Akronim: Pengertian, Jenis dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam sebuah bacaan atau tulisan terkadang kita menemukan sebuah kata yang merupakan gabungan dari beberapa huruf ataupun suku kata tertentu.

Meskipun kata tersebut berasal dari gabungan beberapa huruf, kita masih dapat membacanya secara wajar, hal ini dikenal sebagai akronim. Dan untuk memahaminya lebih lanjut berikut penjelasan mengenai akronim.

Pengertian Akronim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akronim adalah kependekan yang berupa gabungan dari huruf dan suku kata ataupun bagian lain yang ditulis serta dilafalkan sebagai kata yang wajar.

Akronim juga dapat diartikan sebagai gabungan huruf awal atau suku kata awal dari beberapa kata yang nantinya dianggap sebagai kata atau dapat dibaca secara langsung.

Akronim yang dibuat terlalu pendek kurang disukai sebab dapat beresiko ditemui oleh akronim yang sama namun memiliki perbedaan makna.

Akan tetapi akronim yang terlalu panjang juga tidak disarankan. Untuk itu perlu adanya penyesuaian pada kata atau makna yang diwakili selain perlu adanya akronim untuk diucapkan secara mudah.

Kegunaan Akronim

Pada awalnya kegunaan dari akronim hanya sekedar sebuah singkatan saja, seiring berjalannya waktu akronim mengalami perluasan makna. Bahkan saat ini akronim dapat digunakan sebagai penyingkat frase atau nama, semboyan hingga media humor.

Dan inilah penjelasan lebih lanjut kegunaan dari akronim:

  • Penyingkat Nama atau Frase

Tidak semua manusia memiliki kemampuan mengingat dengan baik. Oleh karena itu, manusia mencoba mencari cara dalam mengingat hal tertentu yang panjang menjadi bentuk pendek, seperti singkatan, kontraksi, lambang huruf dan akronim.

  • Semboyan dan Media Humor

Akronim banyak juga digunakan untuk beberapa semboyan tertentu, seperti yang terdapat di Kota Jombang dikenal sebagai kota “beriman” (bersih, indah, dan aman). Semboyan tersebut dibuat agar menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membangung daerah tempat tinggalnya.

Tidak hanya sebagai semboyan, akronim juga dapat digunakan sebagai media humor seperti, Himapala (Himpunan mahasiswa paling lama), APEC (Asosiasi pedagang eceran). Akronim humor tersebut banyak digunakan dalam suasana santai dan tidak sengaja dalam konteks bercanda dengan teman sebaya.

Perbedaan Akronim dengan Singkatan

Mungkin bagi sebagian besar dari kita menganggap jika antara akronim dan singkatan tidak ada perbedaan atau dengan kata lain sama. Padahal pada kenyataannya terdapat perbedaan antara keduanya dan dapat dilihat dari beberapa hal, yakni:

Dilihat dari penggunaan tanda baca titik

  • Pada akronim penulisan tanpa disertai tanda titik sama sekali. Contohnya: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), SIM (Surat Izin Mengemudi), humas (hubungan masyarakat).
  • Sedangkan untuk singkatan penulisan harus disertai dengan tanda titik di antara huruf atau di akhir huruf sesuai dengan aturan, kecuali penulisan pada nama lembaga atau organisasi dan surat resmi. Contohnya: S.E. (Sarjana Ekonomi), a.n (atas nama), dll. (dan lain-lain).

Dilihat dari pengerjaan hasil penyingkatan

  • Untuk akronim kita dapat membaca penyingkatan kata secara langsung, layaknya membaca sebuah kata yang baru terbentuk. Contohnya: Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), rudal (peluru kendali), Posyandu (Pos Layanan Terpadu).
  • Pada singkatan, pembacaannya dapat dilakukan dengan membacanya ataupun mengeja huruf secara satu per satu berdasarkan bunyi asli dari huruf tersebut. Contohnya: SD (Sekolah Dasar), KTP (Kartu Tanda Penduduk), DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).

