Sejarah

Zaman Interglasial: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampaknya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Zaman glasial terakhir kali terjadi sekitar 11.500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, bumi berada dalam zaman interglasial yang disebut sebagai Holosen dan masih terjadi sampai sekarang. Namun, tidak ada yang tahu pasti sampai berapa lama periode interglasial saat ini akan berlangsung.

Zaman interglasial ini terjadi ketika suhu bumi lebih tinggi dibanding zaman glasial. Berdasarkan tingkat permukaan air laut, zaman interglasial sudah terjadi selama 11 kali sejak 800.000 tahun lalu (Past Interglacials Working Group of PAGES, 2016).

Pengertian Zaman Interglasial

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, interglasial didefinisikan sebagai fenomena geografi yang terjadi atau terbentuk di antara dua waktu glasial, yaitu ketika lapisan es hanyut dari kedua daerah kutub yang tertutup es dan terjadi perubahan iklim dengan meningginya permukaan air laut.

Dilansir dari situs Eos.org, terdapat masa di antara zaman es (periode glasial) ketika terjadi pemanasan sehingga permukaan laut meningkat dan es menjadi lebih mundur, masa itulah yang disebut dengan zaman interglasial. 

Kondisi tersebut terjadi saat jumlah radiasi matahari musim panas yang diterima oleh permukaan bumi di belahan bumi utara meningkat dan mengakibatkan peningkatan suhu serta karbon dioksida (CO2) bersamaan dengan menurunnya volume es.

Serupa dengan pengertian tersebut, situs Energy Education juga mengungkapkan bahwa zaman interglasial merupakan periode yang lebih hangat dalam zaman es (ice age) di mana bagian es mengecil dan tingkat air laut semakin tinggi.

Sementara itu, dari sudut pandang yang berbeda, menurut American Commission on Stratigraphic Nomenclature (1961), zaman interglasial diartikan sebagai episode di mana iklim global tidak sesuai dengan kondisi gletser yang sangat besar.

Ciri-Ciri Zaman Interglasial 

Berdasarkan buku ajar Sejarah 1 untuk Kelas X SMA oleh M. Habib Mustopo, berikut adalah beberapa ciri-ciri zaman interglasial, diantaranya, yaitu:

  • Terjadi peningkatan suhu bumi dari suhu yang ada pada zaman glasial.
  • Mencairnya lapisan es pada gletser di gunung serta kutub-kutub bumi.
  • Pulau-pulau yang awalnya merupakan daratan luas menjadi tenggelam.
  • Terpisahnya daratan oleh laut dan dan muncul pulau-pulau yang lebih kecil.
  • Adanya banjir besar karena volume air yang terus meningkat.
  • Manusia purba menjadi lenyap, tetapi muncul Homo Sapiens atau manusia cerdas.
  • Lempeng bumi tidak lagi bergeser.
  • Sebagai tambahan, terdapat pendapat ahli bahwa zaman interglasial bercirikan tidak adanya atau hanya sedikit sekali es di daerah bagian bumi utara di luar Greenland.

Perbedaan Zaman Interglasial dan Zaman Glasial

Perbedaan utama antara zaman interglasial dengan zaman glasial adalah perubahan tingkat permukaan air laut. Selama zaman glasial, tingkat air laut menjadi surut sekitar 100 meter karena air berevaporasi dan kemudian tersimpan di gletser serta menjadi lapisan es yang terus bertumbuh.

Akan tetapi, pada aman interglasial, tingkat permukaan air laut meningkat karena gletser dan lapisan es yang meleleh akibat peningkatan temperatur bumi. Akibatnya, volume samudra juga semakin bertambah sebab jumlah air laut bertambah.

Dampak Zaman Interglasial

Zaman glasial menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang paling umum diketahui adalah terpisahnya daratan karena beberapa wilayahnya tertutup air dari es atau gletser yang mencair. Salah satu bukti nyatanya, yaitu terpisahnya daratan Indonesia dengan benua Asia dan Australia.

Dampak lainnya dari kondisi pada zaman interglasial adalah binatang-binatang yang sudah bermigrasi ke wilayah lain, tidak dapat kembali ke daerah asalnya dan harus menetap di daerah baru tersebut. Terlebih pada hewan yang hidupnya di darat karena tidak bisa menyebrang laut.

Selanjutnya, yaitu dampak pada manusia yang tinggal di bumi di masa-masa awal pergantian zaman glasial dan interglasial. Pada zaman glasial, terdapat manusia golongan Homo Erectus.

Manusia homo erectus dapat bertahan hidup pada masa glasial pertama dan kedua dengan berpindah-pindah tempat tinggal ke daerah yang lebih hangat atau memiliki sumber makanan.

Namun, keadaan mulai berubah ketika masa pergantian zaman glasial kedua ke zaman interglasial kedua. Suhu bumi yang terlalu hangat untuk Homo Erectus membuat mereka tidak mampu beradaptasi dengan baik. Meskipun demikian, muncullah golongan manusia yang lain, yakni Homo Neandhertalensis.

Kesimpulan Pembahasan

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dampak, serta perbedaan zaman interglasial dengan zaman glasial.

Kesimpulannya, zaman interglasial merupakan interval geologis dari suhu rata-rata global yang lebih hangat sehingga memisahkan periode glasial dalam zaman es secara berturut-turut dan berlangsung selama ribuan tahun.

Beberapa ciri dari zaman interglasial, di antaranya yaitu meningkatnya suhu bumi, mencairnya lapisan es di gunung dan kutub, tenggelamnya beberapa pulau, terpisahnya daratan, dan lain-lain.

Perbedaan utama dari zaman interglasial dan zaman glasial adalah tingkat permukaan air laut, di mana pada zaman interglasial volume air laut akan meningkat sehingga permukaannya juga naik.

Terdapat dampak yang diakibatkan kondisi pada zaman interglasial. Pertama, tertutupnya beberapa daratan oleh air menyebabkan binatang-binatang yang sedang bermigrasi tidak dapat kembali ke daerah asal sehingga harus menetap di daerah yang didatanginya tadi.

Selain itu, perubahan zaman dari glasial ke interglasial juga menyebabkan punahnya golongan manusia Homo Erectus akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan suhu pada zaman interglasial kedua yang berbeda dengan zaman glasial, tetapi muncul golongan manusia baru yakni Homo Neandhertalensis.