Daftar isi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), revolusi adalah peredaran bumi dan planet-planet lain dalam mengelilingi matahari. Oleh sebab itu, belahan bumi mengalami perbedaan waktu dan juga posisi. Perbedaan inilah yang melatarbelakangi adanya perubahan pada alam di bumi.
Revolusi bumi disebut juga dengan peredaran bumi mengelilingi matahari sesuai garis orbit. Sedangkan, peredaran bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, 6 jam, 9 menit dengan mengacu pada bintang-bintang serta memiliki kecepatan mulai dari 29,29 – 30,29 km/s.
Revolusi Bumi merupakan peristiwa di tata surya yang berpengaruh bagi kehidupan mahluk-mahluk yang ada di bumi. Ada banyak akibat-akibat yang ditimbulkan dari peristiwa revolusi bumi dan berdampak bagi kehidupan manusia di bumi. Akibat-akibat revolusi bumi adalah sebagai berikut:
Revolusi bumi merupakan peredaran bumi mengelilingi matahari, yang menyebabkan timbulnya gerak semu matahari. Gerak semu matahari adalah posisi dari matahari yang berubah-berubah karena posisi matahari yang berganti. Gerak semu matahari juga disebut sebagai gerak semu tahunan matahari
Sebenarnya, gerak semu tahunan matahari merupakan kondisi dimana matahari bergeser posisi ke arah belahan bumi utara yang biasanya terjadi pada tanggal 22 Desember sampai 21 Juni. Serta matahari yang bergeser dari belahan bumi utara menuju ke belahan bumi selatan, yang terjadi pada tanggal 21 Juni hingga 21 Desember.
Keadaan ini biasanya disebut dengan gerak semu matahari, kenapa disebut begitu karena sebenarnya yang bergerak bukanlah matahari, melainkan bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu rotasi yang miring.
Akibat dari revolusi bumi adalah terjadinya perbedaan waktu antara siang dan malam. Sebenarnya terjadinya siang dan malam ini adalah akibat perputaran Bumi pada porosnya atau biasanya disebut rotasi Bumi, namun revolusi bumi juga mengakibatkan terjadinya perbedaan lama waktu siang dan malam.
Perbedaan waktu siang dengan malam terjadi dikarenakan adanya kombinasi revolusi bumi serta adanya kemiringan pada sumbu bumi dengan bidang ekliptika. Keadaan yang seperti ini tampak terlihat jelas ketika kita berada di sekitar kutub utara maupun kutub selatan.
Perbedaan lama waktu siang dan malam ini dibagi menjadi tiga periode, yakni 21 Maret – 23 Desember, 23 September – 21 Maret, dan 21 Maret – 23 September.
1. Periode 21 Maret – 23 Desember
2. Periode 23 September – 21 Maret
3. Periode 21 Maret – 23 September
Revolusi bumi memberikan dampak bagi bumi yaitu adanya pergantian musim dan perbedaan musim pada masing-masing belahan dunia. Pada belahan bumi bagian utara dan selatan memiliki empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.
Namun berbeda pada bagian bumi yang dilewati garis khatulistiwa, pada bagian ini hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pergantian musim ini berdasarkan tanggal-tanggal tertentu. Pergantian musim pada bumi bagian utara dan selatan berbeda karena tentunya matahari tidak dapat menyinari seluruh bagian bumi .
Pada tanggal 21 Maret – 21 Juni, matahari mulai terlihat pada bumi bagian utara. Bumi bagian utara mendapatkan sinar matahari lebih banyak. Pada saat itu bumi bagian utara mengalami musim semi.
Sedangkan pada saat itu bumi bagian selatan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Pada saat itu daerah tersebut mengalami musim gugur. Keduanya terjadi pada waktu yang sama, namun musimnya berbeda.
Lalu pada saat masuk tanggal 21 Juni – 23 September, matahari mulai berada di bagian bumi paling utara. Sinar matahari di bumi bagian utara ini mulai bertambah daripada sebelumnya. Pada waktu itu bumi bagian utara sedang memasuki musim panas.
Sebaliknya, matahari yang mulai bergerak ke bumi paling utara ini membuat bumi bagian selatan mendapatkan lebih sedikit sinar matahari. Pada waktu itu bumi bagian selatan mengalami musim dingin.
Kemudian pada tanggal 23 September – 22 Desember, matahari kembali bergerak ke arah bagian khatulistiwa menuju bumi bagian selatan. Pada waktu itu sinar matahari pada bumi bagian utara mulai berkurang.