Dilihat dari penggunaan huruf kapital

Akronim:

  • Penulisan nama organisasi atau lembaga yang terdiri dari beberapa huruf ditulis dalam bentuk kapital. Contoh: MA (Mahkamah Agung), LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Nasional Indonesia), PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).
  • Dan apabila nama organisasi atau lembaga tersebut adalah campuran dari suku kata dan huruf, maka ditulis menggunakan huruf kapital di bagian huruf awalnya saja. Contoh: Harkitnas (Hari Kebangkitan Nasional), Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Bulog (Badan Urusan Logistik).
  • Jika bukan nama badan ataupun organisasi, cara penulisannya cukup dengan menggunakan huruf kecil semua. Contohnya: jurdil (jujur dan adil), raker (rapat kerja), pemilu (pemilihan umum).

Singkatan:

  • Untuk hal-hal yang berhubungan dengan lembaga atau organisasi Pemerintahan/Negara hingga dokumen resmi negara, maka bentuk penulisan semua huruf harus menggunakan huruf kapital. Contohnya: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), TVRI (Televisi Republik Indonesia).
  • Bagi semua yang berkaitan dengan nama orang, apakah itu jabatan, pangkat, gelar, hingga sapaan harus ditulis menggunakan huruf kapital di huruf pertamanya. Contohnya: Prof. Bambang, Agus Ibrahim, S.Kom., Ny. (Nyonya) Indah Anggraeni.
  • Sedangkan untuk hal yang bersifat umum ditulis menggunakan huruf kecil. Contohnya: s.d (sampai dengan), dst. (dan seterusnya), kg (kilogram), hlm. (halaman).

Jenis-Jenis Akronim

Akronim sendiri mempunyai beragam jenis, berikut beberapa diantaranya:

  • Akronim yang merupakan gabungan dari huruf awal unsur nama itu sendiri. Penulisan akronim ini ditulis menggunakan huruf kapital dan tanpa tanda titik. Contohnya: PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)
  • Akronim untuk nama diri yang merupakan singkatan dari beberapa unsur dengan ditulis menggunakan huruf kapital di awal. Contohnya: Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia).
  • Akronim bukan merupakan nama diri yang berupa gabungan dari huruf, suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, secara keseluruhan ditulis menggunakan huruf kecil. Contohnya: rapim (rapat pimpinan), cekal (cegah dan tangkal).

Aturan Membuat Akronim

Dalam membuat akronim tidak bisa sembarangan, sebab terdapat beberapa aturan yang tidak dapat diabaikan. Berikut aturan yang harus dipatuhi untuk membuat akronim:

  • Jumlah suku kata di dalam sebuah akronim tidak bisa lebih dari kata yang sudah banyak digunakan pada bahasa Indonesia. Dengan kata lain, tidak boleh lebih dari tiga suku kata.
  • Akronim dibuat dengan melihat adanya keserasihan antara huruf vokal dan konsonan yang sesuai berdasarkan pada pola kata bahasa Indonesia. Dibuat sedemikian rupa agar lebih mudah untuk diingat.

Contoh Akronim

  • Sinetron (sinema elektronik)
  • STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
  • Markus (makalar kasus)
  • Kades (Kepala Desa)
  • PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
  • Pemkot (Pemerintah Kota)
  • SIM (Surat Izin Mengemudi)
  • PAM (Perusahaan Air Minum)
  • PMI (Palang Merah Indonesia)
  • Pelita (Pembangunan Lima Tahun)
  • OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
  • Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia)
  • LAN (Lembaga Administrasi Negara)
  • BIN (Badan Intelejen Negara)
  • SulSel (Sulawesi Selatan)
  • Suramadu (Surabaya Madura)
  • Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
  • Tilang (bukti tilang)
  • Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)
fbWhatsappTwitterLinkedIn