Daftar isi
Sebagai bangsa Indonesia, pernahkah kita bertanya mengapa negara kita dinamakan Indonesia? Apakah memang sudah dari “sana”-nya negara kita bernama Indonesia?
Untuk mengetahuinya, berikut disajikan artikel yang mengulas secara singkat tentang asal usul nama Indonesia.
Pengertian
Istilah Indonesia sejatinya berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu indus yang berarti Hindia dan nesos yang berarti pulau. Dengan demikian, secara etimologis, Indonesia berarti kepulauan Hindia.
Kepulauan Hindia yang dimaksud pengertian secara etimologis di atas merujuk pada negara kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia yakni Indonesia.
Kawasan negara kepulauan ini memiliki beberapa nama, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Nan-hai atau Kepulauan Laut Selatan adalah nama yang diberikan bangsa Tionghoa merujuk pada negara kepulauan yang terletak di Laut Selatan
- Dwipantara atau Kepulauan Tanah Seberang adalah nama yang diberikan bangsa India merujuk pada negara kepulauan yang terletak antara muara Sungai Gangga dan Samudra Teduh (Samudra Pasifik). Dwipantara sendiri merupakan kata dalam bahasa Sansekerta yaitu dwipa yang berarti pulau dan antara yang berarti luar atau seberang. Disebutkan pula bahwa di sinilah letak Suwarnadwipa atau Pulau Emas (Pulau Sumatera sekarang) yang menjadi lokasi pencarian Sinta yang diculik Rahwana dalam kisah Ramayana
- Nusantara adalah istilah yang tercantum dalam Prasasti Gunung Wilis (1269 M) merujuk pada negara kepulauan yang terletak antara Pulau Nicobar dan Pulau Bismark yang menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Singasari di Jawa Timur.
- Nuswantara atau pulau-pulau Majapahit yang berada di luar yang telah dikuasai dan bersahabat dengan Kerajaan Majapahit. Mahapatih Gajah Mada menyebutnya dengan Mandala Nuswantara.
- Nusa Tamara adalah istilah lain untuk Nusantara menurut Sejarah Melayu.
- Sadwipantara, Degantara, atau Digantara adalah istilah lain untuk Musantara Majapahit yang tercantum dalam tulisan Camunda (1332 M).
- Jaza’ir al-Jawi atau Kepulauan Jawa adalah nama yang diberikan bangsa Arab merujuk pada negara kepulauan yang merupakan penghasil luban jawi atau kemenyan jawa yang berasal batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra.
- Indian Archipelago adalah nama yang diberikan John Crawfurd untuk Nusantara yang berarti gugusan kepulauan di sebelah timur Sungai Gangga. Indian archipelago juga merujuk pada wilayah lautan dengan pulau-pulau didalamnya atau benua kepulauan.
- Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien atau Kepulauan Hindia atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales) diberikan oleh bangsa-bangsa Eropa merujuk pada negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara atau Hindia Belakang
- Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais atau Kepulauan Melayu
- Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda adalah nama yang diberikan Belanda merujuk pada unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda di kawasan Asia Tenggara
- To-Indo atau Hindia Timur adalah nama yang diberikan oleh bangsa Jepang merujuk pada negara kepulauan di kawasan Asia Tenggara yang merupakan wilayah pendudukan Jepang
- Insulinde atau kepulauan Hindia adalah nama yang diberikan Eduard Douwes Dekker (1820-1887)
- Gugusan Kepulauan Austronesia adalah nama yang diberikan oleh Peter W. Schmith merujuk pada pulau-pulau di selatan yang membentang dari Madagaskar hingga Pulau Paskah
- Indrajaya atau Indonesia Raya di Antara Jalan Silang Dunia adalah sebutan untuk negara kepulauan Indonesia yang diberikan oleh Prof. Dr. ST. Munadjat Danusaputro, SH karena posisinya di antara jalan silang transportasi dan komunikasi dunia
Kronologi Nama Indonesia
Nama Indonesia sendiri baru muncul sekitar pertengahan tahun 1800an. Berikut adalah kronologisnya.
Tahun 1850
Dalam artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations yang dimuat dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) volume IV, G.S.W Earl menawarkan dua nama untuk Kepulauan Hindia.
Kedua nama tersebut adalah Indunesia atau Malayunesia. Alasannya karena nama Hindia dinilai tidak tepat, membingungkan, dan dapat tertukar dengan nama India yang lain.
Earl sendiri lebih memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) karena dinilai sangat tepat untuk ras Melayu yang mendiami wilayah ini. Alasan lainnya adalah karena bahasa Melayu digunakan di seluruh wilayah kepulauan ini.
Dalam jurnal yang sama, J.R Logan melalui artikelnya berjudul The Ethnology of the Indian Archipelago menyatakan bahwa istilah Indian Archipelago atau Kepulauan Hindia terlalu panjang dan membingungkan.
Karena itu, Logan memilih nama Indunesia yang tidak digunakan Earl dengan mengganti huruf u dengan huruf o, sehingga nama untuk wilayah Kepulauan Hindia adalah Indonesia.
Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam setiap karya ilmiahnya. Hingga akhirnya, nama “Indonesia” menjadi akrab di teling para ahli di bidang etnologi dan geografi.
Tahun 1884
Adolf Bastian (1826-1905), seorang guru besar etnologi di Universitas Berlin, Jerman menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel.
Buku yang berjumlah lima volume ini berisi hasil penelitiannya selama mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda.
Tahun 1913
Orang Indonesia pertama yang menggunakan istilah “Indonesia” untuk merujuk pada negara Kepulauan Hindia adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Beliau menggunakan nama Indonesische Persbureau ketika mendirikan biro pers di Belanda.
Tahun 1917
Prof. Cornelis van Vollenhoven menggunakan nama Indonesische pengganti Indisch atau Hindia. Bersamaan dengan hal tersebut, nama inlander atau pribumi diganti menjadi Indonesiër atau orang Indonesia.
Tahun 1922
Atas inisiatif Mohammad Hatta, nama organisasi pelajar dan mahasiswa di Rotterdam, Belanda yaitu Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia.
Selain itu, majalah yang diterbitkan oleh organisasi ini yang bertajuk Hindia Poetra juga berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Tahun 1924
Di tahun ini, dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club. Ditahun ini pula Partai Komunis Hinda berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia.
Tahun 1925
Jong Islamieten Bond membentuk organisasi kepanduan yang bernama National Indonesische Padvinderij (Naptipij).
Tahun 1928
Pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, nama Indonesia digunakan sebagai nama resmi untuk tanah air, bangsa, dan bahasa yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Tahun 1939
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad yaitu Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Mosi tersebut menyatakan bahwa agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”.
Tahun 1945
Seiring dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, negara Republik Indonesia lahir sekaligus menjadi nama resmi kenegaraan hingga kini.