Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah abreviasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, abreviasi berarti (1) pemendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap (2) bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frasa. Dengan demikian, abreviasi dapat dipahami sebagai pemendekan suatu bentuk bahasa seperti pemendekan kata atau frasa. Pemendekatan kata dan frasa dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi beberapa bentuk.
Kridalaksana (2007: 162) membedakan abreviasi atau pemendekan menjadi lima jenis atau lima bentuk, yaitu singkatan, akronim, penggalan, kontraksi, dan lambang huruf. Berikut penjelasan dari masing-masing bentuk pemendekan tersebut.
Secara sederhana, singkatan dapat dipahami sebagai hasil dari proses menyingkat sebuah kata atau frasa menjadi huruf atau gabungan huruf yang kemudian dibaca dengan mengeja kata demi katanya dan juga sesuai bentuk aslinya.
Akan tetapi, bentuk-bentuk seperti hlm. akan dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya yaitu halaman. Misalnya a.n. akan dibaca atas nama, dll. akan dibaca dan lain-lain.
Singkatan dapat berupa huruf, atau huruf dan huruf (gabungan huruf). Untuk penulisan singkatan yang perlu diperhatikan yaitu bila singkatan terbentuk dari huruf awal tiap-tiap kata maka ditulis menggunakan huruf kapital, misalnya: MPR, DPR, dan KKN.
Apabila singkatan terbentuk dari tiga atau lebih huruf maka penulisannya disertai tanda titik (.), misalnya hlm., dll., dan yth. Selain itu, apabila singkatan adalah istilah dan penulisan surat yang terdiri dari dua huruf, maka penulisannya tiap huruf diikuti dengan tanda titik (.).
Untuk mempermudah pemahaman mengenai singkatan, berikut ini beberapa contoh singkatan dalam bahasa Indonesia:
Seperti halnya singkatan yang lazim ditemui dalam setiap bahasa, begitu pula dengan akronim. Akronim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (misalnya ponsel telepon seluler, sembako sembilan bahan pokok, dan Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Secara sederhana, akronim dapat dipahami sebagai hasil dari pemendekan kata atau frasa yang berupa gabungan huruf, atau suku kata yang dipergunakan dan diperlakukan seperti kata yang wajar.
Akronim berbeda dengan singkatan. Jika singkatan wajarnya dilafalkan huruf demi huruf atau sesuai bentuk lengkapnya, maka akronim dilafalkan dan diperlakukan sebagai kata yang wajar digunakan. Bentuk akronim dapat berupa huruf dengan huruf, huruf dengan suku kata, atau suka kata dengan suku kata.
Berikut ini beberapa contoh akronim dalam bahasa Indonesia:
Kontraksi dalam bidang linguistik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah proses atau hasil pemendekan suatu bentuk kebahasaan. Kontraksi merupakan salah satu bentuk dari pemendekan suatu bentuk bahasa yang ditemukan dalam bahasa Indonesia. Kontraksi dapat dipahami sebagai hasil pemendekan kata atau beberapa kata atau bentuk bahasa lain tanpa mengubah maknanya. Contoh kontraksi dalam bahasa Indonesia:
Bentuk pemendekan kata selanjutnya adalah penggalan. Penggalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti (1) potongan; keratan (2) bagian (cerita dan sebagainya (3) galah dari bambu. Penggalan yang dimaksud dalam pemendekan bentuk bahasa adalah penggalan yang merupakan hasil pemendekan kata menjadi suku kata. Contoh penggalan antara lain:
Lambang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring berarti (1) Sesuatu seperti tanda (lukisan, lencana, dan sebagainya) yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol, (2) tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan, dan sebagainya) (3) huruf atau tanda yang digunakan untuk menyatakan unsur, senyawa, sifat, atau satuan matematika, (4) gambar atau nama surat kabar atau penerbit yang dicetak di bagian bawah nama surat kabar atau pada halaman judul utama.
Dalam pemendekan kata lambang huruf merupakan hasil pemendekan kata menjadi satu atau lebih huruf yang melambangkan konsep dasar ilmiah kuantitas serta nama unsur. Berbeda dengan singkatan yang disertai tanda titik, penulisan lambang huruf tidak disertai dengan tanda titik. Contoh lambang huruf antara lain: