Sosiologi

6 Urutan Generasi Manusia

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seiring berjalannya waktu, manusia juga mengalami perkembangan yang tentunya faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap kehidupan. Hal ini juga menjadi penyebab adanya perbedaan dari tingkah laku, adaptasi hingga pendekatan di setiap generasi.

Menurut Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall, setidaknya dalam kurun waktu 100 tahun ada 6 kelompok generasi manusia. Berikut urutan dan penjelasannya:

1. Tradisionalis (1922-1945)

Orang-orang yang masuk ke dalam generasi tradisionalis lahir pada zaman The Great Depression. Hal ini disebabkan karena adanya krisis ekonomi global yang membuat generasi ini mengalami kondisi serba kekurangan.

Generasi tradisionalis juga menjadi saksi untuk kejadian besar dunia salah satunya Perang Dunia II. Mereka banyak yang merupakan veteran perang dan memiliki jiwa patriotisme tinggi.

Ada sekitar 50 juta Silent Generation yang masih hidup hingga saat ini dan rata-rata mereka berusia di atas 80 tahun. Teknologi tercanggih pada generasi tradisionalis adalah radio yang tidak hanya sebagai alat komunikasi saja namun juga sebagai hiburan.

2. Baby Boomers (1946-1964)

Generasi berikutnya yakni generasi Baby Boomers merupakan generasi bagi sebagian besar orang-orang yang telah mengalami pertumbuhan kelahiran secara pesat. Ditambah generasi ini secara bertahap pulih dari kesulitan setelah masa perang.

Kebanyakan generasi Baby Boomers ini memiliki pemikiran pada pencapaian karir secara konsisten. Mereka berpikir bahwa semua itu demi kesejahteraan anak cucu di masa depan.

Bahkan generasi ini dianggap terlalu idealis dalam membuat perubahan ke arah positif. Selain itu generasi ini lebih mengandalkan hal-hal berbau konvensional dibandingkan dengan digital atau hal-hal yang terkesan praktis.

Meskipun begitu tidak sedikit pula di antara Baby Boomers yang mencoba untuk mengenal lebih jauh mengenai teknologi yang sedang berkembang saat ini.

3. Generasi X (1965-1980)

Istilah X ini populer yang berawal dari sebuah novel yang berjudul Generation X: Tales for an Accelerated Culture karya Douglas Coupland. Dia membuat novel tersebut berdasarkan pada pola asuh orang tuanya yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, hal inilah yang menjadi contoh bagi generasi X.

Meskipun begitu, kehidupan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan keluarga pada generasi X lebih seimbang. Para generasi X juga sudah mengikuti perkembangan teknologi seperti komputer dan video game yang tentunya dengan versi sederhana.

Di belahan bumi lain, generasi X mengalami berbagai macam politik dan konflik seperti runtuhnya Tembok Berlin, berakhirnya Perang Dingin, dan Perang Vietnam. Di Indonesia para generasi X merasakan kehidupan politik yang cukup panas pada masa pemerintahan Orde Baru.

4. Generasi Y (1981-1994)

Para generasi Y atau dikenal juga sebagai kaum Milenial memiliki prinsip “Work Life Balance”. Bukanlah harta yang terus dikejar, namun kebahagiaan bersama, solidaritas, dan keeksistensian diri untuk mendapat penghargaan dari lingkungan sosial.

Generasi ini mengalami fase transisi dari analog ke era digital dan tentunya dalam berbagai aspek. Mereka juga berkembang bersamaan dengan semakin dihargainya nilai-nilai persamaan dan juga hak asasi manusia yang membuat generasi ini semakin demokratis.

Banyak yang melihat generasi ini lebih mengutamakan kegiatan bersenang-senang, justru generasi inilah yang dianggap dapat memberikan banyak pengaruh baik bagi masa depan.

Para kaum milenial ini lebih pintar dalam melihat peluang terutama di bidang bisnis dengan konsep yang inovatif dan menarik. Di Indonesia ada banyak generasi Y yang mencoba membuka perusahaan baru baru atau lebih dikenal sebagai startup dan beberapa diantaranya masuk sebagai unicorn.

5. Generasi Z (1995-2010)

Seiring dengan terus berkembangnya teknologi membuat para generasi Z tidak dapat lepas dari gadget dan segala bentuk aktivitas sosial media. Menurut survei sekitar 44 persen generasi Z membuka sosial media setiap jamnya.

Tidak heran jika Gen Z lebih cepat memperoleh informasi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Sebagian besar generasi ini lebih menyukai hal-hal instan, praktis, dan cepat, akan tetapi tidak sedikit pula ada yang masih memilih cara konvensional.

Generasi ini juga pintar dalam memanfaatkan teknologi yang terus berkembang, bukan dalam hal negatif tetapi justru dalam hal positif seperti pekerjaan dan belajar. Tidak heran jika saat ini banyak generasi Z memanfaatkan media sosial sebagai sumber penghasilan salah satunya online shop dan youtuber.

6. Alpha (>2010)

Survei membuktikan bahwa setidaknya ada sekitar 2,5 juta generasi Alpha yang lahir setiap minggunya. Dan diprediksi bahwa angka tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tidak berbeda jauh dari generasi Y dan generasi Z, para Alpha sudah tidak asing dengan teknologi meskipun usia mereka masih sangat muda dan hal tersebut dianggap lumrah. Sebagian besar generasi Alpha cendrung menyukai permainan yang berasal dari gadget daripada permainan tradisional.

Jangan kaget jika mereka kurang bersosialisasi terhadap lingkungan disekitar, kecuali dalam keluarga. Pola pikir dan cara bekerja mereka masih belum dapat diprediksi, mengingat usia tertua dari generasi ini adalah 10 tahun.

Dapat dipastikan jika generasi ini akan hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi bahkan kedepannya generasi Alpha dapat menjadi generasi lebih maju dibandingkan generasi sebelumnya.