang sayu. Pipi tirus, badan kurus, siapa pun yang melihatnya tahu, hidup laki-laki ini tak terurus.

2. Penokohan Dramatik

Dalam penokohan dramatik, penulis mencoba mendeskripsikan tokoh melalui hal-hal yang berhubungan dengan tokoh, seperti tingkah laku, gaya bicara dan reaksi tokoh lain.

Contoh:

Sua bingung, = Bara bukan orang yang suka mempertanyakan hal ini sebelumnya. Bara menatapnya kosong, wajahnya terlihat sangat lelah. Seburuk apa hal yang dihadapi sahabatnya ini?

4. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Dalam membuat novel, ada rangkaian alur yang harus ada di dalam cerita, yaitu:

  • Pengenalan. Ini adalah tahap dimana penulis mengenalkan para tokoh dan cerita dalam novel.
  • Konflik. Di tahap ini, biasanya tokoh utama memiliki konflik dengan diri sendiri atau tokoh lain.
  • Peningkatan Konflik. Ini adalah tahap ketika konflik tokoh utama semakin pelik dan melebar.
  • Klimaks. Tahap ketika ketegangan dan konflik cerita semakin memuncak dan pecah.
  • Anti Klimaks. Konflik yang ada mulai mereda dan muncul solusi atau jalan keluar.
  • Ending. Tahap penyelesaian konflik yang juga menjadi tanda ceritanya berakhir, baik bahagia maupun sedih.

Selain itu, ada juga beberapa jenis alur yang terdapat di novel, di antaranya:

  • Alur Maju (Progresif). Alur yang bergerak maju dari awal hingga akhir cerita, sesuai kronologi waktu.
  • Alur Mundur (Regresif). Alur yang dimulai dari akhir penyelesaian cerita yang bergerak kembali ke awal. Alur ini disebut juga kilas balik atau flash back. Biasanya digunakan dalam cerita dengan tema penyesalan, sejarah, dan semacamnya.  
  • Alur Campuran. Alur yang merupakan gabungan dari alur maju dan mundur dalam satu cerita.

5. Latar

Latar adalah segala hal yang berkaitan dengan keadaan suatu cerita. Latar terbagi menjadi 3, yaitu:

  • Tempat. Latar ini yang menjelaskan di mana peristiwa tersebut terjadi. Misalnya, di kamar, di kampus, di lapangan, di bioskop dan sebagainya.
  • Waktu. Latar yang menjelaskan kapan peristiwa itu berlangsung, seperti pagi hari, kemarin, lusa, dan semacamnya.
  • Suasana. Latar yang menjelasan keadaan dalam novel. Misalnya, tegang, senang, ramai, sepi dan sebagainya.

6. Sudut Pandang

Unsur yang satu ini merupakan cara pandang penulis dalam menggambarkan ceritanya dalam novel. Ada 2 jenis sudut pandang yang dapat diugunakan, yaitu:

1. Sudut Pandang Orang Pertama

Penggunaan sudut pandang ini adalah dengan memposisikan penulis yang menyampaikan cerita sebagai orang pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti aku, kami dan semacamnya.

Contoh:

Ada banyak kebaikan Papa dan Mama yang belum sempat ku balas, setidaknya aku tak ingin membuat mereka kecewa.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga

Sesuai namanya, sudut pandang ini membuat penulis menceritakan tulisannya sebagai orang ketiga. Penulisannya menggunakan kata ganti dia, mereka dan sebagainya.

Contoh:  

Dia adalah Baskara, rekan kerja Ara selama 5 tahun di kantor.

7. Gaya Bahasa

Maksud dari gaya bahasa adalah ciri khas atau cara tiap penulis menjabarkan ceritanya dalam novel. Tentu, tiap penulis memiliki gaya bahasa yang berbeda. Hal ini dapat berupa pemilihan kata, penggunaan majas, pemakaian bahasa baku atau santai, dan semacamnya.

8. Amanat

Setiap karya sastra pastinya memuat amanat di dalamnya. Unsur ini adalah sebuah pesan yang terkandung dalam novel yang dapat menjadi pelajaran bagi pembacanya. Pesan ini bisa jadi tersurat alias tertulis dalam cerita, namun bisa juga tersirat, yakni hasil dari interpretasi pembaca.

Contoh dari amanat dapat berupa pelajaran berharga tentang kehidupan, sakitnya rasa penyesalan, motivasi untuk melakukan segala hal yang terbaik dalam hidup, atau pesan-pesan semacamnya yang memiliki nilai dan relate dengan kehidupan pembaca.

fbWhatsappTwitterLinkedIn