Daftar isi
Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia tentu berkaitan dengan masa lalu pahit di mana Indonesia dijajah oleh bangsa lain dalam kurun waktu yang lama baik pada masa perang dunia I maupun II.
Hampir seluruh negara di Asia Tenggara mengalami nasib serupa kecuali Thailand. Thailand yang dikenal sebagai Siam bebas dari penjajah manapun. Thailand menjadi satu-satunya negara yang netral. Lalu bagaiman Thailand bisa bebas dari penjajahan?
1. Mempunyai Suksesi yang baik Pada Abad 19
Thailand yang saat itu masih bernama Kerajaan Siam mempunyai daerah kekuasaan dari Laos hingga Kamboja. Kerajaan Siam berbatasan dengan Kerajaan Alaungpaya di bagian barat.
Kerajan Alaungpaya berhasil menguasai wilayah Myanmar dan sudah berperang dengan Inggris sejak tahun 1824. Akibat dari perang tersebut Alaungpaya kehilangan hampir seluruh wilayah kekuasaannya dan akhirnya jatuh ke tangan Britania Raya.
Alungpaya dan Siam pada saat itu merupakan musuh bebuyutan sehingga jatuhnya Alungpaya bukan merupakan hal besar bagi Siam. Kekalahan Alaungpaya justru membuat hubungan Siam dengan Britania menjadi baik.
Hal ini dapat dilihat dari Raja Mungkot yang merupakan ayah dari Raja Chulalangkorn yang bergelar sebagai Rama V menyewa guru dari Inggris yaitu Anna Leonowens. Ilmu yang didapat Rama V kemudian diterapkan di Siam dan membawanya pada kemajuan dan perubahan.
Ia dikenal mempunyai suksesi yang baik pada saat itu. Pada saat bangsa Eropa datang ke tanah Siam, Rama V melakukan modernisasi secara besar-besaran baik dari segi politik, ekonomi maupun sosial. Salah satu perubahanya adalah membuat perbatasan dengan cara modern dan juga mengganti sepatu tradisional Thailand dengan sepatu bergaya Eropa.
2. Mampu Mengatasi Ketegangan antara Perancis dan Britania Raya
Meski berdamai dengan Inggris namun masih ada negara penjajah lainnya yang juga dari bangsa Eropa yaitu Perancis. Di bagian barat Thailand yaitu di Vietnam tepatnya pada Dinasti Nguyen masih terjadi peperangan dengan Perancis.
Perang ini dilakukan untuk mempertahankan wilayah timur yaitu Kamboja, Laos, dan Vietnam atau dikenal dengan Indochina. Pada tahun 1883 Vietnam kalah atas perancis dan harus menyerahkan wilayahnya.
Tidak puas dengan tanah Vietnam, pada tahun 1884 Perancis berusaha merebut wilayah barat yaitu Kamboja. Kamboja yang pada saat itu berada di bawah kekuasaan Thailand harus menanda tangani kesepakatan bahwa Kamboja harus lepas dari Siam dan berada di bawah kekuasaan Perancis.
Pada tahun 1893 Perancis membawa kapal-kapalnya ke lepas pantai Bangkok dan memaksa Raja Siam untuk memberikan wilayahnya kepada Perancis. Terjadilah pertempuran antara pasukan Siam dengan pasukan Perancis. Mendengar hal ini tentu Raja Siam Rama V tidak hanya berdiam diri.
3. Peran Thailand pada Masa Perang Dunia Ke II
Pada perang dunia ke II Siam yang telah mengganti nama menjadi Thailand pernah membantu Jepang untuk mengalahkan sekutu Amerika Serikat. Pada saat Jepang melakukan invasi di Thailand, pemimpin militer yang pada saat itu dipegang oleh Field Marshal Plaek Phibunsongkhram berjanji kepada jepang untuk memberi akses untuk mereka. Dengan adanya perjanjian tersebut makan Jepang tidak menjajah Thailand.
Namun setelah Jepang kalah dan perang dunia II telah usai, Thailand justru bergabung menjadi sekutu Amerika. Thailand pada saat itu tidak dianggap sebagai musuh oleh Amerika Serikat karena tidak pernah menyatakan dirinya perang terhadap Thailand secara resmi.