Daftar isi
Dalam dunia kedokteran, ada beberapa cara untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh pasien. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan memeriksa cairan urin dari pasien yang bersangkutan. Dari urin tersebut dapat dilihat apakah ada infeksi atau suatu penyakit yang diderita. Sehingga nantinya dokter dapat memutuskan tindakan atau pengobatan apa yang akan diberikan pada pasien tersebut.
Untuk melakukan diagnostik pada cairan urin diperlukan suatu alat. Alat tersebut bernama urinometer. Urinometer ini digunakan untuk mengukur kepekatan dari cairan urin seseorang.
Di bawah ini penjelasan lengkap tentang urinometer:
Urinometer merupakan sebuah alat di bidang kedokteran yang digunakan sebagai pengukur dari kepekatan cairan urin. Hasil kepekatan urin yang ditunjukkan oleh urinometer ini digunakan sebagai petunjuk tentang kondisi kesehatan seseorang oleh dokter atau petugas laboratorium.
Informasi yang bisa diberikan oleh urinometer adalah kandungan gula, protein, dan zat-zat lain yang terkandung dalam urin. Kandungan zat-zat dalam urin tersebut dapat dijadikan indikator kondisi kesehatan tertentu atau penyakit yang diderita seseorang.
Cara penggunaannya, urinometer dijatuhkan atau dicelupkan ke dalam suatu wadah yang telah diisi urin seseorang atau pasien. Alat urinometer ini akan menunjukkan skala yang dapat dibaca sebagai hasil pengukuran urin tersebut. Dari hasil pengukuran urin tersebutlah, dokter dapat mengetahui kondisi kesehatan dan mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya.
Sebagai sebuah alat, urinometer terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian utama urinometer adalah:
Pada urinometer, stem merupakan bagian yang menunjukan skala angka pada dindingnya. Fungsinya sebagai indikator yang menunjukkan skala berat jenis pada urin yang sedang diperiksa. Skala pada bagian stem urinometer tertera mulai dari 1000 hingga 1060.
Bagian kedua pada urinometer ada yang disebut bagian float. Pada ruang float terdapat udara yang memiliki peran sebagai pembatas antara bagian stem dan bagian weight.
Bagian urinometer yang terakhir adalah weight. Bagian ini memiliki fungsi sebagai pemberat agar urinometer stabil saat dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi urin untuk diperiksa.
Urinometer yang merupakan alat penting bagi dunia medis tentunya harus dipahami cara kerjanya. Hal ini supaya tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosis kondisi kesehatan dari orang atau pasien yang urinnya diperiksa.
Prinsip kerja urinometer ini berdasarkan pada hukum Archimedes. Dimana hukum Archimedes menyatakan bm suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan fluida akan mengapung atau mengalami gaya apung yang sama dengan berat dari fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Jadi, prinsip kerja dari urinometer yaitu berat jenis urin diukur dengan suatu alat yang memiliki skala 1000 hingga 1060. Temperatur dari urin yang diperiksa tersebut berpengaruh pada hasil pengujian yang nanti diperoleh.
Urinometer akan dimasukkan ke dalam gelas ukur sampai mencapai batas ⅔. Selanjutnya berat jenis urin akan diukur. Metode berat jenis urin ini berkorelasi dengan warna urin. Hal ini yang menjadikannya bisa digunakan untuk menilai kecukupan air atau status hidrasi.
Perlu diketahui pula jenis atau varian dari urinometer yang ada hingga saat ini. Urinometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Urinometer manual secara khusus biasanya digunakan di laboratorium. Fungsinya adalah untuk menghitung berat jenis urin dengan cara menampung urin di wadah tertentu. Kemudian urinometer manual ini dimasukkan ke dalam wadah tersebut, lalu penguji akan membaca miniskus bawah.
Jenis yang kedua yaitu urinometer elektronik atau urinometer otomatis. Urinometer jenis ini biasanya digunakan juga untuk memeriksa output urin untuk melakukan pemeriksaan vital seseorang yang sedang menjalani serangkaian kompleks operasi.
Jadi urinometer elektronik ini yang lebih banyak digunakan saat ini, karena kelebihannya yang bisa memantau atau memeriksa vital dari pasien secara sekaligus.
Selain dibedakan berdasarkan jenis manual dan elektronik, jenis urinometer juga dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya.
Jenis urinometer berdasarkan bahan pembuatnya terbagi menjadi dua jenis juga. Jenis-jenis urinometer tersebut sebagai berikut:
Jenis urinometer Gay-Lussac merupakan jenis urinometer yang paling umum atau paling biasa digunakan. Urinometer ini dibuat dari bahan kaca dan memiliki skala yang tercantum pada permukaannya.
