Daftar isi
Manusia adalah mahkluk sosial yang tak mungkin dapat hidup tanpa manusia lain, itulah mengapa tercipta hubungan sosial. Setiap manusia akan melakukan interaksi sosial, karena melalui interaksi tersebut manusia dapat terhubung, baik antar individu, individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, itulah mengapa tidak mungkin manusia tidak melakukan interaksi sosial di dalam kehidupannya. Erving Goffman, seorang ahli sosial, mengatakan bahwa sebuah masyarakat terbentuk karena ada interaksi di antara anggota di dalam masyarakat.
Interaksi sosial adalah sebuah tindakan secara praktis, tindakan sosial tersebut bisa dikatakan sebagai interaksi sosial jika 2 syarat berikut terpenuhi, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial sendiri terbagi 2 macam, yaitu yang bersifat primer artinya kontak langsung atau tatap muka dan sekunder, yaitu seperti telepon, SMS atau surat elektronik.
Interaksi sosial di dalam masyarakat dapat dikategorikan ke dalam 3 bentuk interaksi, yaitu interaksi asosiatif, disosiatif dan akomodatif. Berikut kita akan membahas tentang interaksi asosiatif beserta contoh interaksinya.
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang memiliki tujuan positif, secara singkat bentuk interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi sosial yang bertujuan baik. Ada 4 bentuk interaksi sosial asosiatif, berikut penjelasannya beserta contoh interaksinya.
Kerja sama adalah bentuk interaksi sosial yang paling umum dilakukan banyak individu maupun kelompok. Bentuk interaksi ini dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan meringkankan sebuah pekerjaan.
Contoh sehari-hari yang mudah kita temui misalnya gotong royong warga kampung membersihkan lingkungan. Contoh lain kerja sama di dalam keluarga misalnya pembagian tugas pekerjaan rumah tangga, ayah yang menyapu halaman, anak-anak mencuci dan membersihkan ruang tamu sementara ibu menyiapkan makan malam.
Bentuk lain dari interaksi sosial asosiatif yaitu akomodasi, akomodasi merupakan penyesuaian yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok yang bertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan baik yaitu untuk menciptakan hubungan sosial yang lebih baik, seimbang dan sesuai dengan norma sosial.
Akomodasi terbagi menjadi beberapa macam jenis, antara lain:
Ajudikasi merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan konflik sosial yang diakibatkan adanya perselisihan, bisa perselisihan antar individu maupun perselisihan antar kelompok. Contoh Ajudikasi misalnya penyelesaian kasus perceraian dan kasus pencemaran nama baik.
Arbitrase adalah cara penyelesaian konflik yang diselesaikan oleh pihak ke tiga yang akhirnya menghasilkan keputusan yang tidak dapat diganggu gugat oleh dua pihak yang berselisih. Dalam hal ini, pihak ke tiga adalah pihak yang terkuat.
Contoh arbitrase yang paling mudah di lingkungan sekolah adalah hukuman atau skorsing yang diberikan oleh guru BK kepada dua murid yang memiliki konflik atau berselisih.
Kompromi juga merupakan bentuk interaksi sosial asosiatif, kompromi adalah usaha untuk mencapai kesepakatan anatara dua pihak yang berselisih.
Contoh kompromi misalnya kompromi antar dua desa yang mempermasalahkan aliran irigasi, yaitu dengan membangun fasilitas bersama agar ke dua desa mendapatkan aliran yang sama derasnya.
Konsiliasi adalah sebuah cara untuk menyelesaikan perselisihan antar dua pihak atau lebih dengan melibatkan pihak yang netral, pihak yang netral disebut dengan konsiliator. Konsiliasi bertujuan mencari penyelesaian dan persetujuan agar pihak-pihak yang berselisih mendapatkan keinginannya.
Contohnya, konsiliasi antara penduduk kampung yang tempat tinggalnya digusur oleh pemerintah dengan tujuan membangun jalan tol. Pemerintah dan warga yang terdampak menandatangai persetujuan tertulis yang menyatakan pemerintah membeli tanah warga dengan harga yang sudah disepakati kedua belah pihak, dengan dibantu oleh konsiliator.
Mediasi adalah sebuah cara penyelesaian konflik yang melibatkan pihak ke tiga yang bersifat netral, meskipun mirip dengan arbitrase, namun dalam hal ini pihak ke tiga, yaitu mediator tidak memiliki kekuatan atau netral.
Contoh mediasi ini misalnya penyelesaian konflik Gerakan Aceh Merdeka dan pemerintah Indonesia yang di mediasi oleh pihak ke tiga yaitu Swedia.
Stalemate adalah penyelesaian konflik antara dua pihak yang berselisih dengan menghentikan konflik dengan sebab adanya sebuah peristiwa tertentu yang lebih besar. Contohnya adalah berakhirnya perang antara blok barat dan blok timur di sekitar awal tahun 1990.
Toleransi adalah sikap yang sudah diajarkan sejak dini di masyarakat Indonesia, tak hanya menjadi sikap tiap-tiap individu, sebenarnya toleransi sendiri adalah sebuah bentuk dari interaksi sosial asosiatif.
Contohnya sangat mudah kita jumpai dalam masyarakat kita, karena toleransi sudah menjadi budaya, simbol serta menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Menyediakan fasilitas ibadah di mall, gotong royong di kampung membantu tetangga yang sedang berduka, tanpa melihat agama, ras dan golongannya.
Akulturasi adalah interaksi sosial asosiatif di masyarakat berkaitan dengan penerimaan unsur baru yang menjadi sebuah budaya, namun tidak menghilangkan unsur budaya yang lama.
Misalnya saja arsitektur masjid yang modern dan minimalis, meskipun memiliki gaya bangunan yang modern namun tidak menghilangkan unsur utamanya.
Berbeda dengan akulturasi, interaksi sosial ini menghadirkan budaya atau unsur yang baru, namun menghilangkan ciri khas budaya lama dan membentuk kebudayaan yang baru.
Contohnya adalah pernikahan sesama etnis Cina yang lahir di negara Amerika. Meskipun suami dan istri berasal dari etnis yang sama, namun karena mereka lahir dan besar di budaya Amerika maka kebiasaan, budaya di dalam keluarga dan pola pengasuhan mereka kepada anak-anaknya sudah tidak terhubung dengan budaya Cina.