Daftar isi
Sebagai bangsa Indonesia, pernahkah kita bertanya mengapa negara kita dinamakan Indonesia? Apakah memang sudah dari “sana”-nya negara kita bernama Indonesia?
Untuk mengetahuinya, berikut disajikan artikel yang mengulas secara singkat tentang asal usul nama Indonesia.
Istilah Indonesia sejatinya berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu indus yang berarti Hindia dan nesos yang berarti pulau. Dengan demikian, secara etimologis, Indonesia berarti kepulauan Hindia.
Kepulauan Hindia yang dimaksud pengertian secara etimologis di atas merujuk pada negara kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia yakni Indonesia.
Kawasan negara kepulauan ini memiliki beberapa nama, di antaranya adalah sebagai berikut.
Nama Indonesia sendiri baru muncul sekitar pertengahan tahun 1800an. Berikut adalah kronologisnya.
Dalam artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations yang dimuat dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) volume IV, G.S.W Earl menawarkan dua nama untuk Kepulauan Hindia.
Kedua nama tersebut adalah Indunesia atau Malayunesia. Alasannya karena nama Hindia dinilai tidak tepat, membingungkan, dan dapat tertukar dengan nama India yang lain.
Earl sendiri lebih memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) karena dinilai sangat tepat untuk ras Melayu yang mendiami wilayah ini. Alasan lainnya adalah karena bahasa Melayu digunakan di seluruh wilayah kepulauan ini.
Dalam jurnal yang sama, J.R Logan melalui artikelnya berjudul The Ethnology of the Indian Archipelago menyatakan bahwa istilah Indian Archipelago atau Kepulauan Hindia terlalu panjang dan membingungkan.
Karena itu, Logan memilih nama Indunesia yang tidak digunakan Earl dengan mengganti huruf u dengan huruf o, sehingga nama untuk wilayah Kepulauan Hindia adalah Indonesia.
Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam setiap karya ilmiahnya. Hingga akhirnya, nama “Indonesia” menjadi akrab di teling para ahli di bidang etnologi dan geografi.
Adolf Bastian (1826-1905), seorang guru besar etnologi di Universitas Berlin, Jerman menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel.
Buku yang berjumlah lima volume ini berisi hasil penelitiannya selama mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda.
Orang Indonesia pertama yang menggunakan istilah “Indonesia” untuk merujuk pada negara Kepulauan Hindia adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Beliau menggunakan nama Indonesische Persbureau ketika mendirikan biro pers di Belanda.
Prof. Cornelis van Vollenhoven menggunakan nama Indonesische pengganti Indisch atau Hindia. Bersamaan dengan hal tersebut, nama inlander atau pribumi diganti menjadi Indonesiër atau orang Indonesia.
Atas inisiatif Mohammad Hatta, nama organisasi pelajar dan mahasiswa di Rotterdam, Belanda yaitu Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia.
Selain itu, majalah yang diterbitkan oleh organisasi ini yang bertajuk Hindia Poetra juga berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Di tahun ini, dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club. Ditahun ini pula Partai Komunis Hinda berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia.
Jong Islamieten Bond membentuk organisasi kepanduan yang bernama National Indonesische Padvinderij (Naptipij).
Pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, nama Indonesia digunakan sebagai nama resmi untuk tanah air, bangsa, dan bahasa yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad yaitu Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Mosi tersebut menyatakan bahwa agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”.
Seiring dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, negara Republik Indonesia lahir sekaligus menjadi nama resmi kenegaraan hingga kini.