Skala yang dicetak atau dicantumkan pada urinometer Gay-Lussac pada umumnya terdiri dari angka-angka. Angka-angka tersebutlah yang menunjukkan kepekatan urin dalam satuan gram per liter (g/L) atau berat jenis, ketika alat tersebut digunakan. Urinometer ini yang biasanya digunakan oleh dokter atau petugas dari suatu laboratorium
Urinometer Rumple-Leede memiliki prinsip kerja yang sama saja dengan urinometer Gay-Lussac. Perbedaannya, urinometer Rumple-Leede dibuatnya dari bahan plastik. Pada permukaan urinometer ini juga tempat tercetaknya skala.
Karena pembuatannya dari bahan plastik, maka urinometer Rumple-Leede memiliki harga yang lebih murah dibanding urinometer Gay-Lussac. Selain itu, dibandingkan dari cara penggunaannya, urinometer Rumple-Leede dinyatakan lebih mudah daripada urinometer Gay-Lussac.
Urinometer memiliki fungsi sebagai alat untuk mengukur berat jenis pada urin. Berat jenis urin adalah salah satu tolok ukur atau barometer yang digunakan pada pemeriksaan faal ginjal dari produksi urin yang dikeluarkan dari tubuh.
Penurunan fungsi ginjal bisa diketahui dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh urinometer. Skala dari hasil pemeriksaan urin akan dibandingkan dengan nilai normal. Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan rendahnya skala pada urinometer saat urin diperiksa atau diukur oleh urinometer.
Untuk mengetahui dan menyimpulkan kondisi kesehatan seseorang dari hasil pengujian urin dengan urinometer, misalnya seperti berikut:
Untuk menggunakan urinometer, maka perlu mengetahui caranya, agar tidak terjadi kesalahan pada hasil yang didapatkan. Berikut ini cara penggunaan urinometer:
Setelah selesai melakukan tahapan proses pengujian atau pemeriksaan berat jenis menggunakan alat urinometer, maka hasil yang diperoleh adalah berupa angka atau nilai. Angka atau nilai inilah yang dibaca dan digunakan untuk menyimpulkan dan mengetahui kondisi kesehatan orang yang urinnya diperiksa. Oleh karena itu, perlu diketahui nilai normal pemeriksaan berat jenis urin dengan urinometer.
Apabila setelah menyelesaikan tahap pengujian berat jenis, urinometer menunjukkan skala antara 1003 sampai 1030, hal ini menandakan bahwa berat jenis urin yang diperiksa tersebut masih dalam keadaan kadar yang normal. Maka dapat diketahui dan menjadi tanda vital bahwa ginjal orang tersebut tidak bermasalah atau masih berfungsi dengan baik.
Supaya alat urinometer dapat memberikan hasil yang tepat dan akurat saat digunakan, maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu alat dapat digunakan dan memberikan hasil yang sesuai dengan kepentingan penggunaan alat tersebut. Kalibrasi harus dilakukan sebelum alat digunakan. Dalam hal ini, kalibrasi urinometer perlu dilakukan sebelum urinometer tersebut dipakai untuk menguji atau memeriksa urin seseorang.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk kalibrasi urinometer adalah seperti berikut ini:
Urinometer sebagai salah satu alat yang penting bagi dunia medis, tentunya diharapkan dalam kondisi yang baik. Supaya apabila diperlukan dan akan digunakan, alat tersebut tidak mengalami kerusakan.
Berikut ini cara pemeliharaan urinometer:
Kesimpulannya, urinometer adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk dunia kedokteran atau bidang kesehatan. Fungsinya yaitu untuk digunakan dalam mengukur kepekatan dari cairan urin seseorang. Setelah hasil kepekatan urin diperoleh, maka dapat diketahui kondisi kesehatan dari orang tersebut. Dengan demikian, dokter dapat memberikan pengobatan atau tindakan yang tepat bagi orang tersebut, apabila ternyata hasil pengujian menunjukkan adanya permasalah pada kesehatan orang tersebut.
Untuk melakukan pengujian atau pemeriksaan pada urin, dokter atau petugas laboratorium perlu memahami beberapa hal berkaitan dengan alat urinometer ini. Yaitu, jenis, cara penggunaan, hingga cara perawatannya. Apabila sudah memahami dan melakukannya dengan tepat, maka hasil uji urin oleh urinometer tersebut akan akurat. Maka nantinya tindakan yang dilakukan oleh dokter untuk menangani orang atau pasien yang urinnya diperiksa akan tepat.