Lalu terjadilah musim gugur pada bumi bagian utara. Sedangkan bumi bagian selatan mendapat sinar matahari lebih banyak. Pada waktu bumi bagian selatan mengalami musim semi.
Terakhir pada 22 Desember – 21 Maret, matahari berada di atas bagian bumi paling selatan dan mulai bergerak ke arah bumi bagian utara. Hal tersebut menyebabkan bumi bagian utara mendapatkan penyinaran yang lebih sedikit. Pada waktu itu bumi bagian utara memasuki musim dingin.
Sedangkan bumi bagian selatan mendapatkan cahaya matahari yang lebih banyak dari bumi bagian utara, maka saat itu bumi bagian selatan memasuki musim panas. Musim tersebut terus berputar hingga tahun-tahun berikutnya.
Berikut adalah penjelasan mengenai perubahan musim saat revolusi bumi.
Bumi bagian utara:
Bumi bagian selatan:
Akibat dari revolusi bumi adalah penetapan kalender masehi. Revolusi bumi akan berdampak pada penetapan kalender masehi. Penetapan kalender masehi berdasarkan pada pembagian bujur, yakni bujur barat dan bujur timur.
Maka ditetapkan bahwa batas penanggalan kalender masehi internasional adalah bujur 180 derajat. Hal ini mengakibatkan bahwa apabila bujur 180 derajat di belahan timur pada tanggal 10, maka bujur 180 derajat di belahan barat tanggal 9, seperti meloncat satu hari.
Perhitungan kalender masehi berpatok pada periode revolusi bumi dimana satu tahun sama dengan 362, 25 hari. Kalender masehi ini pada awalnya digunakan oleh Julius Caesar, yang dikenal sebagai kalender Julian.
Kalender Julian tersebut dihitung dengan cara yaitu selang waktu antara musim semi dengan musim semi berikutnya di bagian bumi utara. Selang waktu ini tepatnya 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik.
Dalam hitungannya berikutnya Julius Caesar menetapkan perhitungan kalender masehi seperti berikut:
Akibat adanya revolusi bumi adalah rasi bintang terlihat berbeda – beda setiap bulannya. Rasi bintang ini biasanya disebut dengan kata zodiak. Ilmu yang mempelajari tentang rasi bintang disebut astrologi. Perbedaan bentuk dari rasi bintang ini disebabkan karena kita bisa mengamati rasi bintang dari Bumi.
Sehingga ketika bumi mengalami pergeseran posisi, maka rasi bintang pun juga akan nampak berbeda. Seperti halnya ketika kita mengamati benda yang sama, namun dari posisi yang berbeda, maka benda itu akan tampak berbeda.
Bumi akan melakukan revolusi tanpa henti dan tidak akan berhenti. Proses revolusi bumi terjadi dalam waktu panjang yang biasanya kita kenal sebagai tahun. Bumi setidaknya membutuhkan waktu sekitar 365 hari untuk satu kali melakukan revolusi bumi.
Dalam proses revolusi bumi tersebut kedudukan bumi tidak tetap. Jika kita cermat melihat datangnya sinar matahari pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Maka kita dapat mellihat bahwa arah sinar matahari datangnya tidak tetap. Ketika pada tanggal 21 Maret, matahari berada di garis lintang 0 derajat. Khatulistiwa, pada tanggal 21 Juni, matahari berada di garis balik utara.
Tanggal 23 September matahari kembali lagi ke khatulistiwa dan pada tanggal 22 Desember matahari berada di garis balik selatan. Pergeseran-pergeseran yang dialami matahari merupakan pergeseran yang tidak nyata atau biasanya dinamakan pergeseran semu. Pergeseran semu matahari tersebut merupakan peristiwa tahunan.
Pergeseran matahari yang dijelaskan diatas merupakan pergeseran semu tahunan matahari karena poros bumi selalu mengarah ke satu arah dan arah itu membentuk sudut 66 derajat dengan bidang tempuhan atau peredaran bumi.
Serta dapat juga dikatakan bahwa bidang khatulistiwa bumi membentuk sudut 23 derajat dengan bidang tempuhan atau peredaran bumi. Karena kedudukan bumi yang demikian maka sinar matahari tidak selalu menyinari permukaan bumi yang sama, namun selalu berubah-ubah sesuai dengan kedudukan bumi pada saat itu. Dan ini merupakan bukti bahwa bumi melakukan revolusi atau mengorbit bulan.