Daftar isi
Dalam suatu organisasi pasti setiap kegiatannya berhubungan erat dengan pengambilan keputusan. Banyak sekali metode yang dapat dilakukan untuk menentukan keputusan yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Tahap pertama yang seringkali dilakukan oleh sebagian orang adalah tahap musyawarah.
Pada tahap ini, setiap anggota berhak untuk mengeluarkan pendapat dan usulannya. Semua pendapat dan usulan tersebut akan ditampung untuk mempertimbangkan keputusan yang tepat untuk diambil. Namun, apabila dalam musyawarah ini tidak ditemukan juga titik tengah atau keputusan yang tepat.
Maka tahap tersebut akan dilanjutkan pada tahap perhitungan suara atau voting. Tentunya, kalian tidak asing lagi dengan istilah voting ini bukan? Lalu, apa saja sih syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan voting? Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai voting.
Secara umum, voting merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang dilakukan ketika dalam musyawarah belum menemui penyelesaian ataupun titik temu. Voting merupakan metode pengambilan keputusan yang mekanismenya menggunakan sistem perhitungan suara. Yang mana perhitungan suara ini sangat formal untuk dilakukan dalam sebuah organisasi.
Seringkali pengambilan keputusan dengan cara voting ini diperuntukkan untuk memilih calon pemimpin yang jumlahnya lebih dari satu. Dan juga, dalam sistem pemilihannya tidak lagi dapat dilakukan dengan proses musyawarah atau diskusi saja.
Pengambilan keputusan dengan metode voting ini akan didapatkan ketika ada satu calon yang memiliki perolehan suara yang lebih dari calon pemimpin lainya.
Adapun beberapa syarat dari voting yang harus dipenuhi sebelum memilih voting sebagai metode yang tepat dalam pengambilan keputusannya. Berikut merupakan syarat syarat dari voting.
Adapun beberapa jenis voting yang telah diklasifikasikan berdasarkan sistem pelaksanaannya. Berikut merupakan dua jenis dari voting.
Voting terbuka merupakan proses pengambilan keputusan yang mana setiap pemilh dapat melihat perolehan suara yang ada. Semua perolehan suara beserta dengan jumlahnya bersifat transparan bagi semua pemilihnya. Dalam pengambilan keputusan ini, biasanya para peserta yang memiliki hak untuk memilih tinggal mengacungkan jarinya ataupun tinggal berdiri.
Hal itu dilakukan sebagai wujud ketersediaan untuk memilih salah satu kandidat dari calon yang diajukan. Pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ini disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi. Seringkali hanya digunakan untuk pengambilan keputusan yang sifatnya tidak terlalu vital.
Voting tertutup ini tentunya memiliki mekanisme pelaksanaan yang sangat bertentangan dengan voting tertutup. Yang mana dalam proses pengambilan keputusannya, setiap orang yang berperan sebagai pemilih akan dilindungi privasinya. Jadi tidak ada lagi transparansi yang berkaitan dengan pilihan para pemilih.
Pengambilan keputusan dengan menggunakan metode voting tertutup ini hasilnya sudah dapat dipastikan kemurnianya. Sehingga, pilihan dari calon pemilih tidak dapat terprovokasi dengan pilihan pemilih lainnya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada, cara pengambilan keputusan juga turut semakin berkembang. Hal itu dapat terlihat dari diciptakannya suatu elektronik atau web yang khusus dipergunakan untuk melakukan pemilihan atau pengambilan keputusan. Pengadaan E- voting ini dirasa lebih efisien dan efektif untuk digunakan di masyarakat.
Metode pengambilan keputusan ini akan menghasilkan hasil yang optimal apabila masyarakat jujur dalam memilih dan mengutarakan pendapatnya.
Adapun beberapa contoh pengambilan keputusan dengan menggunakan metode voting.