5 Alasan Indonesia Keluar dari PBB pada 1965

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

PBB adalah salah satu organisasi internasional yang diikuti oleh Indonesia sejak 28 September 1950. Dengan begitu Indonesia secara resmi menjadi negara ke-60 sekaligus mendapat pengakuan kemerdekaan dari 59 negara.

Organisasi ini adalah organisasi internasional terbesar yang bermarkas di New York, Amerika Serikat dan sudah berdiri sejak 24 Oktober 1945. Tujuan dari berdirinya PBB adalah untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan tidak adanya lagi peperangan serta membantu negara-negara anggotanya untuk berkembang. 

Namun pada tanggal 20 Januari 1965, Indonesia secara resmi mengeluarkan diri dari PBB. Apa yang melatarbelakangi Keluarnya Indonesia dari Perserikatan Bangsa-bangsa? Simak ulasan di bawah ini. 

1. Rencana Pembentukan Negara Federasi Malaysia

Alasan pertama yang menguatkan Indonesia untuk keluar dari PBB adalah Malaysia. Kala itu terdapat rencana untuk mendirikan negara federasi Malaysia yakni gabungan antara Tanah Melayu, Sarawak, Sabah, Singapura dan Brunei Darussalam. 

Negara yang rencananya dibentuk pada tahun 1961 ini tidak disetujui oleh presiden pertama kita yakni Ir. Soekarno. Ir. Soekarno berpendapat pembentukan negara tersebut merupakan upaya neo-kolonialisme dari Inggris. Pertentangan ini mendapat dukungan Dari Filipina dan juga China

2. Bergabungnya Malaysia sebagai Anggota PBB

Setelah adanya rencana pembentukan negara federasi Malaysia Ir. Soekarno dengan tegas mengatakan ketidaksetujuannya. Pernyataan tersebut disampaikan pada tanggal 1 Desember 1964 melalui perwakilan Indonesia di PBB untuk Sekretaris Jenderal PBB yakni U Thant. 

Namun ternyata pernyataan yang berisikan ancaman tersebut tidak ditanggapi oleh PBB. Sebaliknya, pada tanggal 7 Januari 1965 Malaysia resmi bergabung dengan PBB. Meski status Malaysia di PBB adalah sebagai anggota tidak tetap namun tidak dapat dibenarkan karena Malaysia merupakan negara boneka Inggris.

Hal itu berbahaya bagi revolusi Indonesia dan bukan hal yang tidak mungkin Malaysia suatu saat mengambil suara yang sama dengan Inggris. 

3. Citra Buruk AS di Indonesia

Amerika Serikat memiliki jejak yang kurang baik di Indonesia. Hal itu dikarenakan negara adidaya ini pernah membenci Islam yang mana adalah agama mayoritas rakyat Indonesia.

Sementara itu markas besar PBB berada di New York, Amerika Serikat. Dengan kekuatan militer nya yang paling kuat itu, Ir. soekarno khawatir akan terjadi hal-hal yang merugikan negara kita. 

Hal buruk yang dikhawatirkan seperti AS akan mempengaruhi negara-negara lain untuk satu suara demi kepentingannya sendiri. Kekhawatiran Ir. Soekarno berdasarkan pada jejak pengaruh di negara konflik seperti penyebab perang Suriah dan Amerika Serikat serta Afganistan yang diinvasi oleh Amerika Serikat. Tindakan-tindakan tersebut tentu mengundang amarah seluruh muslim dunia termasuk Indonesia. 

4. Hubungan Amerika Serikat dengan Israel

Amerika Serikat menjalin hubungan baik dan persahabatan dengan negara-negara lainnya di dunia. Salah satu negara sahabat Amerika Serikat adalah Israel yang merupakan negara gabungan liberal dan Yahudi. Negara ini kerap melakukan penindasan utamanya untuk Palestina. 

Di sisi lain, posisi kesekretariatan PBB selalu dipegang oleh Amerika Serikat. Hal ini memberikan efek buruk yakni dukungan untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan misi PBB. Dukungan tersebut dapat terlihat salah satunya adalah pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibukota Israel. 

5. Sikap PBB yang Tidak Adil 

Anggota PBB berasal dari seluruh penjuru dunia. Sudah sepatutnya apapun bentuk permasalahan negara anggotanya, PBB harus bersikap adil. Namun beberapa kali PBB justru bersikap tidak adil. Setelah pernyataan dan ancaman dari Indonesia yang tidak ditanggapi, pendapat dari China dihiraukan PBB. 

Suara China justru kalah dengan suara Amerika Serikat. Hal tersebut diduga karena perbedaan ideologi yang dimiliki keduanya di mana China berpegan pada komunisme sedangkan Amerika Serikat berpegang pada liberalisme.

Sikap tersebut tentu membuat Indonesia merasa tidak nyaman karena menunjukan adanya kesenjangan terhadap mereka yang berbeda. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn